31 Maret 2014

Dapat Undian Lemari Es

Sudah lama kami tak mengunjungi Car Free Day di jalanan Slamet Riyadi Kota Solo. Maklum habis ulangan tengah semester dilanjut liburan ke Pekalongan dan ke Malang sehingga kelelahan. Akhir bulan, mama mengajak kami semua jalan-jalan. Mas Afin juga ikut walau biasanya lebih suka dirumah. Di depan Sriwedari ada promo minuman dengan beragam mainan.

Mas Afin tertarik dan mama membelikan produk seharga Rp 10.000 mendapat 1 kaleng dan 1 botol minuman tersebut. Mas Afin memainkan bola dimasukkan ke lobang, ada 4 pilihan. Mas mengarahkan ke lobang yang kecil agar point besar didapat. Harapannya dengan jumlah point tertentu dapat bonus kaos. Rupanya meleset semua dan kaos gagal didapat.

Masih kaitannya dengan produk, ada juga lembaran yang diisi untuk mendapat undian yang diundi jelang pukul 09.00. Ada beragam hadiah yaitu kaos, jaket, rice cooker, kompor gas dan grand prize berupa lemari es. Akhirnya diundilah hadiah-hadiah utama tersebut. Begitu dibacakan untuk kaos, jaket, rice cooker, kompor gas dan grand prize semua lewat.

Rupanya pemenang grand prize lemari es yang pertama dipanggil 3 kali tak muncul. Kemudian dianggap hangus. Papa mengajak kami beranjak pulang sebab tak lama Car Free Day ditutup dan pasti lalu lalang kendaraan bakal ramai. Berbahaya bagi pengguna sepeda. Secara perlahan kami bergerak ke barat sambil pasang telinga mendengarkan kelanjutan pengumuman.

Pemenang grand prize kedua dipanggil telat datang dan dinyatakan hangus walau si pemenang dari kejauhan berlari-lari. Rupanya dia telat tahu dan MC tetap membatalkan. Diambil lagi untuk nama ketiga, dan taraaaa... rupanya nama mama yang dipanggil. Karuan mama berlarian mendekat panggung, papa berteriak pada MC agar terdengar dan tidak hangus. Jalanan sudah lewat beberapa kendaraan dan mobil.

Akhirnya resmilah mama menjadi pemenang dan hadiah diserahkan. Mendapat lemari es ukuran tanggung. Barang itu dibawa memakai becak sedangkan kami berempat tetap menggunakan sepeda, mampir ambil motor dan pulang. Alhamdulillah...

23 Maret 2014

Bergerak Menuju Malang

Trip To Malang (1)

Kali ini mama papa mengajak pergi ke Malang, tempat yang kami belum pernah kesana. Ternyata mama papa juga baru kali ini. Saat browsing sih asyik sepertinya meski kami hanya sebatas lihat gambarnya. Nginapnya yang bingung sebab dari berbagai info koq sulit. Kalau di hotel mahal dan bila di vila semua harus melakukannya sendiri. "Ah yang penting manut aja ngikut mama papa" pikir anak-anak.

Rencana kami akan di Malang 3 hari Sabtu - Senin pagi. Berangkat Jum'at malam dan balik ke Solo Senin pagi supaya kami bisa menikmati liburan. Naik kereta itu pilihan terbaik sebab dengan bus, mobil atau pesawat ya ada kendalanya tersendiri. Kalau dengan kereta kendalanya berangkat malam hari. Udah gitu harus ke stasiun Jebres bukan di Purwosari yang dekat.

Apapun ya kami yang penting berangkat, liburan. Rupanya mama papa dapat tiket yang kereta Matarmaja dari Jakarta ke Malang. Sampai Solo jam 00.11 sehingga tengah malam berangkatlah kami dengan taksi. Dik Adhan yang hobi soal kereta tetap tidak tidur bahkan sampai duduk di kereta. Lelaplah adik kecil kami sewaktu roda kereta bergerak lepas dari Jebres.

Agak susah tidur di kereta, maklum lumayan penuh meski tak berdesakan. Tidur harus dengan posisi duduk tidak rebahan. Lumayan mas Afin bisa menyandar ke dinding kereta sementara mbak Alma ke bahu papa. Dik Adhan jelas nyenyak dipangkuan mama. Kereta berjalan cepat dan tanpa terasa kami semua sudah sampai di Malang pukul 08.00.

Kondisi stasiun sih bersih dan lengang tidak semrawut. Hanya sayangnya toilet terbatas jadinya saling antre lama untuk sekedar gosok gigi atau membasuh muka. Setelah selesai kami keluar stasiun menunggu jemputan mobil dari hotel. Sempat mampir makan Soto Lamongan, mobil perak bergerak cepat menanjak dan berkelok-kelok. Tibalah kami di hotel yang ternyata wow...

Penginapannya Wow!

Trip to Malang

Kami kemudian menuju hotel De Daunan Boutique yang sudah dipesan. Sebenarnya banyak alternatif dan hal itu membuat pusing mama. Awalnya mau pilih villa hanya pertimbangan segala konsumsi harus kami penuhi sendiri ya bakal repot. Belum lagi lokasi kami tak faham, iya bila dekat warung atau toko. Kalau jauh justru malah merepotkan.

Tak berselang lama, jemputan dari hotel datang. Di perjalanan kami mendapat banyak penjelasan tentang seputar wisata di Kota Batu. Sempat mampir sejenak makan pagi, akhirnya 20 menit kami sampai di lokasi. Begitu masuk lokasi hotel, wow suasana seperti inilah yang memang kami inginkan. Hotel ini termasuk yang luar biasa bagi kami apalagi terhitung murah.

Kalau sekedar bangunan bertingkat, lift, AC tentu mudah kita temui. Hotel ini memadukan konsep tempat istirahat yang tenang namun memiliki fasilitas yang nyaman. Bayangkan ada kolam renang, meja tenis, kolam ikan, kebun sayur, ayunan, perpustakaan, butik, halaman parkir luas, ada wifi, letak kamar tidak berdekatan, benar-benar tempat yang menyenangkan. Mas Afin bahkan memeluk papa dan mengucap terima kasih.

Segera mama mengurus administrasi dan kami mandi pagi. Saat itu sekitar pukul 8.30. Suasananya cukup tenang dan raut kegembiraan mas Afin, mbak Alma serta dik Adhan jelas terpancar. Kami bisa masuk 1 kamar sebab kamar lain masih digunakan. Sembari menunggu siap, hidangan welcome drink datang. Wah luar biasa nih.

Papa langsung ambil gambar dan memotret diseputaran lokasi. Kamar yang dipakai anak-anak juga luas sekitar 27m2 dengan perlengkapan yang memadai. Hotel itu sudah berdiri 3 tahun lalu yang awalnya cuma tempat peristirahatan pribadi pemilik yang akhirnya di komersialkan. Kamar mandinya juga bersih, penataan tiap benda sungguh mengagumkan.

18 Maret 2014

Ucapan-Ucapan Lucu Dik Adhan

Mendengarnya berbicara saat ini sungguh menggemaskan. Apalagi kalau sedang bermain sendiri. Obrolan dan perbincangan yang dilakukannya membuat kami semua terbahak. Bila diketahui begitu, dik Adhan langsung saja mendekat dengan raut wajah tersipu. Biasanya dia akan menukas "kenapa mah? ada rel iya" atau "kenapa pa? papa mau ikut disitu"? sembari bergelayut.

Kini beberapa kosa kata yang diucapkan mulai jelas. Bahkan ketika mengaji, lafal sudah bisa dibedakan. Misalnya "Kha" dengan "Ha" atau "Kho" dengan "Gho" jelas banget. Itulah fungsi mendidik anak sejak kecil. Awalnya memang dibiarkan dan ketika dia terbiasa nanti lidahnya akan menyesuaikan. Proses semacam ini banyak diabaikan oleh para orang tua.

Beberapa memang masih menemui kendala seperti "Ain", "Tsa", "Qa", "Dzal" dan lainnya. Tetapi biar dik Adhan berproses begitu. Kadang belajar Iqra baru 1 baris minta selesai ya sudah. Papa tidak memaksakan harus satu lembar. Toh dia masih Playgroup dan kesempatan belajarnya masih sangat luas. Demikian juga dengan kata dalam bahasa Indonesia.

Yang sering dilatih papa yakni kata Amplop. Kalau perlahan "Am" dan "P(e)lop" itu bisa ditirukan namun waktu pengucapannya cepat maka akan dibunyikan "Ampok". Termasuk kata Penumpang menjadi "umumang" dan kata Pekalongan menjadi "Ngongongang". Mama sering minta pengulangan sebab terdengar lucu.

Masa-masa seperti ini juga dilalui oleh mas Afin dan mbak Alma. Bahkan mbak Alma masih ingat disuruh mengucapkan "Plek" bisanya "Pet". Ya begitulah anak-anak yang memang harus diajari secara perlahan. Mereka tidak tahu keseluruhan tanpa diajari secara baik dan benar. Semua bertahap dan berproses. Mama papa berharap anak-anak belajar sesuatu itu ya dengan proses.

17 Maret 2014

Pengalaman Naik Kereta Berdua Ke Semarang

Kebetulan dapat jatah libur yang luar biasa lama dari sekolah setelah terima raport. Total plus sabtu minggu ada 12 hari. Sebab kakak kelas memasuki ujian sekolah. Asyik banget. Mama papa menawarkan sebelum keluar kota liburan bersama, ditawari ke tempat simbah di Pekalongan. Jum'at kemaren kami semua ke Klaten terlebih dahulu. Nikmat juga berkendara bersama, apalagi mas Afin mulai lihai.

Cara ke pekalongan juga tidak seperti biasa, kami ditawari sendiri naik kereta ke semarang. Biar mbah jemput di Semarang. Sepertinya menarik karena belum pernah pengalaman begini. Mas Afin langsung saja setuju dan mau berangkat. Sementara mbak Alma agak ragu-ragu namun pagi tadi ngikut juga. Itung-itung merasakan sensasinya.

Pas naik kereta, ternyata dinginnya bukan main apalagi mbak Alma ga bawa jaket. Ditawari jaket papa tidak mau. Pas papa pulang nganter, dikabari mbah kalau disuruh nyusulkan kartu pelajar untuk membeli tiket. Sebab di pekalongan tidak bisa membeli tanpa kartu pelajar. Akhirnya papa membawa kartu pelajar mbak dan mas ke Stasiun Balapan sebab ke Purwosari bisa ketinggalan.

Benar juga, begitu sampai di Balapan, kereta Kalijogo sudah memasuki stasiun. Papa berlari ke gerbong pertama dimana mereka duduk. Lantas mas Afin di telpon untuk membuka pintu gerbong. Meski kereta ekonomi namun berAC, bersih dan penumpangnya tidak banyak sehingga tidak harus berebutan naik kereta.

Sampai di Semarang, ternyata mbah sudah menunggu. Kami membawa makan pagi dan sembari menunggu kereta yang mau ke pekalongan, sarapan di stasiun Poncol. Pas di Pekalongan pukul 11.30 dijemput sama om Febi dengan mobil barunya. Diajak makan siang dulu sebelum menjemput dik Yoga di sekolah. Wow rasanya luar biasa liburan ini.

10 Maret 2014

Dik Adhan Hobi Menonton "Masa En Bombes"

Acara kartun memang selalu menarik bagi anak-anak. Hal ini juga berlaku bagi dik Adhan, adik kami yang kecil, imut dan lucu. Sejak awal mama dan papa memperingatkan untuk membiasakan nonton kartun yang mendidik. Tidak bisa asal kartun seperti spongebob squarepants, tom and jerry, mr bean, charlie chaplin dan sejenisnya.

Meski demikian kadang masih terbawa mas Afin ikutan nonton. Tentu secara perlahan kami semua memberi pengertian mana tontonan yang bagus dan mana yang tidak. Untungnya 2 stasiun televisi yakni ANTV dan MNC menayangkan 3 kartun yang lucu. Di ANTV ada Masha And The Bear (dik Adhan menyebutnya masa en bombes) lalu di MNC ada Si Entong serta Adit dan Sopo Jarwo.

Kalau ada tayangan begini pasti nongkrongin tak berkedip. Meskipun papa pulang ya anteng saja. Kadang pas nonton mama nyuapin jadi makannya cepet banget. Walaupun tayang diulang-ulang tetap ga bosan sama persis seperti mas Afin. Untuk produksi MNC TV sebenarnya jauh lebih mendidik karena produksi dalam negeri dan menggunakan bahasa Indonesia.

Sementara Masha And The Bear memakai Bahasa Perancis yang dirumah tidak ada satupun mengerti bagaimana pengucapan yang benar apalagi artinya. Pesan yang disampaikan sederhana dan baik untuk pemahaman mereka. Film kartun lain yang juga digemari ya Upin Ipin, ditonton juga oleh mas Afin dan mbak Alma.

06 Maret 2014

Berisik, Masinis dan Kepedesan

Suka bicara apa adanya dan memperhatikan sekeliling. Nanya ini itu tanpa lelah apalagi kalau di stasiun. Hobinya mengamati kereta tak pernah bosan, termasuk kalau diajak bicara selalu tertarik. Mainan sendirian juga betah. Mainan bersama mas Afin dan mbak Alma tiap hari menjadi rutinitas. Hanya memang tak suka diganggu apalagi sedang asyik bermain.

Pun bila ikut mama atau papa, mesti manut. Soalnya kalau rewel, minta pulang, berisik maka lain kali tidak bakalan diajak pergi lagi. Dik Adhan tahu betul itu. Sudah 3 kali ikut papa futsal sendiri dan sabar nungguin papa selesai bermain. Padahal cuma karena ingin lihat rel kereta saat berangkat dan pulang futsal. Luar biasa minatnya pada kereta.

Diajari menempel sama mbah uti

Maka saat ditanya cita-citanya, jawabannya mantap dan jelas, Masinis. Mama papa sering terharu mendengar keinginan dik Adhan. Kami selalu melambari cita-citanya dengan ucapan "Amin" agar bisa terkabul.

Beberapa hari lalu dia mencuri-curi mencicipi bon cabe, makanan pedas yang untuk campuran. Yang membeli mas Afin dan ditaruh di kulkas. Tanpa ditanya tiba-tiba dia bilang "aku ga makan bon cabe lho ma" sambil kepedesan dan minum air putih. Tentu mama curiga apalagi ditambah kemudian garuk-garuk kepala. Kesimpulannya ya dia makan itu. Malamnya, badan adik biduren dan gatal. Bentol-bentol itu hingga pipi.

Kami karuan kelabakan dan meminta dik Adhan mengkonsumsi Susu beruang. Rasanya yang hambar membikin kami semua ekstra keras membujuk adik mau minum susu itu. Selang sehari makin berkurang dan akhirnya benar-benar hilang gatal-gatal. Ah adik kecil yang menyenangkan, membuat rumah selalu ceria.

01 Maret 2014

Rintihan Sakit Mas Afin Di Larut Malam

Saat kami akan merebahkan badan Jum'at malam, tiba-tiba mas Afin mengaduh kesakitan. Lantas mama papa temui dan dia mengeluhkan telinga kirinya sakit seperti ditekan. Papa meminta untuk tidur supaya tidak terasa. Namun tidak sampai 5 menit, mas menjerit lagi lebih keras dan terdengar tangisannya. Buru-buru mama papa menghampiri dan menanyakan yang terjadi.

Bertiga kemudian pindah ke depan tv, mama langsung cek via internet cara meredakan sakit. Kami langsung berpikiran kemungkinan kemasukan serangga. Beberapa menyarankan merendam telinga dengan air hangat agar serangga mati atau bergerak keluar. Dicoba beberapa kali, tak ada yang keluar dari telinga bahkan lebih merasa sakit bila tak direndam air. "Seperti ada yang bergerak di gendang telinga" ungkap mas Afin.

Makin larut dan lewat dinihari, upaya meredakan sakit tak kunjung berhasil. Mama bahkan meminta dibawa ke RS saja pukul 03.00 itu. Papa ingin pagi sekalian toh tak ada spesialis THT malam itu. Rintihan rasa sakit terus terdengar dan hampir tak tidur kami bertiga. Paling sesekali terlelap dan terbangun mendengar suara mas Afin. Pagi, papa membawa mas ke RS dan diperiksa oleh spesialis THT.

Dari indikasi awal sepertinya bukan disebabkan serangga. Amandel membesar, disertai pileg dan batuk. Dikter Edy meminta di rontgen supaya terlihat jelas penyebabnya. Rupanya penyebab telinga sakit karena melelehnya ingus ke gendang telinga akibat adanya sinus. Sinus disebabkan pilek terlalu lama dan tidak sembuh sehingga mengendap di rongga dalam hidung.

Lelehan itulah yang mengalir ke gendang telinga serta menyebabkan rasa sakit. Dokter menyarankan dibersihkan sekalian di operasi agar kasusnya tidak berulang. Berhubung jelang UTS, papa meminta obat sementara. Telinga mas sempat disedot cairannya dengan alat. Mama dan papa berpandangan amandel tidak diambil karena itu sistem kekebalan tubuh dan dibutuhkan second opinion untuk masalah ini.

Template by:

Free Blog Templates