24 Maret 2015

Mas Menjalani UAMBN Hingga Kamis

Mulai Senin ini mas Afin fokus menjalani Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional. Ujian ini merupakan ujian akhir terutama untuk pelajaran agama. Sayangnya ketika ditanya standar nilai kelulusan, mas Afin menjawab tidak tahu. Padahal standart batas minimal nilai tentu ada. Pasca UAMBN ini masih ada ujian akhir untuk pelajaran umum non UN.


Setidaknya ada 5 pelajaran UAMBN yang diujikan hingga Kamis mendatang. Untuk sementara mas tidak les dan mengurangi berbagai aktifitas lain untuk mengintensifkan belajarnya. Juga meminjam buku dik Alma untuk mengingat kembali pelajaran yang lewat hingga meminta dik Alma menguji pemahaman atau hasil belajar mas.

Adapun pelajaran yang diujikan yakni Alquran Hadits, SKI, Fiqih, Aqidah, dan Bhs Arab. Walaupun sejak SD baik mas maupun mbak Alma cukup menguasai pelajaran agama namun belajar tidak boleh ditinggal. Meremehkan bisa malah membuat nilai yang didapat tidak optimal.

Mama maunya diantar papa tetapi 2 hari menjalani tes, mas tidak mau diantar. Malam disela belajar kadang malah beraktivitas yang lain seperti ngliat dik Alma main game, gojek sama dik Adhan. Tapi begitulah mereka walaupun masih musim ujian tetap diselingi aktivitas lain. Kadang minta dibangunin pagi eh tetap saja tidur lagi dan bangun untuk siap-siap sekolah.

Dik Adhan Demam Tinggi

Kemaren-kemaren dik Adhan masih terlihat segar, baik dan bercanda seperti biasanya. Rupanya kali ini entah kenapa malam hari badannya anget. Tidur mulai gelisah serta sering terbangun. Mama sampe tak beranjak menemaninya tidur.

Tidak bisa nyenyak karena selain terbatuk, hidungnya tersumbat. Terlihat sangat gelisah waktu malam di hari minggu itu. Mama sampe bolak balik bangun untuk kompres asik. Senin pagi mulai maem sedikit. Agak siangan bahkan muntah-muntah. Papa sendiri tidak dirumah sebab harus ke pasar gantiin om nawarin dagangan.

Dengan berbagai pertimbangan, ditambah panasnya tembus 39 langsung saja dibawa ke Kasih Ibu. Mama khawatir ada apa-apa. Tak juga minta rujukan ke dokter atau puskesmas sebab akan terasa lama. Dengan menggunakan taksi mama, mbak Alma dan adik ke RS. Untungnya mbak pas libur jadi bisa bantu.

Berdasar diagnosa dokter adik terkena ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut). Padahal selama ini bila keluar rumah memakai masker. Minggu sewaktu jagong, badannya memang sudah anget tapi masih biasa. Kalau Rabu panas tidak turun, harus cek darah. Makan sore agak susah meski sudah ditungguin papa. Adik rupanya takut muntah.

Alhamdulillah kini (Senin pagi) kondisinya sudah jauh lebih baik. Panas sudah berkurang banyak, maem sudah mau. Minum obat meski pahit tidak ada kendala. Semoga benar-benar sudah sehat ya dik, wong ketawanya sudah seperti semula.


19 Maret 2015

Buku Mama Berjudul Mengenal Huruf Terbit

Mama sebenarnya sudah menghasilkan banyak buku. Dari dulu kebanyakan memang non fiksi tetapi setahunan terakhir banyak karya fiksi meski keroyokan dengan teman jaringan mama. Rupanya mama berniat masuk dibuku non fiksi yang berupa panduan mendidik anak. Mungkin karena pengalaman beliau mendidik anak-anak yang hasilnya luar biasa.

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=344843885719969&set=a.246469122224113.1073741835.100005830808774&type=1&fref=nf
Yang jelas diterbitkan disini diterbitkan oleh penerbit mayor dengan surat perjanjian penerbitan. Bukan diterbitkan atas biaya sendiri, dijual sendiri dan uang dikelola sendiri. Bila non fiksi yang dulu banyak yang terkait kerjaan mama dan buku tidak dijual.

Menghasilkan buku non fiksi terutama yang tentang parenting tidak mudah. Hampir sama seperti memasuki dunia novel. Begitu bejibun karya penulis yang dijual di toko Selain penulis sudah tersebar banyak, penerbit juga memilih penulis tertentu. Bagi yang belum pernah punya karya, bahkan belum pernah nerbitin buku akan butuh kesabaran.

Sebab Indonesia ini belum menjadi pasar buku potensial. Lihat saja dijalanan orang lebih suka pegang gadget dibanding pegang buku. Memang ada aplikasi e-book tetapi tingkat penjualan e-book belum mengalami peningkatan yang signifikan. Meski begitu, selamat ya ma, semoga segera lahir karya-karya lanjutan.

Saat Kami Tak Ingin Melukai

Anak-anak tumbuh dengan baik, sehat, cerdas dan menyenangkan. Namun membesarkan mereka bukan perkara mudah. Rupanya tidak sekedar makan minum, sekolah, jajan, tempat tinggal apalagi jam, sepatu, hape dan perkara remeh lainnya. Mengisi jiwa, pikiran, empati jauh sungguh (bukan menantang) menguras energi.

Setiap anak memiliki perbedaan selain tentunya fisik. Apalagi ditambah jarak usia, pendidikan, lingkungan dimana dia bersekolah. Layaknya memadukan alunan musik ada kalanya memang dipetik seperti gitar, ditiup laksana seruling, ditepuk serasa gendang bahkan ditabuh persis drumb.

Cuma tiap petikan, tiupan, tepukan hingga tabuhan suara yang keluar tidak seperti yang diharapkan. Apalagi bila peralatan lengkap. Maka orkestra itu tak bakalan menghasilkan lagu, terdengar telinga saja bisa membuncah emosi kita. Itulah anak-anak disaat mereka tumbuh, disaat mereka menjalani hari, disaat mereka mengisi hari-hari kita.

Orang tua tak ada yang membenci cuma menyesuaikan harapan atau pikiran itu saja menjadi pekerjaan berat. Menjelang remaja, tidak mudah membentuk karakternya. Benar-benar semua harus terkendali, tidak boleh terlalu keras menarik atau mengulur begitu saja laksana benang layangan. Bisa jadi kita akan "kehilangan" mereka.

Makna kehilangan sama sekali bukan fisik toh kita tak bisa memiliki tubuh mereka apalagi pikiran dan jiwa mereka. Entah tiupan atau petikan yang menghasilkan nada merdu itu saja sudah menguras energi. Sungguh kami ingin berdamai dengan itu semua. Masya Allah, sudah seperti melewati hari yang berat. Memang sih tidak pernah ada yang bilang hidup ini mudah.

Anak-anakku, tahukah kalian kami sayang. Namun kadang kami khilaf karena ketakutan kami. Bayang-bayang segala yang terjadi diluaran sana sangat menghantui. Merelakan dan mempercayakan kalian pada tingkah atau tanggungjawab kalian yang kini berada diusia belasan begitu mencengkeram keras. Akibatnya menimbulkan luka.

Bila kalian terluka, kami juga bersedih apalagi bila kami yang menyebabkannya. Tidak ada secuilpun niat kami membuat kalian terluka. Kami tak pernah melupakan apa yang membuat kalian luka meski kalian selalu memaafkannya. Ingin rasanya kalian memahami kami yang sangat tidak sempurna dimata kalian. Apa daya inilah kemampuan kami, orang tua kalian.

Semoga kelak kami bisa lebih baik lagi untuk tidak membuat kalian menangis, menjadikan kalian bersedih, menumbuhkan kebencian dalam dada kalian.

Semoga senyum, canda dan tawa akan mampu menggantikannya.

16 Maret 2015

Progres Hasil Try Out Mas Afin

Seperti banyak diketahui, setiap tahunnya anak kelas VI, IX maupun XII akan menghadapi UN. Dan mereka mengalami proses persiapan yang cukup ketat. Tambahan pelajaran menjadi hal jamak di banyak sekolah. Apalagi sekolah swasta seperti dulu saat SD.

Ujicoba itu tidak hanya sekali namun beberapa kali. Tidak mudah bahkan kadang diberbagai lembaga kursusan mengadakan try out. Sebenarnya bukan soal hasil dalam berbahai ujicoba tersebut. Lebih kepada latihan mental sewaktu ujian berlangsung. Mama papa tidak menyepelekan masalah kesiapan mental karena berpengaruh besar pada aspek lain.

Hingga pertengahan Maret sudah menjalani 4 kali try out yang hasilnya lumayan. Dalam arti relatif stabil baik aspek jumlah maupun persebaran nilai untuk 3 mata pelajaran. Hanya IPA yang memang harus diperhatikan. Sempat mendapat nilai 6 turun ke 5,25 kemudian naik menjadi 7.

Dari sisi jumlah total, terus bergerak naik. Try out pertama 27,40 menjadi 29,60 pada ujicoba kedua, lantas bertambah 0,10 alias 29,70 di try out ketiga. Pada UN tingkat kota, hasilnya mendekati target pribadi mas Afin yakni 34 atau mendapat nilai 32.

Pelaksanaan UN sendiri masih 4-7 Mei mendatang atau sekitar 1,5 bulan. Sebagai orang tua tentu kami beri support penuh agar hasilnya bisa optimal. Mas sendiri masih harus menyiapkan UAMBN (Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional), Ujian Akhir sekolah yang non pelajaran (praktek). Semoga semua berjalan lancar, tidak ada kendala.

Template by:

Free Blog Templates