15 Agustus 2014

Masak Minusnya Nambah Terus?

Membaca merupakan aktivitas yang mengasyikkan bagi mereka bertiga, Mas Afin, mbak Alma dan dik Adhan. Mereka bisa bertahan lama untuk membaca hingga seluruh cerita ludes dituntaskan, tandas tak tersisa. Kadang posisi membaca ya begitu sehingga mas dan mbak berkacamata.

Segala upaya coba dilakukan papa mama agar minus di mata tidak bertambah. Pernah terapi, memakai tetes mata, disarankan mengolahragakan mata namun rutinitas yang sulit dijaga. Otomatis minus terus bertambah. Mas seringkali menggunakan kacamata tanpa lepas kecuali mandi dan tidur. Akibatnya tingkat ketergantungannya ya tinggi.

Kini, saat kelas tiga rupanya sudah berkurang lagi. Papa mengajak untuk cek di optik. Benar saja sudah menjadi minus 6 padahal masih kelas 3 diusia ke 14. Wah berat juga minusnya, gede banget. Secara psikologis kami semua berat menerima ini tapi mau bagaimana lagi. Kalau tidak disesuaikan takutnya mengganggu pelajaran.

Mas sudah mengeluh sulit mengikuti pelajaran sebab tulisan didepan sudah tidak terlihat lagi. Kami, orang tuanya berharap agar ada perubahan sikap sehingga minus dimatanya tidak bertambah dan kalau bisa berkurang. Terlihat kesedihan diraut wajah mas, tapi seringkali begitu kalau ganti lensa.

Perlu komitmen yang tinggi agar mata minus mas tidak makin bertambah. Juga mbak Alma karena ada beberapa pekerjaan yang memang menolak orang berkacamata. Ah, doa ini semoga kau dengar dihati sehingga sikap menjaga mata benar-benar kau lakukan.

13 Agustus 2014

Puasa Syawalan, Menjadi Agenda Pasca Lebaran

Puasa Syawal, memang ibadah Sunnah yang hingga tahun sekarang hanya beberapa kali dikerjakan mas sama mbak. Dalam beberapa riwayat disebutkan puasa Syawal hingga enam hari. Tahun ini rupanya keinginan mas Afin dan mbak Alma begitu besar menunaikan puasa Syawal. Mama memberi dukungan yang besar agar tuntas.

Catatannya saat sekolah ya seperti biasa, nyepeda. Tak diantar dan dijemput papa. Rupanya mbak Alma bisa kelar duluan untuk 6 hari puasa. Sementara mas Afin kemungkinan yang kedua karena keputus hari ultahnya karena mentraktir temannya dan Senin ada jam olahraga.

Papa yang keteteran berpuasa karena memang kebetulan ada beberapa aktivitas yang bersifat umum dengan rekan kerja sehingga ga enak kalau berpuasa. Nah mama berpesan bahwa manfaat puasa itu penting karena juga mengandung doa. Ada tetangga kami yang yatim sejak mereka SMP, kini hidupnya mulai terlihat cerah. Kata ibunya prestasi sekolah biasa saja.

Yang luar biasa dilakukan mereka bertiga yakni sholat Dhuha dan puasa Senin - Kamis. Ada hal lain juga yang dilakukan orang tua mereka sih. Tentu harapannya mbak Alma sama mas Afin mengambil pembelajaran yang diceritakan mama. Artinya dalam menggapai cita-cita tidak sekedar berusaha namun doa serta ikhtiarnya dengan cara Islami.

Alhamdulillah, pada puasa Syawal ini mas sama mbak mampu bertahan dengan aktivitas keseharian. Bersekolah, bersepeda, main dan lainnya meski ya tetap harus sahur. Ah semoga puasa menjadi salah satu wujud cara kalian berdoa.

11 Agustus 2014

London OMG! Karya Anugrah Rawiyah Salma Bulan Juli Sudah Cetak Ketiga

Rupanya buku novel tulisan mbak Alma berjudul London OMG! yang diterbitkan oleh Noura Books Februari 2014 disambut cukup baik. Setidaknya hingga bulan Juli 2014 sudah cetak ketiga kali. Artinya sambutan pembaca luar biasa bagus.


Ada beberapa faktor yang memang secara fisik buku ini banyak diburu pembaca novel anak. Kemasan dan judul buku berpengaruh cukup besar. Selain tentunya cerita dari mulut ke mulut maupun friend mbak Alma di facebook. Memang agar buku cukup laku keras tidak mudah, ada banyak faktor yang bisa mempengaruhi dan sebelumnya belum pernah.

Karya ini juga dipuji oleh mas Ghany, kakak sepupu yang menyukai sastra. Menurut mas Ghany, karya London OMG! sulit diprediksi dan mengejutkan. Itu sms mas Ghany ke papa. Novel London OMG! merupakan karya ke 8 Anugrah Rawiyah Salma, novel ke 3 dan buku ke 2 yang diterbitin Noura Books yang masuk dalam PCPK.

Saat ini juga masih menunggu satu karya yang sudah disetujui oleh redaksi Tiga Ananda. Masih ditunggu kontraknya koq belum sampai kerumah. Secara kualitas, menurut mama sudah meningkat. Cuma memang perlu didampingi agar tidak angin-anginan karyanya baik atau kualitasnya makin cemerlang. Mama papa juga terus memberi dukungan, lahan pembelajaran yang tentu bisa tepat agar kualitas menulisnya makin bagus.

Kebetulan saat ini mbak masih kelas VIII sehingga kesempatan menghasilkan karya belum banyak terganggu. Tantangan terbesar ya dari perkembangan teknologi, seperti internet dan game yang cukup banyak menyita energi.

08 Agustus 2014

Kecelakaan, Terlambat Sekolah dan Disetrap

Hari Rabu 6 Agustus kemarin mas Afin di setrap, dijemur dilapangan bersama 40 siswa lain dan 4 diantaranya teman 1 kelas. Mereka di strap karena datang terlambat ke sekolah. Pintu gerbang sudah ditutup, otomatis nunggu dibukakan. Rupanya dia tidak sendirian, banyak anak yang lain.

Pagi itu dirinya terlambat disebabkan ban sepedanya bocor dari rumah. Sudah ditawari diantar tidak mau. Diminta mama untuk memompakan dulu tidak ada pompa. Dituntunlah sepeda itu hingga 250an meter. Selesai ditambal, ngebutlah dia karena tentu hari makin siang. Padahal hari itu masih menjalankan puasa Syawal.


Disebuah jalan, mas melalui mobil yang diparkir tapi tiba-tiba dari sisi kiri mobil bergerak cepat sepeda motor kearah kanan. Otomatis tabrakan tak terhindarkan. Keduanya jatuh. Si pengendara motor marah-marah karena spionnya patah dan mas Afin langsung terbangun meminta maaf lantas melajukan kembali sepedanya.

Dirumah mama papa sama sekali tidak mempersoalkan keterlambatan, di setrap atau kesusunya itu. Sayangnya pada saat kecelakaan mas tidak meminta pertanggungjawaban pengendara motor. Dari aspek peraturan mas sudah benar dan kenapa malah meminta maaf? Akibatnya pulang harus berhenti dibengkel lagi membetulkan as roda yang tidak simetris dan mengganti rem.

Pesan pentingnya, bila mau pergi ke sekolah siapkan segalanya disore hari atau malamnya. Agar waktu pagi tidak tergesa atau terburu-buru. Mama sebenarnya sudah was-was takut mas malah bolos apalagi sudah kelas IX. Bengkel dekat underpass ditanya adakah anak SMP yang nambal ban pagi tadi, dijawab tidak ada. Beliau mengkhawatirkan dirimu nak. Papa yang menenangkan mama.

Kejadian ini pasti akan memberi pelajaran penting, bahkan sangat berarti. Papa melihat mas Afin pasti mengambil hikmah yang dalam. Beberapa tandanya, sampai rumah tidak marah-marah, bercerita lengkap, tetap ceria dan tidak mengeluh lapar maupun haus. Kamu menangkap itu nak.

05 Agustus 2014

14 Tahun, Semoga Makin Baik

Hari ini begitu istimewa bagi mas Afin karena bertepatan dengan hari lahirnya. Ya hari lahir ke 14, sebuah usia yang spesial, usia peralihan, usia disaat dimulainya mengingat banyak hal. Usia yang cukup rawan untuk merasa bahwa orang tua seperti selalu menyalahkan walau fakta tidak begitu. Usia dimana orang tua mulai merasa anak seakan-akan selalu menolak perintah.

Komunikasi yang coba dibangun diusia segini hingga diatas 20 tahun tidak mudah. Maka dari itu penting saling menyadari. Bagi mama papa, ini saatnya beralih peran dari Ing Ngarso Sung Tulodho menjadi Ing Madyo Mangun Karso.

Peralihan itu perlu diikuti dengan kesadaran bersama sehingga masing-masing pihak memahami. Kewajibannya bertambah besar namun previledge dan hak yang diterima semakin besar juga. Inilah fungsi keseimbangan yang coba kami bangun. Ini memang titik awal dan prosesnya masih ada beberapa tahun. Moment ultah ke 14 ini juga semacam tonggak bagi mas.

Tonggak dimana sekarang mas di kelas IX dan akan segera beralih ke SMU atau kelas X. Kami tidak makan-makan diluar karena mbak Alma puasa dan kebetulan ada kunjungan mas Chandra. Waktunyapun mepet. Jadi kami lebih banyak kirim doa dan dukungan agar ke depan mas Afin menjadi lebih baik. Tidak hanya nilai namun juga tutur kata, perilaku, sopan santun.

Beragama, patuh orang tua menjadi bagian yang turut penting selain prestasi sekolah. Nak, bertambahlah dewasa dan belajarlah dari tiap detik nafas serta lingkunganmu.

03 Agustus 2014

Terima Kasih Pak Drajat

Gadget seperti hp, tablet, smartpone sepertinya sudah jamak dimiliki oleh anak-anak baik usia SD hingga dewasa. Ada yang membeli sendiri, dibelikan, kado ultah atau bentuk lainnya. Mas Afin dan mbak Alma termasuk pengguna alat komunikasi seperti itu. Dan ketika kami bepergian, tentu benda tersebut tak ketinggalan turut dibawa.

Tidak mudah membawa atau memanfaatkan benda-benda itu. Sebab ada benda lain yang juga turut dibawa serta yakni charger beserta kabel sekalian. Kalo ketinggalan, wah bisa repot nantinya. Hp bisa dipegang masing-masing namun charger kami jadikan satu sehingga memudahkan. Biasanya kami taruh disatu wadah dan disimpan disalah satu tas.


Bila satu charger bisa dipakai oleh lebih 1 hp akan memudahkan kami. Ga repot membawa banyak charger apalagi sesuai jumlah hp. Nah kejadian yang mengejutkan kami alami saat berangkat ke pekalongan naik kereta. Di Kaligung jurusan Semarang - Tegal, rupanya hp mas Afin jatuh. Dan ketahuan ketika kami sudah di mobil menuju rumah mbah.

Mas Afin keliatan marah, gelisah dan kecewa. Maklum beberapa hari sebelumnya sudah kehilangan uang saat mau beli jajan disuruh mama. Papa segera ambil tindakan dengan menelpon hp mas. Kondisi hp itu kalo menjawab telp kadang tidak bisa sehingga papa sms no mas Afin.

Si penemu sangat baik, namanya pak Drajat. Dia malah menelpon papa mengabarkan hp mas ada di dia. Pak Drajat menjelaskan dia akan kerumah orang tuanya di Slawi. Dan hari Minggu pulang ke Solo di Serengan. Awalnya papa mau mengambil di Slawi, berhubung rumahnya di Solo papa berubah pikiran dan mengambil di Solo saja. Akhirnya HP mas Afin bisa kembali dengan utuh.

Terima kasih pak Drajat.

Dan Papapun Tidur Larut 6 Hari

Bagi kami yang masih anak-anak, lebaran sungguh menyenangkan. Tidak ada jadual masuk sekolah, tidak ada PR, tidak ada tugas rumah dan adanya main-main saja. Apalagi tahun ini merupakan tahun kumpul bersama saudara yang lain.

Namun bagi mama dan papa kesibukannya jelas bertambah. Waktu istirahatpun akan berkurang. Papa misalnya selalu tidur menjelang pagi pada beberapa hari. Hari pertama yaitu tanggal 26 Juli, hingga dini hari atau sahur mesti bergadan menemani pakde Bambang menjemput pakde Joko sekeluarga. Otomatis tidur setelah subuh.

Tanggal 28 Juli, atau hari berikutnya ngobrol dengan keluarga Jepara tentang keluarga mereka. Ada mas Ghany, mas Thoby, mbak Dika dan mbak Riris. Obrolan yang sepertinya serius dan menguras emosi. Kadang saling bantahan, saling menyalahkan, tangis, isak dan derai air mata mengalir. Akhirnya menjelang subuh atau pukul 03.30 semua bisa selesai.

Dilanjutkan tanggal 29 Juli (hari pertama lebaran) setelah rapat keluarga simbah. Satu persatu beristirahat dikamar sedangkan papa sama pakde Sri sudah seperti saudara yang benar-benar lama ga ketemu. Ngobrol tiada habis hingga dihentikan Adzan Subuh. Mbah putri sampai terkaget tahu pakde Sri dan papa masih berbincang.

Tanggal 30 tidak terlalu larut (00.30) karena posisi kami pulang ke Solo. Cuma pukul 04.00 kami harus bangun dan siap-siap berangkat ke stasiun menuju Pekalongan, silaturrahmi ke mbah Pekalongan. Tanggal 31, seperti biasa papa sowan ke temannya yang pengasuh pondok pesantren. Disana hingga pukul 01.00, dilanjut ngobrol dirumah pakde Hasbi hingga pukul 02.00 dan muterin youtube mbah kakung sampai pukul 03.00.

Tanggal 1 juga sampai larut lagi karena ketemu sama pakde Hasbi dan om Aam, pulang pukul 01.30. Harus terbangun pukul 04.30 karena bersiap-siap menghadiri Halal bi Halal keluarga mbah Saodah di Jogjakarta. Sampai rumah Purbayan pukul 19.30 (2/8), ada tamu mbah Nunung hingga pukul 21.00.  Menemani mbah yang jam 01.00 pulang ke Pekalongan.

Benar-benar lebaran yang luar biasa....


Template by:

Free Blog Templates