30 Desember 2014

Rahasia Ramuan Ajaib, Novel Ke 4 Mbak Alma

Menjelang akhir tahun 2014, karya terbaru mbak Alma berjudul Rahasia Ramuan Ajaib kembali dirilis. Ini terbitan ketiga Tiga Ananda Tiga Serangkai setelah 2 karya sebelumnya berjudul Hadiah Dari Papa (Kumcer 2012) dan Namaku Bukan Si Kribo (Kumcer 2014).

Novel terbitan Tiga Serangkai bergenre non fiksi yang memang mengandalkan imajinasi anak. Maraknya film atau sinetron fiksi di televisi dan bioskop rupanya menjadi dorongan imajinasi mbak Alma. Novel ini berbeda jauh dengan 3 novel sebelumnya. 3 novel sebelumnya berjudul Are You OK Grand Ma (Bentang Belia), The Little Queen (PCPK) dan London OMG (PCPK). Bahkan London OMG cetak ulang 2 kali.

Bagi anak-anak yang menyukai film-film atau cerita imajiner, buku ini layak dijadikan hadiah atau bacaan yang menarik. Petualangan Chinmi menghindari Ulawu yang sukanya merebut harta peri lain menjadikan dibeberapa halaman penuh ketegangan. Novel ini menceritakan konflik peri-peri kecil serta menyuguhkan keteladanan sikap yang baik.

Alhamdulillah hingga kini mbak Alma terus berkarya tanpa henti. Kini novel ke 4 sudah resmi bisa diperoleh di toko buku terdekat baik Gramedia, Gunung Agung maupun Toga Mas. Hal ini membuktikan bahwa dirinya memang penulis berbakat yang karyanya selalu rutin keluar di tahun ketiganya berkarya. Karya ini merupakan buku ke 9 perempuan yang bersekolah di MTSN 01 Surakarta itu.

Semoga keluarnya karya ini menambah motivasi dan semangat berkaryanya tidak berhenti. Kekuatan novelnya selain pada originalitas cerita, namun juga pada kekuatan cerita. Artinya setiap karya mbak Alma menyuguhkan kejutan-kejutan yang sulit di prediksi.

Segera miliki bukunya ya teman-teman

Touring Ke Indrayanti, Perjalanan Panjang Pertama Mas Afin

Sudah lama kami tak bermain di pantai. Mungkin lebih dari 4 tahun dan waktu itu kami bermain di pantai Cilacap. Lumayan bersih dan segar ditambah waktu pagi hari menjadikan hawa terasa sejuk. Beberapa waktu lalu kami mendengar Indrayanti, sebuah pantai yang ada di Gunung Kidul dengan alamnya yang eksotik ditambah berpasir putih.

Sejak awal liburan mas dan mbak sudah merengek kesana namun ada agenda lain yang menjadikan perjalanan ke Indrayanti belum dilakukan. Pakde Bambang sebenarnya juga sreg berlibur kesana cuma tidak hari Sabtu-Minggu sebab ada pengajian. Nah mumpung liburan lumayan lama, kami berniat ke sana. Start bukan dari Solo namun dari rumah mbah.

Papa sih yakin tahu jalan meski cuma dari bertanya ke tetangga yang sudah melakukan perjalanan kesana. Sepertinya dari mbah Klaten tidak jauh. Minggu pagi, pukul 05.30 semua sudah bersiap-siap namun kendaraan keluar rumah sekitar pukul 07.00. Tak lama setelah melewati Kota Wonosari, rintik hujan mulai turun sementara tak ada yang tahu masih berapa lama perjalanan.

Rupanya hingga sampai lokasi, hujan tak berhenti bahkan tambah deras. Mas, mbak, dik Adhan serta mas Evan nekad nyemplung pantai berbasah ria. Sedang mama pakai jas hujan dan papa berbalut jaket yang sepertinya sih sudah kuyup. Menginjak ke Indrayanti pukul 10.00 dan lumayan ramai. Maklum liburan sekolah.

Pukul 12.00 kami bersiap pulang sebab hujan tak kunjung reda, pengunjung makin banyak. Sungguh tak nyaman rasanya. Padahal banyak titik pengambilan gambar yang cukup eksotis. Padatnya pengunjung tak memungkinkan. Tak jauh meninggalkan Indrayanti, kendaraan mas Afin mengalami insiden yang untungnya mama dan mas Evan tidak apa-apa.

Sama seperti berangkat, pulang diiringi rintik hujan hingga masuk rumah. Kami sempat berhenti 3 kali saat pulang yakni makan siang, di Masjid dan di Pom Bensin. Jarak tempuh sekitar 70 km dan mas merasa berat menyusuri jalanan ke Indrayanti.

29 Desember 2014

6 Kali Perjalanan Dalam 7 Hari

Selama 7 hari terakhir setidaknya papa, mbak Alma dan dik Adhan melakukan perjalanan yang lumayan panjang. Dimulai dari hari Selasa, 23 Desember pagi subuh kami bertiga melakukan perjalanan ke Pekalongan. Alhamdulillah jadual kereta lancar baik dengan Kalijaga (Solo - Semarang) maupun Kaligung Mas (Semarang - Pekalongan).

Dijemput om sama bulik di stasiun tidak langsung pulang, melainkan berburu gulai ke arah utara terminal bus Pekalongan. Siang hingga malam istirahat dirumah mbah. Esoknya Rabu 24 Desember, om mengajak kami ke Brebes, nengok eyangnya Yoga sekalian wisata ke pemandian. Namun jaraknya hhhmmm lumayan juga. Sampai di kolam renang Purwahamba Indah Tegal sudah pukul 16.20 WIB, sore.

Secara kalkulasi, berangkat jam 08.00 tiba dirumah kembali ya jam 20.00. Kamis, 25 Desember tidak kemana-mana kebetulan ada pakde Heri Tegal dan rombongan keluarga Semarang (Om Tavip), keluarga Cilacap (Om Yahya), Keluarga Sragi (Om Nanok) dan bulek diah. Jum'at 26 Desember kami pulang ke Solo.


Tiket Kaligungmas masih didapat namun setiba di Poncol Semarang, tiket Kalijaga ludes. Papa berusaha mendapatkan tiket, tapi nihil. Pilihan satu-satunya ya naik bus sebab kereta lain akan lewat malam dari Jakarta serta tiketnya Rp 100 ribuan lebih. Dari Poncol dengan taksi ke Kaligawe nunggu bus jurusan Solo. Untung dapat bus Safari yang nyaman, cuma larinya kenceng banget.

Sabtu, 27 Desember jelang sore kami berlima berangkat ke Klaten dengan berkendara motor. Disana sudah ada mbak Reres, mas Evan dan Bude Endah. Minggu, 28 Desember sekitar pukul 07.00 kami berenam (sama mas Evan) berkendara ke Pantai Indrayanti di Gunungkidul. Perjalanan sejauh 70 km an ditempuh ya setidaknya 90 menit. Tak lama disana, siang kami pulang sebab seharian hujan.

Senin, 29 Desember pagi pukul 08.00 kami kembali lagi ke Solo. Liburan yang belum lama namun perjalanan yang dilakukan mbak Alma dan dik Adhan lumayan padat. Hmmmm alhamdulillah mereka tetap sehat dan baik.

27 Desember 2014

Tiket Habis, Ya Naik Bus

Ini merupakan pengalaman pertama dik Adhan naik bus. Papa sudah was-was adik bakalan rewel. Ya dibandingkan perjalanan dengan bus tentu masih nyaman naik kereta. Cuma kalau tiket tidak dapat, jangankan tempat duduk wong masuk stasiun saja sudah tidak bisa. Ceritanya, Jum'at 26 Des memang jadual pulang dari Pekalongan.

Dengan diantar om, bulek dan dik Yoga ke stasiun rupanya terlihat sepi. Bahkan tidak seperti hari biasanya meskipun ini musim liburan sekolah, jelang akhir pekan dan sehari setelah libur Natal. Bagi papa agak aneh saja karena seharusnya antrean tiket agak banyak.

Sewaktu beli tiket, papa coba akses tiket Kalijaga dan dijawab habis. Cuma pelayan bilang kemungkinan di Poncol masih disediakan. Didalam kereta, orang yang duduk di depan kami rupanya juga mau ke Solo dan sudah beli tiket 4 hari lalu. Waduh rupanya pembelian tiket jauh-jauh hari sudah diberlakukan. Papa meminta mama cek apakah masih atau tidak tiketnya.

Dari situs PT KAI, tiket Kalijaga 2 hari terakhir (25 dan 26 Des) memang sold out alias ludes. Harapan papa tinggal di loket Poncol, semoga ada tambahan kereta. Namun itu semua tinggal harapan dan tidak ada satupun tiket tersisa. Tidak mungkin menginap dan besok baru menuju Solo sebab akan menghabiskan waktu saja.

Alternatif lain ya naik bus. Kami kemudian menumpang taksi ke Kaligawa, jalur bus arah Solo melintas. Alhamdulillah masih cukup banyak tempat meski untuk kami bertiga agak sempit ditambah bawaan 2 barang yang lumayan gede. Mbak sama Adik tertidur pulas hingga masuk Boyolali mereka mulai terjaga. Kata mbak, sebenarnya nyaman hanya bus melaju bergoyang sehiungga sempat muntah sekali.

25 Desember 2014

Brebes, Dilanjut Renang Ke Purwahamba Indah Tegal

Kadang mengatur waktu liburan tidak mudah. Selain berkaitan dengan saudara lain, juga menyesuaikan jadual mama papa. Termasuk liburan kali ini yang tidak mudah mengaturnya. Dik Yoga juga sudah punya jadual setelah tanggal 28 Des. Disisi lain, mas Evan sudah hadir di Klaten. Akhirnya mbak, dik Adhan dan papa liburan ke pekalongan berangkat Selasa 23 Des.

Karena naik kereta, dik Adhan mudah dibangunkan. Mas Afin tidak ikut wong masih masuk sekolah hingga tanggal 27 Des. Biasa, anak kelas IX mendapat tambahan jam sekolah. Meski padat, kereta Kalijaga tidak penuh amat. Perjalanan lancar hingga sampai Poncol. Mudahnya lagi, tiket Kaligung Mas sudah terbeli sejak dari Purwosari. Makanya tidak begitu tergesa nyari tiket lagi.

Perjalanan dengan Kaligung Mas juga lancar hingga dijemput om tepat waktu. Seperti biasa, bulek sudah menyiapkan baju buat mbak Alma. Namun rupanya terlalu pendek karena menurut bulek masak ukurannya sudah sama dengan dirinya. Pun dik Adhan mendapat celana pendek yang dibuatkan mbah Uti. Malam hari, mereka bermain bersama dik Yoga dan dik Naya.

Rabu pagi, om mengajak pergi ke Brebes tempat eyangnya Yoga. Cukup jauh apalagi jelang Natal sehingga dibeberapa titik mengalami kemacetan. Setelah papa sama om urusan di Brebes selesai, kamipun pulang. Di Tegal, anak-anak berenang dulu di Purwahamba Indah. Untungnya cuaca cerah sehingga air tidak terlalu dingin. Tempatnya relatif sepi cuma sayangnya air agak kotor.

Sebentar kemudian kami beranjak pulang. Begitu selesai mandi, adik sudah bilang lapar dan minta makan soto. Waduh, di Pekalongan agak susah cari Soto nih lagian rasanya belum tentu seperti yang ada di Solo. Untung om mencarikan di Pemalang ada sop yang lumayan. Walau agenda padat, dik Adhan yang sebelum berlibur badan sempat panas Alhamdulillah selama liburan baik-baik saja.

21 Desember 2014

Terima Raport Sendiri-sendiri

Penerimaan rapor seringkali terjadi bersamaan, ya mas atau mbak. Namun semester ganjil ini rupanya sendiri-sendiri. Entah apa karena Kurikulum 2013 yang jadi pembelajaran sejak Juli hingga Desember ini ditunda (jadi guru bingung buat raportnya) atau faktor lain. Kebanyakan sekolah menerima rapor ya sabtu kemarin (20 Desember 2014).

Kenyataannya MTSN 01 Surakarta menerima rapor ketika sudah masuk sekolah (5 Januari). Untuk dik Adhan, sudah menerima rapor bersama teman-temannya Sabtu. Bila dilihat hasil karyanya ya begitulah. Dulu mas Afin juga hampir sama dengan dik Adhan. Kan anak TK masih banyak fokus ke motorik kasar, sedang mas sama dik Adhan motorik kasarnya tidak cukup bagus.

Rencananya sih habis TK A ini adik mau langsung SD tetapi mama dan papa masih melihat berbagai pertimbangan. Ini juga saat persiapan bagi mas untuk naik jenjang ke SMA. Cuma memang masih perlu didorong semangat belajarnya. Tidak mudah rupanya menyadarkan agar target diri sendiri harus ada sehingga jelas rencana capaian.

Namanya juga mas Afin, masih suka ngasal termasuk ketika ditegur papa mengenai mata pelajaran matematika mbak Alma yang tak bisa dikerjakannya. Saat diminta untuk ngajari malah berdalih karena tidak les. Mama papa gampang saja carikan tempat les, cuma beban mas tiap hari sudah berat. Maksudnya supaya tidak berat banget.

Eh jawabannya malah begitu. Yang jelas di 2 minggu sejak didaftarkan les baru digunakan sekali untuk mendalami materi. Itu pun yang membuatkan janji mama bukan kebutuhan dirinya sendiri. Entah apa segera berubah atau tidak sikapnya.

15 Desember 2014

Hafidz Nur, Sahabat Karib Mas Afin Wafat Mendadak

Hari Jum'at (12 Desember) menjelang siang. Kebetulan mas Afin sudah sampai rumah. Telpon berdering dan rupanya dari teman SD Mas Afin, Aldisha. Dia mengabarkan bahwa Hafidz Nur, sahabat karib mas sejak SD meningga dunia pagi tadi. Serasa ga percaya, mas cek via fb dan benar ada banyak ucapan bela sungkawa di dinding fb Hafidz.

Mama menyarankan mas menghubungi teman SDnya untuk diajak takziah. Habis Jum'atan mama papa meluncur duluan ke Gawok, layat. Tak berselang lama, mas bareng Rizqi sampai. Cukup banyak yang layat terutama dari MTSN 02 Surakarta. Tampak juga guru-guru dan beberapa alumni SD DJI. Mama papa tak bertanya banyak ke bapak ibunya Hafidz, tidak kuat.

Nampaknya mereka kuat menghadapi ujian itu. Bapak dan ibu Hafidz menunggui jenazah diantara takziyin yang menyolatkan. Adiknya dihibur oleh keluarga lain di teras rumah dan kakaknya terus menyambut pelayat yang seperti tak henti datang. Meski mendung berat dan sedikit rintik hujan, namun tak sampai membuat pelayat bergeser.

Banyak kenangan dalam keluarga kami dengan Muhammad Hafidz Nur Mufidz. Sejak SD sudah tak terhitung menginap dirumah. Tidak hanya itu, kadang kami makan malam diluar bersama, sahur atau buka diwarung, ada acara mbak di Jogya Hafidz juga ikut. Bahkan pernah menginap di mbah Klaten juga Hafidz ikut kesana.

Sehari kemudian, kakak Hafidz datang membawakan mangga yang dipetik Hafidz untuk diberikan pada mas Afin sama Adrian. Ya Allah, rasanya baru kemarin dan bayang-bayang dirinya masih lekat dirumah kami. Selamat jalan nak, doa kami menyertaimu. Smg kami semua yang ditinggalkan selalu menjaga amal baik dan mas Afin mampu mencontoh perilaku baikmu.

11 Desember 2014

Moment Menjelang Tidur Yang Ngangeni

Bener, mereka sudah tumbuh makin besar. Tidur sudah sendiri tidak mau dikeloni lagi meski papa sering pengen ngeloni mereka seperti dulu. Mas sama mbak sudah punya kamar sendiri, tidur sendiri dan mengatur kamarnya sendiri. Hanya untuk mbak kalau mau tidur kadangkala ditemeni diluar sembari menonton televisi. Biasanya mas nemeni sambil nonton Mahabharata.

Nggak tahu akan sampai kapan minta ditemani termasuk mas yang kelihatannya tidak ditunggui. Soalnya tidur dibawah sedangkan mbak tidur dilantai atas. Sedangkan si kecil masih saja bareng sama mama papa. Papa beberapa kali boleh ngeloni adik.


Menemani tidur meski ada dukanya seperti lelah ngipasi, isik-isik (menggesek tangan pada punggung), mijeti tapi kepuasan batin tidak tergantikan apapun. Sampai sekarang sebenarnya pengen tetap menemani tidur mereka. Sayangnya sekarang pada tidak mau. Ya mau bagaimana lagi terutama mbak Alma yang benar-benar menolak tidak mau dikeloni.

Bagi papa proses menemani tidur sering dijadikan saat dekat dengan anak-anak. Ditanya berbagai hal, mengobrol dan bicara apapun hingga mereka mengantuk. Menjelang tidur banyak hal yang diceritakan dan inilah saat yang luar biasa dekat dengan mereka. Entahlah kapan bisa menemani mereka menjelang tidur. Dik Adhan sering habis Isya mengobrol bareng papa dikamar tapi bukan jelang tidur.

07 Desember 2014

Lekas Sembuh Ya Nak

Entah apa sebabnya, habis maghrib adik tiba-tiba muntah sesaat kemudian BABnya cair. Badan mulai panas dan rewel. Padahal seharian tadi tidak ada masalah apalagi sebelumnya Minggu kami bermain di Car Free Day. Malamnya kembali muntah dan BAB, hingga tidurnya tidak nyenyak disertai demam lumayan tinggi dan membuat mama tidak bisa istirahat.

Pagi, kami pergi ke Puskesmas untuk memeriksakan adik. Kata dokter, kemungkinan terkena diare apalagi sedang pergantian musim serta banyak lalat. Yang tidak biasa, disela-sela tidurnya sering terbangun dan marah-marah, membentak, gelisah, pindah posisi tidur dan lainnya. Tapi panasnya sudah mulai turun ke 38'.

Tetap saja yang namanya mama tidak merasa nyaman. Jum'at sore, kami pergi ke dokter keluarga dan berdasar hasil diagnosanya kemungkinan ususnya ada yang luka. Dokter memberi obat dan obat dari Puskesmas ada yang masih dilanjutkan. BAB masih encer namun muntahnya mulai berkurang.

Kami merangsang adik agar lekas sembuh dengan berjanji memberinya es krim. Dianya sih semangat banget. Cuma cara makannya memang ada yang berubah. Mengunyah makannya males banget, paling 5-7 kali eh makanan itu ditelan. Apalagi kalau makan pisang. Alhamdulillah hari Minggu sudah mulai ceria sehingga Senin semoga bisa bersekolah.

05 Desember 2014

Guruku Minta Bahan Cerita Mendadak, Tapi Aku Rapopo

Menjadi penulis memang mengasyikkan dan membuat diri bisa berkembang. Bisa mengamati banyak hal yang seringkali menjadi sumber inspirasi tulisan. Menjelajah buku sungguh daya tariknya luar biasa yang kadang disertai dengan "misteri" atau arah cerita. Hmmmmh... itu baru cerita atau novel anak yang sering kubaca.

Namun ada kalanya ada tugas mendadak diberikan pada kita. Dulu sewaktu SD, pernah diminta mewakili SD dan Alhamdulillah menang. Kalau enggak bisa malu karena waktu itu sudah terbit buku ketiga. Saat kelas VIII ini tiba-tiba seorang guruku menemuiku ke kelas. Bayangkan coba, kenapa ga dipanggil ke kantor aja sih kan kadang ga enak tahu....

Di kelas dengan beberapa teman pak Mansyur menanyakan apakah aku punya stok cerita panjang atau pendek tidak. Kalau masih ada disuruh dibawa ke sekolah sebab ada kakak kelasku yang bertanggung jawab atas rubrik di majalah sekolah belum nyetor. Takutnya sampai deadline ga ada cadangan kali yah. Aku sih seneng aja dan langsung ku jawab ada.

Sampe dirumah, lepi aku ubek-ubek untuk kucari dokumen. Ahh stok yang ada ga begitu menarik makanya aku buat yang baru dan versi lumayan panjang. Abis kalo cerpen koq kayaknya gimana ya, udah terbit 8 buku masak nyetornya yang cerpen?

Ada beberapa stok sih, biasa karena suka tantangan lebih baik buat baru. Mama papa malah tanya, apa ada waktu? Sebab besok dikumpulin. Sejak pulang sekolah sudah ku kerjakan hingga malam. Mandi, makan, sholat adalah waktu istirahatku. Alhamdulillah akhirnya cerita selesai aku susun. Aku sih yakin memenuhi syarat pak Mansyur. Cuma belum di konfirmasi lolos apa tidak.

Template by:

Free Blog Templates