18 Desember 2011

Huuuuuuuuuuuufttt!!!!!

Namanya Candy. dia sering dipanggil begitu karna suka makan permen biasa dan permen karet. karna suka makan permen, pipinya bintik-bintik. ia baik hati. Candy suka membagi permennya pada teman-temannya. Ia suka bercanda, sehingga disenangi teman-temannya.

suatu hari, dia bilang pada sahabatnya, Rizty.
"Riz, kamu sebel nggak sama Vetta-Vetty? tahu nggak, kemarin mereka datang kerumahku hanya untuk memamerkan disgrib mereka yang ada lampunya dan berkelip-kelip!"Rizty mengangguk.
"memang. aku aja ditantang, orang tuaku bisa membelikan disgrib yang seperti itu!"ucap Rizty dengan gusar. "hai Candy, Riztyy!!"seru sebuah suara. Candy dan Risty tak menoleh. mereka tahu, itu si kembar Vetta-Vetty.

"heh! dipanggilin nggak jawab!"seru Vetty sambil menepuk pundak Candy. Candy menyingkir. "eh, aku punya permen karet yang terbaru! dan ini mahal, lhoo!!! tidak semua orang bisa membelinya!!"pamer Vetta sambil mengeluarkan sebungkus permen karet. Permen itu bermerk Huula Huula Huuuuftt. Candy pernah melihatnya di toko tetangganya. dan sebungkus harganya Rp.10.000! padahal isinya hanya 10. tapi permen ini memang sudah terkenal di berbagai penjuru dunia!

Candy menatap permen karet itu dengan kepingin. "permen H3 ini kubeli di toko yang bagus, mewah, dan barang-barangnya bagus!"seru Vetty. kembarannya mengangguk. "H3? apa itu?"tanya Rizty yang memang tidak tahu menahu tentang permen karet. "Huula Huula Huuuuuuuuuuuuuuuuftt! masa tak tahu?!"jawab Vetta. dengan isengnya, Candy mengambil permen H3 itu dari tangan Vetta saat Vetta menjelaskan permen H3 itu. Vetta tak sadar!

"Huula Huula Huuuft, permen terbaik! Huula Huula Huuuuuuuuuuuftt, permen terbaiiiik!!!"nyanyi si kembar Vetta dan Vetty. "heh, mana permenku?"tanya Vetta sembil mencari. "niiih!!!"seru Candy sambil mengangkat tinggi-tinggi permen H3 di tangannya. Vetty merebutnya. tapi tak bisa. "mana?!"seru Vetta marah. "minta duuuuua!!!"kata Candy. dia mengangkat tinggi-tinggi permen karet H3 itu. badan Candy lebih besar dan tinggi daripada sikembar Vetta-Vetty. sehingga si kembar terpaksa menyerah. mereka memberikan permen karet itu pada Candy dua. dengan rasa yang berbeda. ternyata enak.

Candy merasa beruntung. nah, untungnya lagi, pada saat itu si kembar berulang tahun!! dan teman-teman satu kelas diberinya permen H3 dua bungkus! tapi Rizty tak terlalu suka dengan permen karet itu. jadi diberikannya sebungkus pada Candy. sedang sebungkus lagi dimakan sendiri. tapi Candy masih diberinya lima butir! Wah, Candy benar-benar mujur sekarang!

"terima kasih Vetta-Vetty, Rizty!! Khususnya si kembar! aku jadi bisa merasakan permen terenak didunia!!!"teriak Candy di dalam hati. "Huuula- Huuuulaaa...."seru Candy sambil mengulum permen karetnya. "Huuuuuuuuuuuuufttt!!!!"lanjut Candy. pada saat itu muncul "balon" permen karet yang besar. sebesar bola kasti. tapi lima detik kemudian balon itu pecah.

"AKU SUKA PERMEN!! HUUUUUUUUUUFTTT!"

17 Desember 2011

Mama, Cinta Kami Untukmu

Papa, mas Afin dan mbak Alma berembug untuk menentukan kado apa yang tepat bagi mama saat ultahnya besok. Tak gampang dan butuh waktu untuk menemukan jenis kadonya. Belum lagi memburu dimana tempat mencari agar bisa segera di bungkus.

Dik Adhan tentu tak ikut menyumbangkan pikiran, hanya ikut duduk memutar. Karena tak ketemu, kami berangkat menuju tempat dimana banyak pilihan kado. Oh ya, kebetulan hari itu dik Adhan bisa dianter ke TPA sehingga kami bertiga bisa mencari kado.

Setelah memilah dan memilih, berdasar pertimbangan mas dan mbak akhirnya dipilih jaket dan kaos. Kami semua memang menyukai kaos karena simple dan enak dipakai. Setelah dibayar, kami menuju ruang pembungkus kado.

Begitu selesai, tentu kami langsung buruan pulang sebelum mama sampai rumah untuk nyuapin dik Adhan. Memang waktunya sempit karena mas Afin pulang jam 10.00 dan mama akan nyuapin jam 12.30. Agar tak ketahuan, kami berburu secara cepat termasuk bungkus kado yang sederhana.

Mama, met ultah ke 37 ya mah. Jangan dilihat dari harganya namun itu wujud kami sayang, cinta dan hormat pada mama. Alhamdulillah kami didampingi hingga sekarang dan sudah banyak hal kami terima dari mama.

Tentu kebaikan mama tak bisa dihitung dengan kalkulator apalagi besarnya perhatian dan rasa sayang mama. Semoga mama senantiasa sehat, bahagia dan terus memperhatikan kami. Doakan kami bisa membalas kebaikan mama.

Kami semua berusaha membuat mama bahagia, senang dan sehat. Maaf bila masih membuat mama marah, bete, sedih dan lainnya. Namun itu bukan kami sengaja, bukan direncanakan apalagi untuk menambah beban. Cinta dan kasih sayang kami akan ada selamanya untuk mama tercinta....

12 Desember 2011

Masuk Angin Pertama Dik Adhan

Kamis sore setelah minum susu, tiba-tiba dimuntahkan semua oleh dik Adhan. Kami semua kaget kenapa begitu. Malamnya juga, kembali dik Adhan memuntahkan susu baik yang diminum dari botol atau dari mama.

Jum'at pagi, hampir semua sarapannya dimuntahkan. Siang saat disuapin papah, baru satu suapan juga dikeluarkan. Hingga suapan keempat, tak ada yang berhasil ditelan. Dik Adhan sendiri rupanya tahu tak bakalan bisa memakan makan siang itu. Akhirnya tak makan sianglah hari itu. Merasa ada sesuatu, jam 14.00 mama memeriksakan ke dokter.

Rumah sakit yang dituju yakni Kasih Ibu. Setelah mengantri periksa dokter, dik Adhan dinyatakan cuma masuk angin. Jadi tak perlu khawatir dan kami diberi resep penangkal muntah. Alhamdulillah kalau cuma masuk angin berarti tak perlu khawatir. Untungnya dia tidak rewel dan badanpun tidak panas.

Yang jadi persoalan, kini soal minum obatnya apalagi sewaktu mbak Alma cicipi ternyata pahit. Obat itu harus diminum sehari 3 kali dan harus ludes sebotol kecil meski dik Adhan sudah baikan kata dokter. Dengan dipegangi secara kuat, minum obat pertama gagal total. Semua yang masuk dikeluarin.

Syukurnya yang kedua dan selanjutnya bisa diminum dengan baik. Makanpun sudah bisa tanpa dikeluarkan lagi meski nafsu makannya belum seperti semula. Hari Sabtu sore, dik Adhan sudah mau minum obat tanpa dipegangi. Dia faham harus minum itu agar segera pulih seperti sedia kala.

08 Desember 2011

Jadilah Dirimu

Pendiriannya sungguh kuat dan teguh. Diajak berdebat kalo tak ada alasan yang masuk akal untuk membantahnya, jangan harap dia akan mengikuti apa yang dibicarakan. Bagus bagi perkembangan otaknya. Menempati ruang yang jelas dalam kehidupannya.

Itulah mas Afin, kakak yang sungguh baik bagi adik-adiknya. Teman berbincang dan ngobrol yang mengasyikkan bagi papa mama. Kadang kalau tak pas memberi penjelasan, dia akan terus bertanya dan mendebat sehingga terkesan "ngeyel".

Apalagi bagi orang yang belum mengenalnya maka akan terkesan mau menang sendiri. Kokoh mempertahankan argumentasi. Cocok sebenarnya sebagai seorang pemimpin. Maka dari itu papa mama mendorong dirinya mengambil peran sebagai ketua kelas di kelas VI sekarang ini.

Beberapa kali disuruh mandi atau makan kalau belum jelas argumentasinya kadang ditolaknya. Jadi memang butuh kesabaran untuk mendudukkan pada apa yang dipikirkannya. Memang kadang melebihi batas kesabaran papa mama.

Inilah yang perlu disadari oleh semua penghuni rumah. Tidak mudah memang memberi pengertian sesuai dengan emosi dan pola pikirnya. Apapun kami bangga pada mas Afin, pada tumbuh kembangnya, cara bergaulnya, cara berbicara pada kami dan apapun itu.

Tumbuhlah terus menjadi dirimu sendiri. Hargai apa yang ada disekitarmu termasuk orang yang mungkin jauh secara fisik, jauh secara ekonomi maupun umur. Mengerti juga mamamu agar ibadahmu memberi makna yang mendalam. Kami bangga padamu sayang....

04 Desember 2011

Mulai Menapak

Minggu lalu dik Adhan sudah mulai berani melangkah sendiri agak jauh. Yah, ini yang sudak kami tunggu cukup lama setelah melalui beberapa tahapan. Dimulai 1,5 tahun lalu kami keluar masuk tempat terapi dan banyak konsultasi atas kondisinya. Sebuah perjuangan yang tak kenal lelah dari mama tercinta.

Kami semua mencintainya seperti kami mencintai diantara kami. Mungkin sudah 4-5 tempat kami coba dan kami jalani. Selain karena flatfoot, lenturnya struktur tulang menjadikan dik Adhan agak telat berjalan. Tapi itu bukan halangan dan justru kami mensupport secara penuh agar mentalnya juga tumbuh.

Berdasar analisa dokter tulang, tidak ada masalah dengan otot dan tulangnya cuma lenturnya tulang menjadikan agak kurang keseimbangannya. Sudah lebih dari 6 bulan kami melewati senin dan kamis pagi di YPAC untuk terapi adik. Semua kami lewati dengan sabar dan tentu tak lupa berdoa.

Kasian sebenarnya tiap terapi selalu tangisan dik Adhan yang terdengar. Itu semua demi dirinya agar segera memiliki keseimbangan badan. Alhamdulillah, dengan atau tanpa sepatu khusus akhirnya dia berani melangkah dari tembok satu ke tembok lainnya. Sudah mulai berani memutar badan.

Awalnya tiap meniti langkah selalu dijagain tetapi mulai minggu kemarin sudah dibiarkan dan diawasi. Meski belum total dilepas, setidaknya sudah ada keberanian. Bahkan dik Adhan meminta gandengan dilepas. Tidak hanya dalam rumah namun diluar rumah juga berani berjalan sendiri.

Memang masih dijagain terutama kalau diluar rumah sebab tak ada penopang atau tempat berpegangan tatkala lelah. Keseimbangannya mulai terlihat walau masih butuh waktu untuk stabil. Belum banyak bisa dilepas cukup lama apalagi ditinggal. Setidaknya keberanian sudah ada dan muncul.

Kita semua berharap minggu-minggu mendatang akan semakin baik keseimbangan maupun koordinasi ototnya. Kesabaran merupakan kunci utama. Lelah itu pasti tetapi ini demi kebaikan dirinya. Kami semua tak akan pernah lelah mengajarinya, mensupportnya, mensugesti agar keyakinannya semakin besar.

01 Desember 2011

Kado Istimewa Ultah ke 10 Mbak Alma

Begitu tiba ultah mbak Alma pada 27 November, kami merayakannya secara sederhana. Tak ada pesta mengundang teman-temannya. Yah, hanya kami berlima dan meniup lilin kue tart kecil lantas dimakan mas Afin dan mbak Alma. Beberapa waktu ini memang kami tak merayakan sesuatu secara besar-besaran.

Ucapan met ultah dari papa, mama, mas Afin serta tak ketinggalan dik Adhan disematkan pada mbak Alma. Semoga di ultahnya yang ke 10, mbak Alma makin rajin, tambah pintar, tetap patuh orang tua, senantiasa sehat dan bahagia. Ditiuplah lilin yang nangkring di kue tart kecilnya dan lanjut dengan makan kue.

Beberapa hari belakangan memang mbak Alma bete, karena tak ada kabar dari kumcer ataupun novel yang dikirim ke penerbit buku anak. Bukan soal apa-apa, kalau memang jelas ditolak tentu bisa ditawarkan ke penerbit lain. Bukan digantung begini.

Mama dan papa berunding untuk memastikan pada penerbit bandung serta Solo untuk menanyakan kabar naskah itu. Rencana cadangan, bila tak ada yang mau maka akan diterbitkan sendiri. Wong mbak Alma juga sudah berusaha keras. Mbak Alma dengar tapi tak konsentrasi soalnya sembari buka kado.

Sehari berikutnya muncul kabar bahwa Kumcer dan Novel mbak Alma diterima semua oleh penerbit di solo dan Bandung. Masih ada beberapa hal yang dikerjakan menuju ke tahap itu. Papa, mama, mas Afin dan dik Adhan kembali menyelamati keberhasilan mbak Alma itu. Langkah yang tentu membahagiakan kami semua.

Wajahnya berubah cerah ceria sedangkan mas Afin agak gimana. Mama memberi penjelasan pada mas Afin bahwa setiap anak papa mama selalu istimewa dibidangnya masing-masing. Jadi tidak harus prestasi sama. Mas Afin cukup unggul pada pelajaran sekolah.

Tinggal keunggulan itu bisa dijaga, dipertahankan serta dioptimalisasi supaya tidak lenyap. Mbak Alma juga tidak boleh menyombongkan diri atas prestasinya. Toh keberhasilannya berkat dukungan seluruh isi rumah. Yang penting apa yang sudah didapat harus dijaga dan dikembangkan supaya lebih baik.

Template by:

Free Blog Templates