08 Agustus 2014

Kecelakaan, Terlambat Sekolah dan Disetrap

Hari Rabu 6 Agustus kemarin mas Afin di setrap, dijemur dilapangan bersama 40 siswa lain dan 4 diantaranya teman 1 kelas. Mereka di strap karena datang terlambat ke sekolah. Pintu gerbang sudah ditutup, otomatis nunggu dibukakan. Rupanya dia tidak sendirian, banyak anak yang lain.

Pagi itu dirinya terlambat disebabkan ban sepedanya bocor dari rumah. Sudah ditawari diantar tidak mau. Diminta mama untuk memompakan dulu tidak ada pompa. Dituntunlah sepeda itu hingga 250an meter. Selesai ditambal, ngebutlah dia karena tentu hari makin siang. Padahal hari itu masih menjalankan puasa Syawal.


Disebuah jalan, mas melalui mobil yang diparkir tapi tiba-tiba dari sisi kiri mobil bergerak cepat sepeda motor kearah kanan. Otomatis tabrakan tak terhindarkan. Keduanya jatuh. Si pengendara motor marah-marah karena spionnya patah dan mas Afin langsung terbangun meminta maaf lantas melajukan kembali sepedanya.

Dirumah mama papa sama sekali tidak mempersoalkan keterlambatan, di setrap atau kesusunya itu. Sayangnya pada saat kecelakaan mas tidak meminta pertanggungjawaban pengendara motor. Dari aspek peraturan mas sudah benar dan kenapa malah meminta maaf? Akibatnya pulang harus berhenti dibengkel lagi membetulkan as roda yang tidak simetris dan mengganti rem.

Pesan pentingnya, bila mau pergi ke sekolah siapkan segalanya disore hari atau malamnya. Agar waktu pagi tidak tergesa atau terburu-buru. Mama sebenarnya sudah was-was takut mas malah bolos apalagi sudah kelas IX. Bengkel dekat underpass ditanya adakah anak SMP yang nambal ban pagi tadi, dijawab tidak ada. Beliau mengkhawatirkan dirimu nak. Papa yang menenangkan mama.

Kejadian ini pasti akan memberi pelajaran penting, bahkan sangat berarti. Papa melihat mas Afin pasti mengambil hikmah yang dalam. Beberapa tandanya, sampai rumah tidak marah-marah, bercerita lengkap, tetap ceria dan tidak mengeluh lapar maupun haus. Kamu menangkap itu nak.

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates