30 Desember 2015

Lagi, Liburan di Pekalongan

Rupanya makin tahun edisi liburan makin padat transportasinya. Makanya sejak sebelum libur sudah dibicarakan kapan akan berlibur. Bukan sekedar waktu tapi mesan tiket menjadi bagian penting. Wong dulu saja sempat kehabisan tiket dan ini supaya tidak terulang lagi. Ditambah, papa rupanya kerjaan masih saja menyita sehingga ga full bisa dampingi.

Akhirnya didapat tanggal liburan yang bisa pas. Dik Yoga juga menyesuaikan dengan kami sebelum berangkat ke eyangnya. Mama papa sih ga berharap mereka ke mana-mana, wong dirumah simbah saja sudah menyenangkan gitu. Setidaknya suasana yang enak disana juga harian disananya.

Tidak ada rencana spesial mau kemana. Proses ke pekalongan seperti liburan lalu, terutama bagi dik Adhan yang hobinya memang soal kereta. Kami sempat bimbang, takut pas mau berangkat dik Adhan mogok terus maunya berangkat sama mama. Dulu sempat begitu. Kalau tidak pas liburan ya ga papa. Alhamdulillah, lancar hingga hari H berangkat tidak ada rintangan yang berarti.

Ketiganya naik kereta dengan bawaan yang kali ini lumayan banyak. maklum saja sudah gede jadi baju gantinya ya udah lebih tebel dibandingkan usia sebelumnya. Mama papa sudah berpesan agar selama dijalan mereka rukun dan saling bantu. Apalagi kereta semarang pekalongan tidak langsung berangkat.

Mereka bisa jadi di stasiun lebih dari 3 jam, tentu butuh stamina yang lumayan. Kan mereka berangkat habis subuh. Di Pekalongan, mereka lebih banyak bermain dengan sepupu mereka Yoga dan Naya. Ah tentram rasanya manakala mereka bisa dan mau main bersama serta jarang bertengkar.

Sama om, mereka sempat diajak ke sungai di Peninggaran yang masih asri dan ciamik. Ah, liburan menyenangkan itu tidak selalu mahal, jauh dan pakai kendaraan pribadi. Kami berlibur secara sederhana, dekat bahkan tidak ada halangan. Mereka menikmati liburan dengan menyenangkan hingga kembali lagi ke rumah.

18 Desember 2015

Tes Pertama Bagi dik Adhan

Ini tahun pertama adik berada di kelas 1 dan memasuki semester pertama. Dik Adhan satu laki-laki diantara 2 anak di kelas yang paling kecil. Makanya memang sering merasa tidak pede. Hal itu terlihat ketika mulai memasuki sekolah, kelas dan bercanda sama teman-temannya. Untungnya tidak kelewat minder sehingga akan bertambah berat.

Awal menjalani mid, ketidakpedean adik menyebabkan dia selalu tanya teman sebangku soal jawaban. Hal ini dimaklumi mama karena pertama tidak tahu bahwa itu salah, kedua ketidakpedeannya itu. Nah sudah ada beberapa pesan yang disampaikan ke dik Adhan untuk menjawab soal sendiri.

Temannya yang bernama Fadlan tidak suka ditanya. Bahkan kalau mengerjakan satu tangannya menutupi jawaban. Jadi ga bakal bisa niru jawaban Fadlan. Mama memesan adik untuk percaya atas jawaban yang diyakini benar. Kedua kakaknya juga menasehati bahwa meminta jawaban itu tidak boleh. Mencontek itu juga sama dengan mencuri.

Makanya melewati hari-hari adik tes bikin tegangan lumayan tinggi dirumah. Habis maghrib, nemeni adik belajar. Papa sempat menemani belajar pada hari pertama tes sebab mama ada tugas luar kota. Papa menyimpulkan, materi terlalu berat dan tidak tepat buat anak SD kelas 1.

Makanya tidak lama belajarnya sebab mau dipaksa seperti apapun akan ada kesulitan yang dihadapi adik. Ya sudah, pasrah saja bagaimana nanti hasilnya. Adik sendiri tidak terlihat tegang namun biasa saja. Entah karena belum paham atau dia yakin atas apa yang dikuasainya. Setiap pulang sekolah bila ditanya menjawab "bisa" meski banyak soal yang ga diingat.


14 Desember 2015

Jalan-jalan Bareng Ke Pantai Drini dan Tamansari Jogja

Piknik bersama tetangga make bus rasanya baru kali ini. Kami beramai-ramai naik bus ke Pantai Drini Gunungkidul dan ke pemandian putri keraton. Berangkat pagi-pagi benar, jam 05.30 kami sudah bersiap menuju bus yang sudah ready di depan perumahan.

Mama, mbak, mas dan dik adhan sebetulnya duduk satu deret. Merasa penuh, mas kemudian nyusul papa ke belakang. Lebih longgar karena masih cukup banyak kursi kosong.Di hampir sepanjang perjalanan, kakak tertidur. Lumayan lama karena perjalanan melalui jalur Sukoharjo. Sedangkan mbak Alma seperti biasa, muntah-muntah.

Begitu memasuki pantai, awalnya kelihatan biasa saja namun ketika kami menyusuri bagian yang lain, wow indah sekali. Sayangnya lokasi itu cukup ramai jadi agak ga nyaman buat liburan. Hmmm itu baru hari minggu apalagi liburan akhir semester, pasti akses masuk akan lebih susah dan berdesak-desakan lagi.

Di Pantai, dik Adhan bermain lepas dengan kedua kakaknya. Senang sekali melihat anak-anak bergembira, mainan pasir, terhanyut ombak, berfoto bersama tetangga yang lain. Cuaca pun tidak begitu terik jadi tidak cukup menyengat dibadan.

Selesai dari Pantai Drini, kami menuju ke Jogja. Awalnya ke Malioboro tapi Masya Allah jalanan penuh sesak dan macet. Bus pun diarahkan ke lokasi parkir yang agak jauh. Daripada ke Malioboro, kami menuju ke tempat mandi putri kerajaan melalui kampung cyber yang dikunjungi mark zuckerberg, pemilik facebook itu.

Sayang, akses masuk ke tamansari sudah tutup sehingga tidak bisa leluasa melihat ke dalam. Akhirnya kami menelusuri lorong dan mencapai titik dimana kami menengok dari atas tembok akses kolam tamansari. Hampir maghrib kami menuju bus dan setelah itu kami pulang kembali menuju Solo.

Alhamdulillah sepanjang perjalanan maupun di lokasi, tidak hujan sehingga liburan lumayan menyenangkan.

06 Desember 2015

Saat Papa Kerja Keras Untuk Keluarga

Sudah sejak pertengahan Agustus, aktivitas papa meningkat pesat. Katanya memang harus mengerjakan proyek yang tenggat waktunya cuma 6 bulan dengan aktivitas yang sangat menyita. Tidak hanya pulang sore, tapi dirumah masih mengerjakan hingga tengah malam. Dalam sebulan bahkan bisa keluar kota 2-3 kali.

Hal itu dilakukannya berturut-turut sampai akhir November. Tiga minggu belakangan malah selalu keluar kota, ke Gunungkidul, Ke Bandarlampung, Ke Tawangmangu dan ke Jakarta. Belum lagi disela-sela jadual itu, agenda mama juga diselingi keluar kota.

Tingginya intensitas tersebut menyebabkan akhirnya papa drop. Sepulang dari Tawangmangu, Senin (31/11) sempat masuk kerja hingga sore. Tapi malam hari muntah-muntah. Kelihatan lemas, bangun seperlunya kemudian tidur lagi. Tidak merasa pusing, lapar atau sakit dibagian mana hanya badan merasa lemas.

Nafsu makan juga kurang, mata rasanya ingin tidur terus. Bangun hanya ke kamar mandi, sholat lantas tidur lagi. Mama, mas, mbak alma sudah membujuk agar papa mau makan karena tanpa makan tentu tidak ada tenaga untuk menggerakkan.

Selasa diperiksakan ke dokter, rupanya memang harus rehat dari aktivitas. Dokter menyarankan untuk rehat tidak tanggung-tanggung, untuk 7 hari. Awalnya papa menolak diperiksa karena memang hanya merasa lemas bukan merasa sakit.

Tentu papa menolak dan hari Rabu, papa sudah mulai kembali masuk kerja. Sehari kemudian, papa sudah kembali seperti biasa, bekerja. Berangkat pagi, pulang sore. Ah anak-anak selalu ingin ayahnya ada disaat mereka tumbuh perlahan menjadi remaja. Menjadi orang yang memang mendampingi ketika kelak mereka menjadi generasi penerus.

30 November 2015

Makin Bijaksana di Usia ke 14 mu ya Mbak

Rupanya ini ultah agak menyenangkan bagi mbak Alma. Cukup banyak temannya memberi dan berkesan yang mendalam. Bukan hanya sekedar buku, namun ada kartu ucapan, kue hingga 2 kura-kura mungil nan lucu. Cara mereka mengemas kado menarik meski sederhana. Artinya dipampangkan pun bagus dipandang mata.

Dua kura-kura itu sayangnya tak lama hidup, mati. Lantas diganti lagi dengan seekor kura-kura. Kasihan melihatnya dan mbak Alma bingung harus menaruh dimana. Makanan untuk kura-kura juga apaan bingung.

Dik Adhan pun turut bergembira melihat hadiah-hadiah itu. Menikmati kue tart, pegang buku bahkan memperhatikan kura-kura kecil nan lucu itu. Apapun pertanyaan diajukan dik Adhan melihat kura-kura itu. Dia ikut mengamati dan rutin melaporkan apapun yang dilihat soal kura-kura itu. Turut bantu kasih makan namun tak terselamatkan.

Mbak Alma, tak lama lagi kau akan beranjak remaja. Temanmu makin banyak, pengetahuanmu bertambah, tantanganmu makin komplek, tanggungjawabmu melipat. Tidak hanya menjaga diri yang penting namun juga sifat dan pengetahuanmu harus bertambah. Masih banyak yang harus dibenahi dalam diri kamu.

Mbak Alma kami tidak hanya ingin kami melihat kamu tumbuh sebagai remaja namun disertai dengan tanggungjawab maupun prestasi yang membanggakan. Hingga saat ini, tidak sedikit yang kamu torehkan tapi penting untuk mempertahankannya.

Mama papa tahu itu tidak mudah namun harus dibuktikan. Rukunlah dengan saudaramu, mereka yang akan selalu berada disisimu baik saat kamu jaya atau terpuruk. Jangan pernah pilih temanmu sesuai dengan maumu tapi mengertilah pada semua temanmu.

30 Oktober 2015

Sangiran, Museum Penting Bagi pengetahuan Kami

Anak-anak menyenangi beberapa hal yang berbau pengetahuan dan sejarah. Minatnya cukup ada sehingga rencana perjalanan ke Museum Sangiran menjadi schedule yang masuk list sudah lama namun belum di eksekusi. Meski tak jauh-jauh amat tetapi ngepaske agenda diantara kami sudah agak tidak mudah.

Si kakak kadang minggu ada acara OSIS, mbak Alma janjian ma temannya di car free day atau papa yang kelelahan seminggu kerja. Pun agenda ke tempat mbah menjadi urutan utama di prioritaskan tidak boleh mendahulukan kegiatan yang tidak penting lainnya.

Kebetulan sekali tanggal 25 kemarin kami semua selo, ada waktu luang. Belum lama juga sudah mampir ke rumah mbah. Itu sesaat setelah anak-anak menjalani mid semester. Seperti biasanya berkendara motor kami melaju ke Gemolong. Selama perjalanan adik sangat senang karena jejeran sama rel kereta.

Sampai disana, hampir sudah banyak yang berubah dibandingkan ketika papa mama mampir ke sangiran tahun 2006. Saat mama dan papa KKN sebelum menikah. Di dalam ruangan, mas dan mbak mengagumi situs-situs menyangkut peradaban manusia. Termasuk perjalanan manusia homo sapien dari daratan eropa ke asia.

Bukan hanya itu, tokoh-tokoh penemu peradaban, alat-alat untuk menjalani hidup serta hewan-hewan jaman ribuan tahun menjadi kekaguman mereka. Dulu akses museum bisa kita masuki dari arah manapun tetapi sekarang tertata dengan baik. Menikmati apa yang ditampilkan juga runtut dari masuk hingga akhir tempat keluar.

Koleksi museum sangiran juga tidak berantakan atau mudah dijamah. Mereka terlindungi kaca atau tidak bisa lagi diakses langsung pengunjung. Bagian sejarah manusia yang luar biasa dan semoga kalian mengambil pembelajaran dari situ.

10 September 2015

Kado Ultah Adhan ke 6

Entahlah tiba-tiba si kecil ini minat banget sama yang namanya ulang tahun. Sejak papa dan mas Afin ultah semangatnya luar biasa. Namanya juga anak-anak, yang dinanti ada 2, tiup lilin dan buka kado. Sejak jauh-jauh hari sudah sering nanya "siapa ya yang tanggal 3 Sept ultah?" tentu kami semua tertawa.

Ulahnya yang tengil, suka manja-manjaan, ngelendot ke siapapun kecuali papanya. Nih yang kadang bikin sebel papa, pengen mengalami seperti jaman mas dan mbak kecil. Semua serba papa namun dik Adhan beda. Semuanya mama dan cenderung main sama kedua kakaknya. Tak jarang papa berulang kali bertanya.

"Dik, ntar kalau gede masih mau gojek sama papa?" kata papa
"Ya masih lah" jawabnya santai
"Nyenyes?" (bener) lanjut papa
"Iya, tapi ga janji ya" lanjut adik sambil tertawa

Perbincangan yang mungkin banyak terjadi di keluarga lain dan kami sungguh memaknai banyak hal dalam menjalani hari-hari bersama anak-anak. Kali ini, ultahnya pengen di beri kado kereta api, seperti hobinya. Cuma kata mama sebelumnya kan siidah diberi kereta jadi bentuk yang lain saja.

Mama membelikan kado buku kereta seperti yang dimaui dik Adhan sama sepatu. Wah cuma mbak Alma yang sering kasih kado, ngado apa ya dulu? Ah dirimu makin hari makin tambah besar. Inilah usia-usia kelucuan itu masih sering muncul hingga kelak kelas 4 nanti. Setelah itu secara perlahan papa akan kehilangan kelucuan itu.

Mama papa sayang pada kalian, anak-anak yang luar biasa. Met ultah ya si kecil dan semoga tumbuh menjadi anak sholeh dan menyenangkan sesama.


10 Agustus 2015

Jadilah Remaja Yang Menyenangkan Kak!

Tahun ini merupakan tahun usia mas ke 15, usia dimana cukup krusial perubahan dari anak-anak kepada remaja. Sungguh, papa mama agak khawatir tentang pertumbuhan anak-anak jaman sekarang. Bagaimana tidak khawatir bila media sosial hampir menjadi teman karibnya setidaknya dalam kesehariannya.

Kondisi itu tidak hanya dialami oleh mas Afin saja tapi jutaan anak yang tumbuh dan beranjak remaja. Tanpa perhatian, sikap dan bimbingan yang tepat, anak-anak kita justru bisa menjadi orang lain yang mengejutkan kita. Papa mama sama sekali tidak mau membatasi penggunaan internet, karena bisa membikin anak curi-curi waktu.

Kami mencoba realistis dengan memfasilitasi serta mengkompromikan beberapa hal. Misalnya, anak-anak bebas menggunakan internet melalui hp dan laptop asal diluar hari sekolah. Kami juga memantau perkembangan psikologi mereka.

Sampai sejauh ini, aktivitas mas Afin di sekolah juga lumayan padat. Papa mama senang, mas aktif di OSIS sebab dia bakal banyak belajar tentang empati, simpati, berkorban, bertoleransi dan lainnya. Termasuk ketika menyiapkan acara pengajian, hingga larut malam. Termasuk pagi hari diminta habis subuh sudah berangkat untuk dekorasi tempat, ya berangkat pagi.

Menginjak usia 15 tahun, kakak tumbuh menjadi pribadi yang lumayan hangat. Meski tingkat usilnya ke adik-adiknya tetap begitu. Sebenarnya usilnya mas itu karena sayang, merasa ingin dekat hanya kadang adiknya berlebihan meresponnya.

Anakku, tumbuhlah jadi pribadi yang menyenangkan, individu yang bermanfaat, teman yang hangat, serta peduli terhadap sesama. Mama papa bangga atas apa yang sudah kamu lakukan. Jadilah orang yang tidak pernah membuat sedih orang lain. Met ultah ke 15 kak!

09 Agustus 2015

Jangan Berbohong Mas



Ini pertama kalinya mas Afin bawa kendaraan. Sebetulnya Jumat itu sudah diijinkan membawa kendaraan tapi shogun. Revo mau dibawa pulang ke Cawas. Rupanya pagi-pagi betul, ban depan kemps sehingga ga mungkin mas nungguin ditambal. Bisa telat masuk sekolah nanti. Jadilah dia bawa revo dan mama papa ke klaten bawa shogun bareng dik Adhan.

Katanya pulang habis Jumatan namun sore jam 2 papa sms tidak dibalas dan tanya mbak Alma dijawab mas belum pulang. Perasaan papa sudah tidak enak, namun berusaha ditepis. Semoga tidak terjadi sesuatu yang berbahaya batin papa.

Dirumah, rupanya mas juga baru saja sampai. Dia beralasan hp batreai drop padahal semalam sudah diisi. Jam 14.30 juga baru sampai rumah dengan alasan pembentukan pengurus kelas. Ah papa mencium gelagat kebohongan disana. Setelah didesak dia mengaku main ke rumah temannya. Papa akhirnya marah karena sudah tidak menjalankan amanah dan janji.

Salah satu yang ditegaskan papa, anak-anak ga bakal bisa berbohong sebab memang hati kecil anak-anak tidak bisa. Jadi jangan berusaha berbohong. Kedua, efek dari bohong itu cukup besar dan membahayakan mereka. Ini bukan soal boleh tidaknya naik kendaraan.

Mama papa berharap, lain kali tidak usah berbohong karena sepanjang ijinnya jelas dan kepentingannya memang dibutuhkan tentu mama papa akan beri ijin. Semoga ini menjadi pembelajaran berharga dan tidak diulangi lagi.

Adhan Njambak Afril


Wah diceritain kejadian adik menjambak temannya membuat papa kaget. Koq bisa ya? Padahal dia termasuk anak yang pendiam dan ga suka ribut sama orang lain. Rupanya yang dijambak memang teman yang sama-sama badannya kecil, namanya Afril. Sebenarnya Afril ini baik wong beberapa kali dik Adhan ditraktir. Papa saja sampai berpesan boleh ditraktir kalau hari sabtu saja.


Masalahnya iya kalau ortunya faham itu maunya Afril, lha kalau dipikir Adhan yang minta kan bahaya. Adhan sih bilangnya “Lha Afril yang ajak ayo tak beliin jajan, kamu maunya apa”? Gubrakz. Namanya saja anak kecil ya pasti mau.

Kembali ke soal awal, mereka pernah duduk bareng cuma akhirnya dipisah sama pak Bun. Karena banyak cerita dan tugas dari pak Bun ga selesai dikerjakan. Sepertinya sering telat menyelesaikan tugas ini membikin Afril bête sebab Adhan ga bisa diajak ke kantin beli jajan. Berucaplah Afril kalau Adhan suka telat dan selesai paling akhir.

Eh teman-temannya ada yang bela Adhan, ada juga yang dorong-dorong Afril. Entah apa yang dipikir Adhan pun menjambak Afril sehingga anak ini nangis. Afril sempat menarik baju Adhan tapi tidak memukul.

Dengan kejadian ini, kami semua bilang ke Adik untuk meminta maaf ke Afril. Sejak kecil memang anak-anak dididik untuk tidak berulah duluan. Tapi bila ada anak lain berulah ya harus dibalas. Tidak boleh dibiarkan. Akibat dari perbuatannya, papa tidak mau diajak bersepedaan sore hari. Adik terlihat merasa bersalah dan berjanji senin akan meminta maaf.

Ealah koq sempat-sempatnya dia berpikir menjambak yah. Sewaktu ditanya mencontoh siapa, jawab Adhan ga tahu. Hmmmm mungkin tindakan spontan karena teman-temannya provokatif juga.

06 Agustus 2015

Belajar Naik Sepeda



Alhamdulillah akhirnya dik Adhan mulai mau mengayuh sepeda. Dulu sewaktu masih TK, dia tidak bisa mengayuh. Cuma satu kaki yang digunakan nanti mundur kayuhannya dan ditekan lagi. Wah agak repot dan membuat papa berpikir bagaimana nanti dia bersepeda.

Setidaknya setelah awal sekolah habis lebaran, suatu sore papa ajak dik Adhan bersepeda. Dia mau lalu sepeda pun dikeluarkan. Papa jalan kaki dan adik mengayuh sepeda. Berdua menyusuri Mawar VI ke barat putar di Mawar III dan kembali lagi.

Esok sore, papa kembali ajak dik Adhan bersepeda.  Kali ini kea rah timur, yang lumayan sepi dan papa bisa nungguin adik bersepeda muter-muter. Papa mengarahkan adik ke belakang gudang rosok yang jalannya relative sepi dan dia bisa muter-muter. Papa tinggal duduk saja melihat dia bolak balik mengayuh sepeda kecilnya. Sudah lumayan bagus.

Hanya kalau disuruh ngebut, masih belum bisa sehingga kalau ada polisi tidur ada tanjakan kecil kerap harus didorong badannya. Beberapa kali Nampak berupaya mengayuh dengan keras tapi kakinya terlepas dari pedal. Memahami ‘minggir’ ketika ada kendaraan atau mobil lewat belum baik.

Ya biasa saja seperti juga kakak dia. Minggirnya itu masih sering ikut dimana orang tua berada belum yang penting minggir atau minggir ke sebelah kiri. Itu proses dan yang penting mulai mau belajar mengayuh. Sayangnya sepeda adik kekecilan.

31 Juli 2015

Di Nanggulan, Ke Semin dan Jenguk Mbah Gito



Habis dari Pekalongan, kami melanjutkan perjalanan ke Klaten. Kami berangkat Selasa (20 Juli) pagi benar dengan diantar om Febi dan bulek Ucik. Tak terasa mungkin 8 hari berada di Pekalongan dan kini giliran bersilaturrahim ke mbah Klaten.

Kami tenang-tenang saja karena tiket sudah ditangan dan ga takut kehabisan. Sesuai jadual kami sampai Solo menjelang dhuhur. Awalnya mau langsung ke Klaten namun papa harus menyelesaikan pekerjaan terlebih dahulu. Mama kemudian bersih-bersih. Menjelang sore kami pun berangkat ke Klaten dan dirumah simbah ada mbak Angel tentu selain simbah berdua.

Rabu pagi, kami berangkat bersilaturrahim ke rumah pakde Bambang. Rupanya, pakde sudah masuk kerja sementara budhe Yani persiapan syawalan di keluarga pakde Harno. Ya sudah, kami pulang menuju rumah bude Pur. Sama saja, bude Pur sekeluarga tidak bisa kami temui. Rumahnya tertutup rapat.

Daripada pulang tanpa hasil kami mampir ke rumah mbah Gito. Ya Allah mbah Gito putri masih sakit tiduran saja. Tatapan matanya terlihat kosong. Kami semua menyimak penuturan mbah Gito kakung.

Alhamdulillah dik Adhan, mas Afin dan mbak Alma mau sabar nunggu serta mendengarkan apa yang kami obrolkan. Selain ada kue tradisional cucur juga rokok mbako membuat sendiri. Anak-akan terkejut dan melihat rokok itu. Mereka disuguhi minuman kemasan sehingga lumayan betah. Sekitar jam 4 sore kamipun pamit pulang ke rumah mbah.

28 Juli 2015

MOS dan Jurusan IPS



Masuk pertama di MAN, bagi mas Afin agendanya ya masa orientasi siswa. Papa agak khawatir kalau tugasnya berat, hukuman fisiknya keras atau jamnya lama. Alhamdulillah tugas yang diberikan masih wajar, hukuman juga paling push up. 

Minggu awal, mas sekolah diantar papa sebagai bentuk pengenalan jalan ke sekolah. Hanya saja masih begitu, merasa diantar jadi persiapannya malas-malasan. Liburan 2,5 bulan hampir membentuk pola yang ajeg. Maunya bangun, makan, buka internet, jajan dan nonton tivi. Menyiapkan untuk MOS pun tidak serius, maunya yang beli-beli saja.

Persiapan mos pertama yang agak lama tentu membuat tas. Syaratnya harus berbahan kertas. Papa nyarankan untuk menggunakan kertas semen yang kuat dibanding kertas lainnya. Untuk makanan dan minuman tentu beli meski harus nebak dulu apa yang dimaksud dengan tugas dari sekolah.

Secara umum, tidak ada kendala mengikuti kegiatan ini karena begitu dirumah tidak banyak dikeluhkan mas Afin. Paska MOS 3 hari, dilanjutkan dengan kemah 2 hari 1 malam.

Hingga selesai, tidak ada cerita yang mengkhawatirkan. Yang buat papa cukup kaget yaitu rupanya di MAN program IPA semua harus full day tidak ada yang reguler. Pilihan ke IPS berarti ikut boarding school atau reguler.

Pilihan IPS akhirnya diambil karena pilihan IPA nampaknya akan jauh lebih memberatkan. Kami tidak bisa membayangkan bila ada PR Fisika dan Kimia. Sebab itu semua bukan keahlian ayah bundanya. Teman-teman di MTSN juga mengambil jurusan itu dan banyak yang satu kelas. Cuma antara laki-laki dan perempuan dipisah, tidak ada yang 1 kelas.

Satu hal lagi, kami berpesan kamu ikut salah satu ekskul apapun itu. Penting ikut kegiatan sekolah sebagai bahan berlatih dalam kehidupan nyata. Terserah mau memilih apapun yang jelas pengalaman berorganisasi akan membentuk karakter dirimu.

Ah, semoga kamu tumbuh wajar dan makin dewasa dari lingkungan.

Template by:

Free Blog Templates