30 Desember 2013

Serial Tokoh Dunia, Menjadi Inspirasimu

Membaca merupakan kegemaran mas Afin dan mbak Alma sejak tahunan yang lalu. Keduanya memang keranjingan dengan yang namanya membaca. Hal lain yang juga digemari kalau mas Afin ya main game sedangkan mbak Alma utak-atik foto atau menulis. Tiap anak memiliki keunikan tersendiri atas dirinya. Mama papa hanya bisa mengarahkan saja.

Bagi kegiatan yang baik, bermanfaat apalagi berguna dimasa mendatang tentu akan didorong. Bila mbak Alma masih saja gemar membaca novel dengan kategori layaknya detektif atau menyeramkan, beda dengan mas Afin. Hal ini bisa dilihat dari buku-buku yang dipinjamnya dari perpustakaan Ganesha. Mas Afin sering meminjam serial tokoh dunia.

Buku-buku yang dibaca mas Afin

Rupanya dia gemar sekali mempelajari seluk beluk kehidupan para tokoh dunia. Entah itu ilmuwan, pemimpin negara, pejuang dan kategorisasi lainnya. Entah sudah berapa puluh buku yang dibacanya karena kebetulan buku yang disediakan Ganesha lumayan banyak. Saat pinjam, mereka juga masih ingat mana yang sudah dibaca dan mana yang belum.

Bagi mama papa, semoga dari kisah yang dibaca kelak dirimu bisa mengambil pembelajaran. Bahwa kadang menjadi tokoh itu perjuangannya tidak mudah. Banyak tantangan dan hambatan namun mereka tetap yakin bahwa yang diperjuangkan adalah hal benar. Semoga bisa membawa inspirasi bagi dirimu dalam mengarungi hidup dimasa mendatang.

Tidak ada yang mudah dalam hidup ini namun bukan berarti kita harus menyerah. Mendapatkan sesuatu itu harus dengan usaha. Jadi makin besar dirimu akan makin banyak yang dihadapi. Mama papa hanya bisa mendampingi agar tak salah arah. Semoga tercapai cita-citamu nak.

24 Desember 2013

Agenda Liburan Di Solo

Liburan kali ini pengennya bisa kemana-mana tetapi rupanya ada banyak agenda papa sehingga kali ini muter-muter dalam kota. Tidak banyak sih apalagi kepotong liburan di pekalongan sehingga hanya mengunjungi beberapa tempat untuk bersantai bersama. Yang mengasyikkan dan baru yaitu mengunjungi pameran ilusi di SCP.

Sayangnya beberapa venue tidak sesuai prediksi sehingga hasil ilusi yang bagus didapat di 2 tempat yakni berfoto seakan di atas jurang dan ilusi tampak besar serta kecil. Sebenarnya ada 1 obyek merambat dinding yang bagus hanya kaca yang terpasang bukan kaca beneran sehingga bayangannya goyang.

"Gedean siapa mas?" kata dik Adhan

Saat liburan inipun papa menerima 3 tamu yang pertama teman papa di Solo bertamu di pekalongan, teman papa di Samarinda berkunjung di Solo serta bude Rini mampir disela-sela liburan bareng mbak Anty. Agenda nonton film maupun mengajak dik Adhan berenang di Pendawa Water Park tidak terlaksana. Apalagi lagi musim hujan sehingga memprediksi waktu tidak mudah.

Meski demikian saat liburan di Pekalongan dik Adhan sudah bermain mandi bola yang kemudian diulangi di Solo. Oh satu lagi, kami menonton pertunjukan ikan lumba-lumba di Goro Assalam. Pengennya keluar kota seperti Jatim Park 2 hanya waktunya belum pas. Doakan saja ya anak-anak, semoga kita bisa berkunjung kesana.

20 Desember 2013

Liburan Pertama Dik Adhan Bersama Kedua Kakaknya

Kali ini menjadi tonggak pertama dik Adhan berlibur bersama kedua kakaknya. Mbah uti dan mbah Kung berpesan agar dik Adhan turut berlibur di Pekalongan dengan 2 kakaknya. Pasca dik Adhan sakit, mama papa melihat rasa yang dekat dengan mbahnya. Meski mama berat hati melepaskan, ini demi belajar kemandirian dik Adhan serta mengujicoba kedua kakaknya menemani adik.

Berangkat dari Solo malam hari cukup berat sebenarnya. Apalagi karena siang tidak tidur dan jalan macet akhirnya sebelum berangkat dik Adhan sudah tertidur. Mama agak khawatir dengan bagaimana tidur dik Adhan nantinya. Apalagi selama ini sering dikeloni mama meski sekali dua bersama papa. Tidak mudah meyakinkan mama bahwa ini saatnya.

Hari pertama, kedua dan seterusnya ternyata berjalan lancar. Kedua kakaknya sungguh sangat perhatian terhadap dik Adhan. Mbah menceritakan mengenai tanggungjawab baik menyuapi, membuatkan susu, memandikan dan lainnya dilakukan dengan penuh tanggungjawab. Mereka sudah berbagi siapa yang harus menangani.

Mama papa bangga pada Mas Afin dan mbak Alma yang sungguh-sungguh mampu bersama membimbing adiknya. Kalau ada yang tercecer itu biasa dan rupanya dik Adhan faham bahwa mama papanya tidak turut berlibur. Selama di Pekalongan tidak sekalipun merengek mencari mama papanya. Ini diluar prediksi yang Alhamdulillah sangat membanggakan. Terima kasih mas Afin dan mbak Alma.

17 Desember 2013

Raport Sekolah Memuaskan

Dengan rasa syukur amat sangat kali ini hasil raport memuaskan. Bagi mama papa sebenarnya hasil itu bukan ranking namun nilai yang didapat. Memang ada yang berpendapat bahwa akhlak memegang peranan penting namun setidaknya soal perilaku mas Afin dan mbak Alma sudah luar biasa.

Makanya saat penerimaan raport semester ganjil benar-benar diperhatikan. Mama papa berharap mata pelajaran utama tidak ada yang bernilai tujuh. Kenapa? karena kapasitas mereka memang mampu mendapatkan. Artinya target bukan sekedar dibebankan. Toh cara mereka belajar juga sebenarnya sungguh ringan.

Apalagi bila belajar lebih diperberat tentu hasilnya bisa lebih bagus. Alhamdulillah keduanya meraih rata-rata diatas 80 meski ranking diluar 5 besar. Mama papa menerapkan standar untuk jujur yang utama dan kedua mata pelajaran utama diatas tujuh. Sedangkan beberapa mata pelajaran yang lain seperti ketrampilan, bahasa Jawa maupun menggambar tidak ada bakat. Jadi ya asal tidak jeblok amat tidak apa-apa.

Saat menerima raport, mas Afin dan mbak Alma sudah berlibur di Pekalongan sehingga mama papa mengirimkan via email. Rupanya memang mereka penasaran dengan hasilnya. PS pun kemudian diijinkan dimainkan lagi di hari Sabtu Minggu untuk mas Afin setelah 1 semester ini disimpan akibat nilai matematika mas Afin dibawah standar.

Semoga ini menjadi pembelajaran di masa mendatang untuk mempertahankan prestasi. Tiap orang tua menerapkan standar yang berbeda dan mama papa tahu kapasitas kalian. Jaga terus hasil yang sudah diraih sehingga bisa menjadi modal dimasa yang akan datang.

06 Desember 2013

Proses Belajar Lebih Penting Dari Hasil Belajar

Mengaji setelah sholat berjamaah telah dibiasakan dalam rumah. Selain merupakan perintah agama, mengaji setelah sholat wajib tentu menambah pahala. Apalagi salah satu riwayat menuturkan bahwa rumah yang tidak pernah terdengar suara mengaji seperti kuburan. Hal ini terungkap dalam sebuah pengajian rutin dilingkungan rumah kami.

Alhamdulillah, ibadah itu telah rutin kami lakukan sejak anak-anak mulai tumbuh dan bersekolah. Dulu memang hanya mas Afin dan mbak Alma yang rutin mengaji. Tetapi sekarang semuanya termasuk dik Adhan. Mas Afin dan mbak Alma bahkan sudah khatam ketiga kalinya. Sebuah prestasi yang membanggakan bagi mama papa.


Tidak mudah menjaga rutinitas itu. Kini kebiasaan mengaji sudah ditiru si kecil, dik Adhan. Tidak ada yang menyuruh. Dia berinisiatif sendiri meniru kedua kakaknya. Lantas tiap selesai berdoa, papa mengajari mengaji menggunakan Iqra. Mungkin sudah sekitar enam bulan lalu mengaji dan kini menginjak Iqra jilid 2. Karena masih usia 4 tahun, prosesnya memang lebih lama.

Dik Adhan belum bisa membedakan huruf arab gandeng dengan tidak. Sehingga papa mengajarinya dengan membolak balik contoh huruf arab jika single (tidak digandeng). Otomatis prosesnya jauh lebih lama namun tidak masalah. Belajar itu jauh lebih penting proses dibandingkan dengan hasilnya. Mama papa bahagia melihat hasil belajar mengaji mas Afin dan mbak Alma.

Kini mereka telah fasih membaca Al Qur'an maupun bahasa Arab. Secara teknis, mas Afin jauh lebih cepat belajar dan menangkap pembelajaran. Bahkan untuk seluk beluk kosa kata bahasa Arab, mas Afin melebih semua yang dirumah. Makanya kalau menanyakan sesuatu, ya mas Afin harus tanya teman papa yang bisa sebab papa sendiri tak bisa menjawabnya.

03 Desember 2013

Sebelum Sholat Ya Wudlu

Mengajari beribadah salah satunya Sholat menjadi kebiasaan rutin dalam rumah kami. Bukan dengan tutur kata, duduk manis di kursi, khotbah atau ceramah. Melainkan dengan tindakan maupun perilaku. Ini semua dijalani sejak mas Afin kecil hingga sekarang. Caranya dengan beribadah berjamaah rutin setidaknya setiap maghrib.

Rutinitas itu dimulai dengan berwudlu, sholat jamaah, wirid kemudian ditutup dengan mengaji. Alhamdulillah kebiasaan kami mampu diikuti si kecil. Dulu memang mengambil wudlu dengan di wudlu kan oleh mama atau mas dan mbak. Tetapi sekarang dik Adhan sudah berniat melakukannya sendiri.


Biasanya didahului dengan buang air kecil. Karena takut basah, celana pendek dilepas dan lengan dilipat ke atas. Menggelikan sebenarnya melihat cara wudlu dik Adhan. Sebab posisi jongkoknya terlalu rendah bahkan beberapa kali mau kejlungub (terjerembab). Tata cara berwudlu yang dicontoh biasanya mas Afin yang rutin membasahi rambutnya.

Memang sih tak jarang kaos atau celana dalamnya basah. Itu sudah resiko dari belajar. Mama berkali-kali mengganti pakaiannya. Tata cara wudlu cukup runtut dimulai dengan berkumur (meski ga ada air masuk mulutnya tetap dikeluarkan). Telapak tangannya belum menutup untuk menampung air wudlu. Lalu membasuh muka, membasuh kedua tangan, membasahi rambut (sayangnya belum membasahi ubun-ubun), membasahi kedua telinga dan diakhiri membasahi kaki.

Paling tidak, dik Adhan telah memulainya dengan baik. Dia pembelajar yang luar biasa bagi kami. Hal ini sekaligus mengingatkan kami untuk hati-hati bertutur dan bertindak supaya hal-hal yang tidak sepantasnya tidak dikerjakan dik Adhan. Semoga kelak jadi anak Sholeh ya nak.

Template by:

Free Blog Templates