24 Juni 2016

Hasil Semester 2 Kelas I dik Adhan

Si kecil nan cuek ini akhirnya sampai juga di semester akhir. Papa sih merasakan dia makin cuek saja dengan sekolahnya. Yam au bagaimana lagi, sepertinya asyik juga ngeliat anak bebas. Ga dituntut banyak belajar ini dan itu. Belajar tiap hari juga sesampainya ajah dimana tidak harus lama.


Kami membayangkan bebannya tidak begitu ekstra besar. Menurut kami hasil hariannya sih lumayan meski tidak terlalu istimewa. Yang jelas kali ini kami tidak begitu merasa terforsir seperti sewaktu mendampingi kedua kakaknya. Demikian juga ketika adik belajar, kedua kakaknya juga turut mendampingi mengajari si kecil.

Sisi lain yang kami syukuri, kami berhasil menerapkan rasa bahwa mencontek dengan melihat atau bertanya pada temannya atau membuka buku saat tes itu hal yang tidak diperbolehkan. Dulu kami juga mengajari kedua kakaknya bahwa mencontek itu sama dengan mencuri. Kami tekankan jujur itu baik apapun hasilnya.

Bahkan kakak pertamanya sewaktu kelas VI SD sering mengeluh temannya yang ikut les gurunya hasil selalu baik. Kami tegaskan tidak apa-apa toh si kakak selama ini hasilnya juga baik. Pun yang mirip mbak Alma, setelah tes, siang hari ketika kami tanya bagaimana dengan hasil tes seringkali jawaab lupa atau “ya gitu”.

Artinya kami sulit mengukur apakah adik bisa mengerjakan, kesulitan atau bahkan tidak faham terhadap soal yang diberikan. Dalam mengajukan pertanyaan untuk mengingat juga dalam kondisi santai sebab bila sedang serius soal yang lain ya pertanyaan sering tidak digubris.

Di semester kedua ini adik lumayan hasilnya, berada di posisi 9. Beberapa pelajaran seperti PKN, Matematika, IPS, SBK dan PJOK nilainya masih 70 -79. Sementara Al Qur’an, Fiqih, Aqidah Akhlak mendapat nilai 90. Sisanya di angka 80an. Dari 23 anak se kelas dik Adhan ternyata ada 2 temannya yang tidak naik kelas.

23 Juni 2016

Mas Afin Jawara di Semester 2 Kelas X

Selama semester 2 ini kegiatan mas Afin silih berganti hamper tanpa rehat. Makin bertambah waktu aktivitasnya di OSIS sangat padat. Dia bahkan berpindah-pindah seksi dan menyelenggarakan berbagai aktivitas. Sampai rumah pukul 18.00 makin banyak dan otomatis waktu belajar makin kurang. Gurat kelelahan juga tampak di raut wajahnya.


Mama papa sebenarnya agak khawatir akan mengganggu belajar yang akan berpengaruh ke hasil akhir di semester ini. Jadi, ini benar-benar pertaruhan dan bila itu terjadi mama papa sepakat untuk menghentikannya.

Tidak mungkin kami gambling membiarkan prestasinya makin melorot sebab di SMA akan menjadi titik pijak melanjutkan di jenjang berikutnya. Akibat kelelahan itu tak jarang ketegangan-ketegangan muncul. Pekerjaan rumah atau belajar mencucinya sering terabaikan. Ketegangan juga muncul ke adik-adiknya dan ini membuat suasana yang kurang baik.

Menunggu hingga akhir semester sebetulnya agak beresiko. Cara belajarnyapun seperti semaunya begitu. Pun hal ini turut mempengaruhi persiapan UN adiknya. Papa juga kesana kemari antar jemput mas di sela-sela padatnya pekerjaan. Energi terbesar yang dibutuhkan sebetulnya tidak sekedar mobilitas namun nalar yang harus tetap “waras”.

Beruntung kami punya bunda yang luar biasa sehingga menyeimbangkan segala rasa kami. Begitu UN mbak selesai, giliran test akhir semester mas Afin dan dik Adhan. Terlihat mas sangat serius mempersiapkan dirinya. Hanya menurut pengamatan papa mas agak keteteran dalam persiapan.

Hal itu terlihat dari bolak-balik dia harus membuat kesimpulan atas berbagai pelajaran. Belum lagi diselingi bercandaan dengan adik atau HP yang hamper tak pernah lepas dari tangannya. Entah berapa kali kami harus mengingatkan untuk serius belajar. Dan begitu waktu pengambilan raport tiba, papa agak pasrah.

Ternyata hasil yang didapat mas Afin bagus, mendapat IP 3,15 dan menempati posisi pertama di kelasnya. Alhamdulillah. Meski begitu papa langsung konfirmasi tentang kepribadiannya di sekolah. Pak Sri sebagai wali kelas menyampaikan berbagai hal positif yang dicapai mas. Nampaknya kepribadiannya mulai terbentuk dengan bagus.

“Anaknya bertanggungjawab pak dan menurut saya dia mampu mengemban tugas dengan baik” urai pak Sri. Syukurlah dan terima kasih nak, kamu mampu menunjukkan bahwa kamu pelajar yang tidak hanya berdedikasi namun mempunyai kepribadian yang baik. Jaga dan terus tingkatkan yah, kami percaya padamu.

22 Juni 2016

Akhirussanah Yang Dingin

Yah, inilah proses kelulusan atau wisuda ketiga kalinya bagi mbak Alma. Masih sama seperti 2 prosesi wisuda sebelumnya, mbak masih berkesempatan maju ke depan menerima penghargaan. Sama persis ketika dia wisuda TK dan wisuda SD.


Sewaktu di TK Djamaatul Ichwan, meski waktu itu dia masih TK A dan ikut wisuda karena mau SD mbak Alma turut dipanggil dikarenakan sudah mampu membaca dengan lancer Al Quran dan huruf latin. Maklum minat bacanya tinggi jadi ngikutin kakaknya yang memang sudah terlebih dahulu diajari. Dan itu hal biasa bukan sebuah keistimewaan.

Ketika SD, mbak Alma sempat maju dua kali menerima penghargaan sebagai siswa berprestasi karena menang juara 2 lomba menulis dan salah satu siswa yang memperoleh nilai UN 100. Kebetulan nilai matematika mbak juga 100 sehingga menerima penghargaan 2 kali.

Disamping itu, mbak masuk dalam siswa yang menyelesaikan hafalan juz 30 ditambah surat-surat pendek. Kali ini mbak berhasil menembuh 10 besar untuk nilai UN tertinggi sehingga berhak menerima penghargaan. Hanya saja target lain yakni meraih nilai 100 untuk matematika tidak terpenuhi. Maklum tersiar kabar memang matematika tahun ini sulit.

Kami memang sedikit terbebani saat akhirussanah sebab dengan nilai tinggi itu mbak tidak bisa masuk sekolah yang diincarnya. Dan penyebabnya sepele, karena mbak bukan anak Solo. Ini menjadi pelajaran penting bukan hanya bagi kami tapi juga bagi mbak Alma, mas Afin dan dik Adhan. Artinya kadang kita menghadapi kondisi ketidakadilan yang diterapkan oleh pihak lain.

Sudah begitu, acara akhirussanah menjelang berbuka puasa menjadikan kesannya tergesa-gesa. Anak-anak juga pakai pakaian sekolah sehingga tidak luwes. Undangan orang tua berlaku cuma 1 orang dan beragam faktor tambahan lain.

Sessi foto atau ambil gambar bersama guru, teman atau kami yang jadi orang tuanya sama sekali ya tidak ada. Hmmmm…. Kesakralan wisuda sangat berkurang ditambah gerimis mengguyur sejak sebelum acara dimulai. Jadi tidak hanya cuaca di dalam hati yang dingin, cuaca luar juga dingin.

17 Juni 2016

Yakinlah, Keberhasilan Itu Di Raih Karena Doa dan Usaha Mbak

Memang hasil UN mbak lumayan bagus untuk modal memasuki SMA yang diinginkannya. Namun muncul kebijakan pemerintah kota solo yang membatasi kuota bagi siswa yang berasal dari luar kota. Sekolah yang ditujunya, Cuma ada kuota 5 persen alias tersisa 12 kursi saja. Otomatis peluang yang tadinya terbuka lebar dengan kuota 20 persen, hamper dipastikan tertutup.


Papa kemudian berusaha mencari informasi kepada beberapa pihak yang tahu tentang informasi tersebut. Secara perlahan, hal itu diberitahukan kepada mbak Alma. Bila kebijakan itu memang benar maka dari beberapa pilihan. Pertama, menunggu perkembangan atau saat PPDB dibuka untuk dilihat apakah kesempatan sekolah di SMA 1 atau 4 terbuka tidak.

Kedua, bersekolah di SMA 1 Sukoharjo meski harus kos atau menumpang dirumah simbah Siti. Sebab bila tiap hari pulang akan kelelahan karena jaraknya jauh. Ketiga, bersekolah di MAN meski mbak Alma sepertinya sudah kehilangan mood untuk masuk sana. Sayangnya pilihan satu dan dua terbentur pada waktu. Penutupan PPDB Sukoharjo lebih dulu dibanding dengan PPDB Solo. Artinya tidak bisa menunggu proses di Solo selesai.

Semua ada kelebihan dan kekurangannya. Untuk PPDB Sukoharjo kami semua optimis bisa masuk kesana karena memang tren hasil UN tahun ini turun. Sehingga jumlah anak dengan nilai bagus berkurang dan peluang mbak menjadi terbuka. Cuma dikarenakan kuota kursi luar kota dikurangi banyak, pelluangnya menjadi tertutup kembali.

Setelah hari pertama PPDB, kami semua masih lega karena nilai masih masuk. Hanya saja kami tidak tahu ada berapa orang tua yang seperti kami menunggu hari ketiga untuk mendaftar.
Pada pukul 10.00 hari kedua, papa menawarkan apakah akan mendaftar ke Sukoharjo? Waktu itu nilai mbak Alma di SMA 4 masih di posisi 10 besar. Akhirnya diputuskan bersekolah di Solo. MBak Alma sendiri tidak cukup yakin sekolah di Sukoharjo bukan hanya karena jauh namun juga pasti semua temannya baru.

Hari ketiga pukul 09.00 kami sudah putuskan mendaftar di SMA V namun ketika melihat perkembangan, di SMA III peluang masih ada meski hanya tersisa 2 kursi. Kamipun nekad kesana untuk mendaftar. Ternyata begitu sampai sana, nilai mbak sudah berada di posisi 16 atau urutan 3 dari kuota yang tersedia. Ah mungkin inilah jalan yang memang harus diambil dan mama papa percaya ada hikmah dibalik ini semua.

Selamat sudah diterima di SMA V Surakarta mbak, jangan patah semangat. Perjalananmu masih panjang dan sangat terbuka. Meraih keberhasilan itu penentunya dirimu sendiri bukan sekolah, guru apalagi orang tuamu.

13 Juni 2016

Hasilnya Memang Sepadan, Congrat Mbak Alma

Kakak yang satu ini memang selalu serius kalau menghadapi sesuatu, apalagi soal pelajaran. Nah jelang UN, dia benar-benar fokus dan tak beralih dari berbagai materi untuk persiapan ujian akhir ini. Mama papa tak banyak mengganggu dan memberikan berbagai dukungan yang dibutuhkan mbak Alma.

Bukan hanya les, membelikan buku latihan soal yang dimaui mbak Alma tetapi juga menyediakan suasana yang nyaman dalam proses belajarnya. Setidaknya butuh sekitar 4-5 bulan menjelang UN, suasana itu diciptakan. Kami menghindari hal tidak penting maupun suasana yang bisa bikin moody sehingga konsentrasi belajarnya terganggu.

Satu hal yang tidak disangka, dulu mas Afin kurang 3 bulan berangkat dan pulang sekolah antar jemput. Tapi mbak Alma, Subhanallah tetap bersepeda padahal pulang tak jarang sore bahkan beberapa kali menjelang maghrib.

Dia tidak mengeluh, merengek, minta ini itu, semua serba biasa. Bahkan ibadahnya makin kuat. Bila belajar, kami malah sering tak tega dan menyuruhnya berhenti belajar. Bila mengingatnya, Subhanallah kuat betul tekadnya. Ibadah itu bukan hanya sholat tapi juga puasa. Mama juga membantu ikhtiar dengan berpuasa.

Mengkondisikan rumah secara natural memang bukan hal yang gampang. Apalagi mas Afin masih tetap seperti biasa suka jahili adik. Otomatis akan mengganggu proses belajarnya. Pada saat hari UN, mbak Alma tidak dipaksa untuk sampai malam belajarnya. Bahkan les di Primagama berhenti menjelang UN.

Beda betul dengan mas Afin yang hingga UN masih rajin les. Dan hari pengumuman UN tiba. Mama meminta papa yang mengambil. Dalam hati papa sebetulnya berat sebab ga siap bila hasilnya dibawah ekspektasi. Maklum melihat usahanya, harusnya hasilnya baik.

Papa kemudian berangkat sendirian dengan pikiran dan hati tidak karuan. Sampai di kelas, sudah ada beberapa orang tua yang hadir. Wali kelas belum berada diruangan. Kemarin baca di koran dan informasi mbak Alma, rata-rata prestasi UN SMP turun. Ini disebabkan karena materi matematika yang memang sulit.

Akhirnya sang wali kelas memasuki ruangan dan memberikan 1 lembar 10 besar anak di MTsN. Se Jateng, mereka meraih posisi 1 dan 2. Papa menunggu giliran untuk mengambil hasil maupun melihat lembaran yang dilihat beberapa orang tua. Akhirnya lembaran itu sampai juga ditangan papa, dan terdapat 2 lingkaran dengan memakai balpoin.

Ternyata itu menunjukkan 2 nama dari daftar 10 besar yang berasal dari kelas IXA reguler. Sedangkan 8 sisanya merupakan kelas Program Khusus, sekolah bayar. Dan nama mbak nangkring diurutan 7 dengan nilai 37,70, Alhamdulillah.

Sebetulnya papa pengen sekali agak kencang mengucap Alhamdulillah tapi untung bisa ditahan. Langsung saja papa ambil gambar dan mengirimkannya ke rumah. Dan tak berapa lama sampailah papa untuk mengambil hasil ujian. Ya Allah terima kasih atas kesempatan yang diberikan. Sungguh luar biasa hasil yang diperoleh.

Dan silahkan nikmati hari liburmu dengan tenang.....

09 Juni 2016

Latihan Puasa Pertama Dik Adhan

Inilah bulan puasa pertama saat dik Adhan sudah kelas 1 SD. Mama papa teringat beberapa tahun lalu ketika mas dan mbak Alma belajar berpuasa. Nampaknya dik Adhan cukup siap menghadapi bulan Ramadhan ini. Terbukti jauh-jauh hari sudah bilang soal lebaran. Hemmmm….


Malam hari waktu Tarawih pertama, si kecil dengan penuh semangat ngikutin kakaknya ke Masjid bahkan bersiap jauh sebelumnya. Sahur pertama, dibangunkan juga penuh semangat. Langsung bangun dan menghabiskan jatah sahurnya. Menunggu adzan subuh bahkan saat semua tidur setelah sholat subuh, dik Adhan bermain sendiri hingga pagi.

Tapi dia sempat lupa di hari pertama waktu puasa, sudah mau minum air putih eh kemudian teringat. Pada jam 10.00, sudah mulai merengek-rengek kelaparan dan minta maem. Oleh mama kemudian dihibur di kamar. Mama menuturkan beberapa hal supaya lupa. Yang agak mudah juga kedua kakaknya libur jadi ada hal yang membuat adik lupa masih berpuasa.

Sampai juga waktu Dhuhur, saat buka puasa. Hari pertama setelah buka ya boleh makan dan minum sepuasnya. Namun hari kedua papa minta puasa diteruskan. Meski keberatan, dik Adhan bersedia juga menjalani. Seperti kemarin, menjalani hari pertama puasa bersambung tidak mudah. Butuh ekstra kerja keras.

Siang hari tidak begitu terasa karena adik tidur namun setelah mandi sore, perut terasa lapar dan saat itulah rengekan-rengekan minta makan muncul. Bagi papa mama maklum dan membolehkan adik membatalkan sambungan puasanya, tapi Alhamdulillah, hal itu ditolaknya. Dia lebih suka bermain atau bercanda dengan 2 kakaknya. Hingga tak terasa, adzan maghrib berkumandang.

Pas hari pertama diminta masuk, pada Kamis 9 Juni, adik dibangunkan mama tidak mau alasannya masih mengantuk. Ya sudah mau bagaimana lagi, meski harusnya itu masuk sekolah adik membolos.

08 Juni 2016

Persiapan Penyelenggaraan Aroma


Sebentar lagi, bulan suci Romadhon telah tiba. Ternyata waktu cepat berlalu. Inilah Romadhon pertama ku di masa SMA. Tapi rasanya aku benar-benar gugup mengahadapi bulan Romadhon kali ini. Mengapa ? Karena OSIS MAN-ku, tiap tahun menyelenggarakan Aksi Romadhon OSIS MAN 1 SKA(AROMANISKA). Lanjut, pada tahun ini Aroma ku ini diselenggarakan di Desa Lemahbang, Jumapolo, Karanganyar. Dan Aroma itu diselenggarakan selama 6 hari 5 malam pada 23-28 Juni 2016, berbeda dengan tahun lalu yang hanya 5 hari(kata kakak kelas).

Acara tersebut bertema “Menjalin ukhuwah dengan dakwah”(kalo tidak salah) dan acara tersebut berkonsep seperti pengajian akbar, penyuluhan & pengobatan kesehatan gratis, TPA, bakti social, zakat, dst. Lantas, mengapa aku khawatir ? Karena selama ini, aku belum pernah saat puasa di luar rumah, apalagi di tempat orang lain. Oh iya, acara Aroma itu menginap di rumah orang. Dan jujur selama puasa, aku jarang melakukan pekerjaan rutinitas harian. Seringnya justru main game dan tidur-tiduran. Takutnya, saat disana betul-betul tidak kuat sehingga terpaksa membatalkan puasa. Selain itu, untuk anggota OSIS laki-laki juga ditugaskan adzan di tiap” masjid di sekitar tiap hari secara bergilir. Kultum pun agaknya demikian(kayaknya).

Dan, saat Aroma, panitia OSIS dituntut untuk beraktifitas seharian penuh. Mulai dari bangun pagi untuk sahur, sampai evaluasi sekitar jam 10 malam. Aku membayangkan dengan aktivitas ku saat puasa tahun lalu dengan tahun ini jelas berbeda jauh. Apalagi karena sudah tahu jadual puasa, aku malah belum mencoba latihan puasa sehari penuh saat di sekolah. Dulu kalo nggak salah pernah sekali, saat aku SMP. Sahur juga, tapi sekolah pulang pagi. Berangkat dengan sepeda awalnya tidak membertkan. Tapi begitu nyepeda pulang sampai rumah langsung lemes berat.

Ditambah dengan jarak dari rumah ke Lemahbang sekitar 33 km. Betul-betul terlalu jauh dari rumah, bukan ? Oh iya, aku sudah pernah ke Lemahbang, saat itu berangkat bersama kawan sampai disana langsung ngerasa laper. Begitu sowan di rumah pak RT untuk konfirmasi dan survey tempat (bukan rumah Pak RT yang di survey), dan Bu RT menyajikan pisang goreng, langsung kami habiskan berikut minumnya.

Tetapi, aku juga sedikit lega, karena kata kakak kelas ku, yang membuat capek itu pas dalam mencari sponsor atau juga sebelum acara/pemberangkatan. Memang ada betulnya sih, karena aku dimasukkan sebagai ketua sie humas memang agak berat tugas nya. Yaitu mengundang kepsek dan guru untuk pelepasan, juga mengundang belasan guru untuk hadir di pengajian serta mengundang Pak Lurah, Pak Camat & sebagainya untuk konfirmasi. Juga tiap anggota OSIS entah apapun sie nya juga ditugaskan mencari sponsor. Aku sendiri ditugaskan untuk mencari sponsor di RS Kustati. Tapi berhubung selama acara” di OSIS aku belum pernah masukin sponsor, jadi aku menunggu teman ku yang mau menemaniku nembusi.

Juga, per individu OSIS diwajibkan untuk membeli barang-barang buat bakti social. Bukan masalah berat untuk mebeli barang-barang tersebut. Tetapi uangnya. Disini aku juga curhat ke kalian selain karena beli barang baksos yang banyak, juga aku belum membayar LKS smt 2 90 ribu dan ID Card OSIS 20 rb. Ditambah dengan minta uang ke orang tua untuk beli baksos, maka dihitung-hitung jika dijumlah bisa senilai uang sakuku sebulan yaitu 200 ribu. Mau tau barangnya apa saja, nih bisa baca :
1. Bolpoin standart 2
2. Pensil seribuan 2
3. Buku tulis SiDu isi 38 2
4. Sabun giv 2
5. Sabun cuci attack 5 x 1000
6. Sikat gigi formula 2
7. Pasta gigi ciptadent tanggung 1
8. Shampoo zinc sachet 5
9. Gula Pasir ¼ kg
10. Minyak Goreng ¼ liter
11. Mie instan sedaap goreng 1, soto 1
12, Teh Nyapu 2
13. Beras untuk zakat 2.5 kg, beras sendiri untuk makan disana 1 kg. = 3.5 kg

Dan itu semua harus dikumpulkan pada 18 Juni mendatang. Banyak bukan ? Disamping itu, per departemen juga disuruh mengumpulkan barang, dengan kata lain setiap anggota departemen urunan beli barang sbb : GuSir 1 kg, Myk Goreng 1 kg, teh 2.Maksut dari sie baksos ialah, dengan mengumpulkan barang-barang tersebut dianggap kita sudah memberi zakat.

Akhir kata, semoga acara Aroma diberikan kelancaran. Semoga aku betul-betul dapat mengatur waktu ku dengan baik disana, dimana selama ini kata ibuku aku belum dapat mengatur waktuku dengan baik. Semoga juga saat acara aku tabah dalam menjalani puasa dengan tugas, juga diiringi dengan niat keikhlasan sehingga memperoleh pahala berlipat ganda. Juga karena niat itulah waktu puasa terasa cepat dan aku seperti diberi tenaga tambahan, sehingga aku tidak mengeluh dan tiba-tiba terasa waktu nya pulang :v. Karena semakin dewasa, maka semakin besar lah tanggung jawabnya (numpang kata-kata nya Pamannya Peter Parker)

            Juga aku berharap, semoga ayahku yang memang nanti melihat tulisan ku ini juga tidak kaget, ketika nanti aku minta uang 400 ribu khusus bulan ini(200 K uang saku + 200 K buat baksos dan membayar keperluan sekolah lainnya). Do’akan aku juga lancer dalam melaksanakan tugasku sebagai sie humas dan sponsor, yaitu boleh bisa bawa motor(maksud nya bukan saat acara, tetapi bwt ngasih surat dan tugas sponsor). Aamin Ya Rabbal ‘Alamin.

Template by:

Free Blog Templates