29 Mei 2014

Rasa Kangen Mama, Mas Afin dan Mbak Alma Terbayar

Stasiun merupakan tempat favourite dik Adhan selain tentunya rel, palang kereta, penanda kereta, berbagai jenis kereta. Tiba di stasiun yang diamati adakah kereta disana, nama kereta, kenapa lewat jalur 1 bukan jalur 2, lokomotif terbalik, perjalanan kemana dan puluhan tanya lain.

Di Stasiun Poncol, kegembiraan adik bertambah saat melihat kereta silih berganti datang.

Pertama melewati depo yang terparkir beberapa kereta dan lokomotif. Lantas ada kereta putih kecil yang sepertinya bakal digunakan siswa sekolah kereta, kemudian masuk kereta kontainer, disusul KA Blora Jaya dan terakhir Kalijaga. Pergantian lokomotif turut menyita konsentrasinya. Semua kereta yang ada mampu dihapal secara jelas.

Menjelang pukul 08.30, papa mengajak dik Adhan masuk Kalijaga. Perjalanan pulang ke Solo kami nikmati dengan nyaman. Meski statusnya kereta ekonomi, lumayan ada AC dan penumpang tak penuh membuat adik bisa terlelap tidur. Pukul 12.15 sampai di Purwosari, sudah ada mama yang teramat sangat kangen menyambut adik dengan gendongan.

Dirumah, mas Afin dan mbak Alma berebutan memeluk melampiaskan rasa kangen pada adik kecil mereka.

28 Mei 2014

Kalau Rewel Pastinya Bukan Dik Adhan

Menjelang sore, om Febi mengajak jalan-jalan keluar. Di Mall, mereka berdua tak lama di mandi bola. Malah lalu lalang ke berbagai permainan serta mencoba-coba. Ah dik Adhan benar-benar menemani atau momong. Apa yang dimaui Naya diturutinya. Kakak yang baik.

Senin malam kami bersiap-siap packing karena Selasa kami harus kembali ke Solo.

Mbah Kakung sama mbah Uti terlihat masih kangen sama dik Adhan tetapi tak bisa apa-apa karena papa harus masuk kerja. Malam itu dik Adhan diminta tinggal di Jetak Lengkong, bersekolah disana. Ya karuan dik Adha  menolak.

Sama seperti saat berangkat, dik Adhan dibangunkan pagi langsung terbangun. Mandi, bersiap-siap lantas meluncur ke Stasiun diantar om Febi sama bulek Ucik. Dik Yoga dan dik Naya ga ikut karena dik Yoga mau bermain sepeda roda sementara dik Naya semalam tidur larut. Kasian kalo dibangunkan sejak pagi.

Sampai stasiun, papa langsung membeli tiket tidak hanya ke Semarang namun skalian tiket Kalijaga ke Solo untuk memudahkan tidak antri. Sepanjang perjalanan keceriaan dik Adhan dalam kereta terlihat. Bahkan makan pagi sebelum jam 7 didalam kereta.

27 Mei 2014

Teringat Mama Waktu Di Pekalongan

Dari stasiun kami njagong dulu di acara nikahan guru dik Yoga. Tak lama perjalanan dilanjutkan ke rumah simbah. Rupanya mbah kakung memang belum diberitahu sehingga begitu masuk, mbah terkejut. Dik Adhan sudah bermain-main dengan Naya yang saking asyiknya mereka berdua tidak tidur siang. Enaknya malam tidur tak terlalu larut, begitu habis mimik susu langsung dik Adhan terlelap.

Tengah malam tiba-tiba adik menjerit-jerit mencari mama nya. Sempat digendong papa keluar kamar dan dijelaskan bahwa mama di Solo tentu tak bakal ada mama dirumah mbah. Lalu tidur dikamar lagi. Paginya pas terbangun juga teringat mama. Untuk meredakan, papa ajak dik Adhan jalan-jalan berkendara.

Kejadian ini di konfirmasikan sama mama, rupanya memang malam itu mama terbangun dan kerja. Eh disela-sela kerja kepikiran dik Adhan, ya pantas si kecil merasa tidak nyaman serta mencari mamanya.

Senin pagi dik Adhan mengantar Naya sekolah, rupanya turut masuk kelas. Papa menghampiri untuk diajak ke tempat mbah Fah sama mbah Oh. Karuan Naya nangis kakaknya pergi sebelum sekolah berakhir. Dirumah mbah Fah sama mbah Oh tak bertahan lama maklum tidak ada teman. Sampai dirumah bermain sebentar kemudian dikeloni bobok siang.

26 Mei 2014

Papa Menemani Liburan Dik Adhan

Mumpung ada hari kejepit, papa ijin tidak masuk kantor sehari untuk mengunjungi simbah Pekalongan. Diajaklah dik Adhan untuk ke pekalongan meski hari Senin membolos sekolah. Mas Afin dan mbak Alma tidak ikut karena harus masuk sekolah. Pengen kami berangkat semua tetapi menjelang semesteran tentu tidak mungkin.

Naik kereta tentu sangat menyenangkan bagi dik Adhan. Hobinya saja sudah bermain kereta sehingga sejak jauh hari dik Adhan diberitahu. Konsekuensinya tidur tidak bisa nenen mama. Mendengar mau naik kereta, dik Adhan senang bukan kepalang. Dia menyanggupi bobo sama papa tanpa nenen.

Minggu pagi habis subuh dik Adhan dibangunkan untuk mandi serta siap-siap berangkat. Langsung terbangun dan bersiap-siap, sama sekali tidak rewel. Papa dan dik Adhan ke stasiun diantar mama. Didalam kereta, pertanyaan dik Adhan terus saja mengalir tanpa henti. Kami berangkat dari Purwosari memakai KA

Kalijaga. Penumpang tidak penuh sehingga bebas menaruh tas serta posisi duduk.

Pukul 08.25 tiba di Stasiun Poncol, rupanya KA Kaligung tujuan Tegal yang melewati Pekalongan sudah di jalurnya. Kami keluar membeli tiket kereta. Alhamdulillah antrian tidak panjang jadi tidak butuh waktu lama. Perjalanan ke Pekalongan lebih pendek dibanding dari Solo ke Semarang, hanya 1,5 jam kami sudah turun. Waktu itu pukul 10.30 dan menunggu di jemput bulek yang sudah diperjalanan.

12 Mei 2014

Mama dan papa berharap

Mama dan papa seperti kebanyakan orang tua lainnya, sayang sama anak-anak. Sejak mas Afin lahir, tidak pernah ada pembedaan perlakuan dengan yang lainnya. Saat masih hanya mas Afin sebagai anak, pasti kasih sayang mama papa ya cuma ke mas Afin. Itu jelas. Nah begitu dik Alma lahir, kasih sayang menjadi kepada 2 anak. Demikian pula dengan kehadiran dik Adhan, mama papa sayang sama kalian semua.

Tidak ada perbedaan perlakuan apapun baik ke mas Afin, mbak Alma maupun adik yang masih kecil, dik Adhan. Yang perlu anak-anak fahami, bentuk kasih sayang ke mas Afin, mbak Alma maupun dik Adhan tentu berbeda. Sekali lagi bentuknya, kalau besaran kasih sayangnya pasti sama. Tolong dimengerti, jadi bukan membeda-bedakan.

Misalnya saja soal uang saku. Untuk mbak dan mas akan sama namun beda dengan adik. Dia bakal mendapat uang saku bila sudah kelas 2 atau 3 SD. Karena mas dan mbak sudah besar, fasilitas yang diberikan tentu sesuai kebutuhan mas dan mbak. Namun tugas dan tanggungjawab dirumah juga berbeda. Adik sampe sekarang ya belum punya tugas serta tanggungjawab apapun.

Dengan memiliki tugas dan tanggungjawab, otomatis mama dan papa akan selalu mengingatkan. Jadi mengingatkan bukan menyuruh atau marah. Tugas dan tanggungjawab akan melatih kalian belajar akan banyak hal. Sebut saja tiap individu pasti memiliki kewajiban yang harus dilakukan, bertanggungjawab, peduli dengan sekeliling, dan akan membentuk jati diri yang baik terutama seiring bertambah besar dan kedewasaan kalian.

Sebenarnya mama papa bisa saja membiarkan semua apa yang mau kalian lakukan. Tetapi mama papa paham bila begitu justru menjerumuskan anak-anak. Ketika besar/dewasa tidak tahu tugas, tidak tahu tanggungjawab bahkan tidak tahu mengurusi diri sendiri. Tugas dan tanggung jawab itu akan kalian nikmati kelak. Yakinlah orang yang sukses itu bukan yang kaya raya saja tetapi tahu tugas dan kewajibannya.

11 Mei 2014

London OMG! Menarik Perhatian Media

Jum'at siang mama dikontak penerbit Noura Books yang menanyakan apakah benar ibunda Rawiyah Salma? Mama pun membenarkan. Mereka memberitahukan bahwa hari Sabtu bila bisa akan ditelp oleh RRI untuk talkshow pukul 17.00. Tema yang diajukan tentu seputar buku apalagi Novel terbaru yang berjudul London OMG! mampu cetak ulang dibulan kedua.

RRI Jakarta yang akan menelpon itu untuk siaran Pro 2 FM. Nah yang jadi persoalan, kami sudah lama tak memakai radio. Bagaimana merekam atau mendengar telepon mereka? Papa mencoba radio tape yang dimiliki, utak atik mencari gelombang. Nihil. Coba kabel antena dibenahi, hasilnya sama saja. Tak ada satupun siaran ditangkap.


Tiba-tiba terpikir, dijaman yang mengandalkan teknologi internet, tentu semestinya siaran radio bisa didengarkan via internet. Papa melacaknya namun kebetulan yang muncul yang harus download program dulu. Ditengah kebingungan, papa pasang status. Tujuannya bila ada yang tahu ehm bisa ngasih solusi. Beberapa yang kasih tahu, menyatakan tak perlu download bisa langsung didengerin.

Entah kenapa radio yang didengerin dan rencana yang akan wawancara mbak Alma lebih sering putar lagu-lagu. Jadi papa ragu jangan-jangan itu rekamannya saja. Hingga Minggu jelang sore, dipastikan salurannya benar. Jam 17.00, 17.05, 17.20 hingga 17.30 tak ada telepon masuk. Kami menduga tidak jadi, no telepon keliru dicatat, ada siaran mendadak atau alasan lain.

Pukul 17.45 telepon masuk ke HP mama memastikan bahwa benar yang dihubungi adalah ibunda Alma. Akhirnya wawancara berlangsung meski tak lebih dari 15 menit. Sayangnya tidak ada tanya jawab dan rupanya yang melakukan wawancara yaitu Pro 1 FM bukan Pro 2 FM seperti pemberitahuan sebelumnya. Tak apalah, meski telat Alhamdulillah sempat terekam.

09 Mei 2014

Out Study Dik Adhan Yang Pertama

Semestinya hari Kamis, 8 Mei 2014 dik Adhan libur. Namun hari itu sekolah dik Adhan bepergian ke Jack Star untuk praktek memasak pizza. Berangkat ke sekolah diantar mbak Alma dan pulang dijemput mas Afin karena kebetulan sekolahnya libur. Begitu sampe dirumah, cerita pengalaman bepergian dengan teman dan bundanya diceritakan dik Adhan.

Mereka berangkat naik bus, dan dik Adhan duduk dengan Alya. Sampai disana dik Adhan masuk ke kulkas besar yang dingin, aneh ga tuh :( Rombongan diberi sarung tangan untuk mengolah adonan tepung. Semacam praktek membuat mi.

Pulangnya anak-anak dibawain roti sehingga dik Adhan menunjukkan pada kakak-kakaknya dirumah. Cerita betapa serunya pergi naik bus ramai-ramai. Di Jalan, di lokasi sampai pulang tidak rewel. Namanya juga anak-anak sehingga meski berangkat lebih pagi, pulang agak telat.

Mbak Alma yang diminta mama menjemput di sekolah belum ada. Lalu pergi ke jembatan ternyata sama saja. Yang menunggu juga sudah banyak. Tidak sabar terus pulang dan mama meminta mas Afin yang menjemput adik. Begitu papa pulang dari kantor, adik langsung saja bertutur pengalamannya ke Jack Star mengolah makanan. Papa senang mendengar adik bercerita.


07 Mei 2014

Kami Bermain Di Pendawa

Sudah beberapa waktu lalu kami semua merencanakan main air bareng-bareng di kolam renang. Pilihannya ya Pendawa Water World yang lumayan representatif. Apalagi dik Adhan cukup senang air cuma belum banyak ke kolam renang. Berangkatlah kami semua jelang sore, maklum kalau dari pagi pasti panasnya luar biasa dan bisa bikin badan item.

Mas Afin berboncengan sama papa mengendarai sementara mama bersama mbak alma sama dik Adhan. Rupanya adik tidak total senang karena memang ada beberapa wahana dan tempat yang dia tidak nyaman. Misalnya patung wajah Kresna yang besar selalu dipandangi dengan agak gimana. Air mancur juga diengganinya.

Padahal diajak main di gendongan papa tetap menolak. Atau muter pake pelampung duduk diatas badan papa waktu masuk lorong gelap juga menolak. Main perosotan sendiri juga tidak lepas. Beberapa kali bahkan sempat jatuh namun baik-baik saja. Kami semua bergembira dan bersenang-senang. Mendung kemudian datang dan sempat turun hujan.

Otomatis hawanya menjadi dingin sehingga kami tak menuntaskan hingga petang. Kami semua merasa seperti biasa-biasa saja di tempat yang dulu terasa sangat istimewa. Yah meski begitu kami sempat bersenang-senang menikmati air di pendowo.

Template by:

Free Blog Templates