26 Juni 2015

Mbak Alma Naik ke Kelas IX

Semester genap kelas VIII telah dituntaskan oleh mbak Alma dan hasilnya ya lumayan meski ada penurunan nilai 2,6 dibandingkan dengan mid semester lalu. Dilihat dari hasil semester sebelumnya meningkat mesti tidak cukup signifikan yaitu hanya 0,5.

Nilai di kelompok pelajaran agama cukup memuaskan, diatas 90. Untuk pelajaran umum, cuma bahasa Inggris yang mendapat 78 sedang sisanya bisa diatas angka 80. Yang agak mengejutkan nilai ketrampilan dengan point 92. Padahal selama ini kami sudah pasrah soal materi ketrampilan atau kesenian yang memang tidak menurun pada keluarga kami.

Lainnya seperti BTA, Bahasa Jawa atau tahfidz cukup bagus. Dibanding teman satu grubyak grubyuk, masih diatas sih cuma memang harus berbenah. Apalagi kelas IX tantangannya besar. Mas Afin saja hasilnya kurang optimal meski sudah les.

Untuk nilai total sebenarnya dengan yang ranking 1 tidak cukup jauh. Mbak Alma mendapat rata-rata 87,56 sedang Tasya Az Zahra memperoleh 90,50.

Ya sudahlah, yang penting mulai Juli harus mulai ekstra belajar secara keras supaya makin siap menghadapi ujian nasional. Bahkan bila memungkinkan nilainya, ya ga masalah masuk SMA 1 Solo. Bila jauh banget ya nusul mas saja ke MAN 1 Surakarta ya mbak.

18 Juni 2015

Menikmati Puasa Waktu Libur

Kebetulan puasa kali ini datang sewaktu semua libur sekolah. Mas Afin setelah mendaftar tinggal menunggu pengumuman diterima atau tidak.

Mbak Alma juga menyelesaikan test semester akhir dan ada libur sementara sembari menunggu penerimaan raport.

Sedangkan adik sudah ikut upacara akhirussannah yang diadakan di Pendawa Water World bersama TK B dan tidak ada satupun yang dikenalnya. Sudah mendaftar juga dan diterima di SD Djamaatul Ichwan kelas reguler.

Bakalan sama seperti kedua kakaknya yang bersekolah di DJI. Untuk mengisi waktu senggang saat puasa, mama papa berupaya mencarikan aktivitas yang cukup mendukung. Supaya tidak dirumah melulu tidur, ngenet dan baca.

Kamis, mereka bertiga pergi ke Ganesha perpustakaan namun kebetulan tak ada yang dikerjakan.

Malam sebelumnya di masjid ada pengumuman tentang TPA dan mama meminta mas Afin serta mbak Alma membantu pengurus masjid mengajari TPA. Supaya ada temannya, mbak Alma ngabari mbak Sifa dan mas Afin ngabari mas Rizqi.

Sore mereka berempat berangkat bersama. Disana membantu pengurus masjid mengajari baca Iqra cuma dik Adhan belum mau ikut. Pas hari kedua adik pun ikut ke Masjid Istiqamah. Dan disana tidak hanya mengajari adik-adik baca Iqra namun juga disediakan takjil maupun buka puasa sehingga pulang ke rumah sudah buka.

12 Juni 2015

Mendaftar Di MAN 1 Surakarta

Memang seperti yang direncanakan sebelum lulus, sekolah lanjutan yang diincer mas Afin ke Madrasah Aliyah Negeri 1 Surakarta.

Mama papa mempertimbangkan banyak aspek tentu termasuk biaya, materi, teman pergaulan, keluaran dan lain sebagainya. Sebenarnya jarak rumah dan sekolah menjadi pertimbangan namun memilih sekolah yang lain jauh lebih sulit didapat.

Bersekolah di Sukoharjo yang terdekat saja di Mendungan sekitar 3,5 km dan lainnya di Kartasura atau Baki yang setara bila sekolah di Surakarta. Mas Afin dan mbak Alma memang masih tetap ingin bersekolah naik sepeda onthel.

Dalam 1,5 tahun ini hasil bersepeda mereka berdua sudah mulai menunjukkan hasilnya.

Pertumbuhan tinggi badan, tenaga maupun kekuatan mereka berdua makin bagus. Bila di awal banyak mengeluh, kini mereka sudah tangguh.

Tawaran meneruskan di MAN, yang jarak tempuhnya menjadi 10 km tidak menjadi halangan.Setelah menerima hasil UN, mas Afin diantar mama ke MAN 12 Juni lalu. Maklum papa lagi ada kegiatan penelitian di Sragen.

Lumayan banyak juga yang mendaftar dan mas sempat ketemu Ma'ruf teman 1 kelasnya. Setelah mendaftar langsung wawancara dan nampak guru pewawancara tertarik dengan kemampuan mas Afin.

Semoga akan ada jalan bagi mas untuk melanjutkan ke sekolah yang memang tepat bagi jalan hidupnya kelak.

10 Juni 2015

Tantangan Makin Berat Mas Afin

Segala daya upaya sudah diusahakan, akhirnya pengumuman Ujian Nasional pun muncul pada 10 Juni. Nilai yang ditargetkan sebesar 34 lepas dari genggaman.

Hanya mendapatkan 33,60 dan tidak banyak pilihan untuk melanjutkan ke SMA di Solo

Pilihan akan banyak terbuka di SMA Sukoharjo namun yang terdekat ya Kartosuro. Di Solo pilihannya tentu saja MAN. Sekolah Negeri? Ah sepertinya tidak karena bukan sekedar cuma dapat kuota 20 persen tetapi bayar juga tinggi.


Nilai itu didapat dari Bahasa Indonesia 84,0, Bahasa Inggris 82,0 kemudian matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam sama-sama meraih 85. Rupanya nilai ini lumayan kalau di kelas dan sekolah namun diluar agak susah mendapat rasa aman.

Ya mau bagaimana lagi, mama papa sudah berupaya mendorong. Les di primagama juga sudah diambil. Belajar juga sudah dilakukan namun ya beginilah hasilnya.

Semoga mas mengambil pembelajaran setelah hasil UN SD dan UN SMP masih bisa digunakan untuk mendaftar di MTsN maupun MAN. Tapi kelak, saat lulusan MAN, tidak ada yang mudah bahkan perjuangan dimulai sejak tahun pertama di MAN.

Bila sejak awal tidak berupaya keras, masuk perguruan tinggi akan jauh lebih sulit.

04 Juni 2015

Tak Pernah Putus Asa Menasehati Kalian

Setiap orang tua berharap anak-anaknya bakal jadi orang yang mampu membanggakan siapapun juga. Namun membentuk dan mendidik anak supaya punya sikap mandiri dan tanggungjawab itu tidak mudah diwujudkan. Akan terbentur pada banyak kendala apalagi saat ini teknologi berkembang pesat yang membuat anak makin manja.

Kecanggihan teknologi kadang melenakan banyak hal sehingga banyak anak yang sering keasyikan, terlena dan terbuai terutama dengan semua hal yang berkaitan dengan media sosial. Maka dari itu, orang tua harus terus mengingatkan meski disini timbul dilema yang lumayan besar.

Dibiarkan saja anak akan makin lupa pada lingkungan, pada tanggungjawab, pada tugas dia sebagai pelajar sedang diingatkan kesannya tidak percaya, tukang ngomel dan serba tidak boleh. Sebenarnya orang tua tidak ingin begitu namun faham bila tidak diingatkan anak akan makin jauh terlena dan tidak berada dalam kenyataan sesungguhnya.

Maksudnya adalah, dunia internet, dunia media sosial merupakan dunia semu atau dunia seakan-akan. Bila sejak dini terlalu intim dengan dunia itu, maka dia akan menganggap bahwa itu adalah dunia nyata. Ini sangat berbahaya. "Dunia imaji" yang menguasai pikirannya harus segera dipagari agar anak faham benar mana yang bakal dia hadapi dan mana yang sesungguhnya hanya mimpi.

Kadang bahkan sering media sosial menawarkan kenikmatan, surga atau keasyikan bagi siapapun. Jadi harus segera ada yang disadarkan mumpung semua belum berlalu. Masa pertumbuhan harus tetap dalam kendali orang tua.

Silahkan kalian benci bila menasehati itu mengganggu.

03 Juni 2015

Trip Ke Kudus dan Jepara, Agenda Mas Afin

Rupanya paska Ujian Nasional MTsN 01 Surakarta benar-benar membuat mas Afin bebas. Bukan sekedar dari tugas belajar namun bebas memiliki tujuan kemanapun. Setelah sebelumnya ke Pekalongan dan ke Wonosobo, giliran agenda selanjutnya berlibur ke Kudus ke rumah mbah temannya satu kelas yang bernama Iqbal.

Tidak sendirian juga karena ada 7 temannya lagi selain Iqbal yang sudah nyampai di sana duluan. Setelah lama berdiskusi akhirnya mereka berangkat Senin (1/6) naik Kalijaga pagi hari. Akibatnya salah satunya yaitu Raka tertinggal. Terpaksa dia nyusul sendiri naik bus. Sementara 7 orang yang berangkat itu 4 laki-laki 3 perempuan.

Sampai di Tawang mereka turun dan melanjutkan perjalanan naik angkot ke terminal Terboyo. Melanjutkan perjalanan ke Kudus dengan bus tanpa AC 18 ribu. Siangnya menuju pantai Bandengan yang terletak di Jepara memakai mobil sewaan APV yang disediakan mbahnya Iqbal.

Mereka menginap terpisah alias berbeda rumah. Yang laki-laki dirumah kosong yang memang khusus dikontrakkan. Kebetulan habis masa kontraknya sedang yang putri dirumah yang ditinggali paman Iqbal. Jadi bila waktu makan ya jalan kaki ke rumah mbahnya Iqbal. Rencana pulang hari Selasa pun batal sebab masih ada agenda ke Menara Kudus.

Selasa, mereka beramai-ramai menuju Menara Kudus namun tidak sempat ke makam Sunan Kudus. Bertepatan hari libur nasional, suasana begitu ramai. Hingga menjelang pulang, mas kehabisan uang. Maklum buat membelikan obat sama makanan kecil temannya yang kebetulan sakit mag. Siapa dia? Ah tanya sendiri sama mas Afin.

Perjalanan Kudus ke Stasiun Tawang pagi hari butuh waktu agak lama sebab hari kerja. Hampir saja ketinggalan kereta sebab pas beli, kereta pas datang. Padahal jam 05.55 berangkat dari kudus dan naik bus yang AC. Meski begitu, tetap pengalaman yang mengesankan.

Template by:

Free Blog Templates