05 September 2016

Ultah Tanpa Mas dan Mbak

Tiga hingga empat hari menjelang ulang tahunnya, dik Adhan sering berbicara mengingatkan. “Siapa ya yang sebentar lagi ulang tahun?” dengan mata berbinar. Tentu kami semua tertawa mendengarnya. Ah sepertinya dia menunggu moment ini dengan amat sangat. Kami kadang menimpali dengan berpura-pura lupa, “emang ada yang mau ultah?”.


Dia pun menjawab dengan bersungut-sungut. Sepertinya dia menunggu hari lahirnya dengan amat sangat. Di waktu lain kadang papa bertanya “memang pengen hadiah apa?” dia menjawab terserah yang mau memberi hadiah, masak diberitahu. Nah sayangnya pas tiba hari Sabtu tanggal adik berulang tahun kedua kakaknya punya kegiatan di sekolah.

Sehingga dia pun tidak merasa senang dengan hal itu. Sabtu pagi, kami mengucapkan selamat ulang tahun. Dan mama menyampaikan perkataan adik pagi hari. “Aku membayangkan ada kue dan lilin terus sama hadiah” ujarnya.

Ah, tentu tak tega untuk tidak membelikannya kue dan lilin untuk ditiupnya. Sesudah pulang sekolah, kue, lilin dan tak lupa kado ultah sudah siap diatas meja. Begitu papa pulang futsal disambutnya dengan mengajak meniup lilin serta membuka kado. Dia gembira bukan kepalang.

Hadiah mobil remote control yang diinginkannya terlihat waktu membuka kado. Dia kemudian mencobanya dan terlihat sangat gembira. Bahkan terik siang mau diterjangnya, namun papa meminta untuk bersabar bermain. Sebaiknya sore hari ketika matahari sudah condong ke barat. Benar saja, sore dan malam dia bermain mobil itu. Sejenak sepeda yang menemaninya dibiarkan tetap diteras.

Meski tanpa mas dan mbak, dia tetap ceria. Tapi dia tak sabar menunggu mbak Alma segera pulang karena ingin tahu apa kado yang bakal diberikan kakak perempuannya. Sayang, selamat ulang tahun. Lekas besar dan gapailah cita-citamu. Jadilah anak yang membahagiakan semua orang. Cita-citamu yang bisa bekerja dilingkungan kereta api semoga bisa terkabul.

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates