29 Oktober 2009

Ketika tangan mas Afin patah…


<!--[if gte mso 9]> Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE MicrosoftInternetExplorer4

Seperti biasanya,setiap pagi mama mengantarku dan dek Alma ke Sekolah.Kebetulan waktu itu dek Alma ga sekolah karena Play Group memang seminggu hanya 3 kali masuk, jadi hanya aku yang di antar sekolah. Setelah aku masuk ke kelas TK B ,mama segera pamit pulang. Setelah mama pulang,aku bermain ma eman-teman.

Kira-kira 15 menit sesudah mama meninggalkanku di TK tadi,bel masuk berbunyi.Kami segera bergegas untuk berbaris dan masuk kelas dilanjutkan dengan berdoa bersama .Setelah itu bu guru minta kami untuk mengambil peralatan menggambar di loker masing-masing karena kami akan menggambar bersama. Dengan penuh keceriaan sambil bercanda kami berlari cepat-cepatan menuju loker untuk mengambil peralatan gambar kami.Tiba-tiba tanpa dapat ku cegah temanku menyengol tubuhku dan aku kehilangan keseimbangan sehingga terjatuh. Nahasnya begitu terjatuh tangan kananku keinjak dua kaki temanku dan………..krak………..tanganku patah. Betapa sakit sekali tangan ini.Aku menangis sehingga bu Wahyu guruku menghampiriku dan menayakan kenapa aku menangis. Bu guru pasti mengira kalau aku terjatuh dan tak mungkin berpikir tanganku patah.Bu guru meraih tanganku bermaksud mengajakku berdiri,tetapi alangkah kagetnya ketika bu guru tahu kalau tanganku patah. Dengan panic bu guru segera ke kantor den memberitahu kepala sekolah ,bu Maya.Kemudian aku di bawa ke rumah sakit kasih ibu oleh pak Widodo dengan naik becak,sementara pak Gufron naik motor.

Di rumah sakit aku segera di bawa ke ruang rostgen,setelah itu aku menunggu hasilnya di depan ruang ronstegn sambil duduk di pangku oleh pak widodo.

Sementara itu mama setelah mengantar aku ke sekolah ,segera berbelanja sayur di warung langganannya. Baru saja selesai membayar belanjaan, tiba-tiba HP berdering.Begitu melihat no telpon di layar HP dari TK, dada mama langsung bergetar,seketika itu juga mama punya firasat buruk. Di seberang sana bu guru bicara kalau aku kecelakaan waktu di kelas,tanganku sakit dan sekarang dalam perjalanan ke RS Kasih Ibu,RS terdekat dari TK Djamaatul Ikhwan. Bergegas mama pulang ke rumah yang berjarak sekitar 10 menit dari warung sayur ,memberitahu papa dan langsung saja mama dan papa berangkat ke rumah sakit. Dalam perjalanan ke RS mama tak henti berdoa kepada Alloh,semoga aku tidak dalam keadaan yang parah.Mudah-mudahan mas Afin hanya kecelakaan biasa. Tetapi tetap saja perasaan mama tidak karu-karuan menduga-duga keadaanku .Jika sampai di bawa ke RS ,seberapa parahnya keadaannya ya Alloh? Ya Alloh tolong lindungi anak kami dari hal-hal yang buruk,lindungi kami semua ya Alloh,begitu doa yang tak henti-hentinya di panjatkan mama.

Sesampainya di RS mama papa langsung mencariku, dan di depan ruang laboratorium mama papa melihatku di pangku pak Widodo (staf SD DJI) dengan kondisi tangan sakit. Ketika mama papa mendekat,ya Alloh….ternyata tangan kiri ku tepat di tengah-tengah terlihat patah .Kelihatan sekali tangan dalam kondisi patah,kulit terlihat bergelambir karena tulang tangannya patah. Dan hasil rongsen memang tulang dalam konsisi patah dua bagian . Melihat itu kuliaht mama pucat dan hampir pingsan saja, tetapi alhadullilah masih kuat bertahan ,hanya air mata mama tidak bisa terbendung. Papa mengambil alih untuk mengendong ku dari pak Widodo. Aku terlihat tegar,hanya dia terisak saja. Dan Bilang,” mah,tanganku sakit,”. Mama menciumiku dengan sedih dan terharu melihat ketegaranku dalam kondisi seperti itu. Ya hari itu tepatnya tanggal 25 Juli 2005 ,tangan kiri ku patah. Setelah berunding dengan pak Widodo dan mendengar keterangan dokter bahwa mungkin lebih baik tangan kudioperasi,mama papa sepakat untuk segera membawaku ke RS Ortopedi (RS khusus tulang). Segera kami pergi ke RS Orthopedi dengan di antar 1 orang guru dari DJI(pak Gufron).

Di RS Orthopedi ramai sekali antrinya, sambil memangkuku ,mama dan papa selalu menghiburku .Aku memang berusaha tegar, hanya sesekali meringis menahan sakit dan mengatakan kalau sakit tetapi tidak menangis meraung-raung selayaknya anak kecil seusia ku.. Mudah2an opini dari RSO lebih baik sehingga aku tidak usah menjalani operasi untuk menyambungkan tulang yang patah ini,doaku senantiasa.Mama mengupayakan selalu tersenyum danmengajakku bercanda agar aku melupakan rasa sakit di tangan , meskipun aku tahu kalu hati mama menangis dan sedih melihat kondisi anaknya. Setelah menunggu beberapa saat (hamper 1 jam),aku dipanggil untuk di periksa. Melihat kondisi tangan dari foto ronstgen ,dr akan menyambungkan tangan secara manual.Karena usiaku masih 5 tahun dan tulang masih akan berkembang terus,tidak perlu dioperasi.Dengan di betulkan secara manual ,dalam perkembangannya nanti pasti tulang akan menyambung sendiri.Alhamdulillah ya Alloh, aku tidak harus menjalani operasi. Aku langsung di bawa ke tempat tidur oleh 3 orang perawat. Papa tidak berani untuk menemani apalagi untuk melihat proses pembetulan tulang patahku. Papa menyerahkan aku ke mama. Sebenarnya ku tahu mama juga tidak tega dan tidak sanggup melihat dan menemani ku ,tak sanggup membayangkan mendengar tangis kesakitan anaknya ketika tangan di betulkan oleh perawat.Tetapi mau gimana lagi,dengan ketegaran dan keberanian yang dipaksakan ,mama tetap menemani ku di ruang perawatan. Mama harus membujuk sambil mendekapku ketika perawat membetulkan tulang tangan . Aku menangis keras merasakan sakit ketika perawat mulai bekerja.. Kira-kira 15 menit kemudian proses pembetulan tulang sudah selesai, kemudian aku di bawa ke R ronsgent untuk di foro kembali tangan yang sudah di betulkan oleh perawat. Keluar dari R rongsent aku sudah tidak menangis,dan setelah di foto ronsgent ,aku lebih tenang dan tanganku tidak sakit lagi.

Malam harinya aku sama sekali tidak bisa tidur, tangan terasa nyeri dan sakit.Semalaman aku menangis terus kesakitan.Mama dan papa sedih dan terus menghiburku,supaya lebih sabar dan tabah. Bergantian mama dan papa mengendongku agar lebih nyaman dan berkurang rasa sakitnya. Melihat keadanku,Keesokan harinya setelah mama dan papa berunding,lalu memutuskan untuk berkonsultai dengan Dr Tunjung (ahli tulang)di rumahnya Jl Slamet Riyadi (sebelah timur Bank Mandiri Sriwedari). Dr Tunjung praktek sore hari, dan biasanya pasien banyak dan berasal dari berbagai kota di Indonesia. Sore hari mama papa ke tempat praktek dr Tunjung tanpa membawaku, karena di perkirakan antri akan sangat lama dan kasihan kalau aku ikut. Memang benar antri panjang sekali ketika mama papa sampai di tempat dr Tunjung. Akhirnya tiba giliran mama papa untuk bertemu dr Tunjung.Dengan foto ronstgent yang dibawa,mama dan papa di sarankan oleh dr Tunjung untuk membawa mas Afin ke RS Kustati Solo (dr Tunjung berpraktek di RS Kustatai setelah pensiun dari RS Orthopedi) untuk di perbaiki lagi sambungan tulangnya,tanpa harus dioperasi. Besoknya setelah mencari informasi ke RS Kustati,aku di bawa ke RS Kustati untuk menjalani perawatan tangan.

Di RS Kustati ini pasien yang antri untuk melakukan operasi banyak sekali, ketika mama menemaniku di Ruang tunggu pasien operasi, kami jadi tahu bahwa banyak yang lebih parah dari keadaan ku ini. Bermacam kondisi tulang baik akibat kecelakaan ,jatuh ,dll ada dan kelihatan berat-berat. Sekitar 1 jam kemudian giliranku masuk R operasi,mama harus membujuku untuk mau ke R operasi sendiri .Mama meyakinkan kalau prosesnya tidak sakit karena aku akan tidur sesampainya di R operasi dan tidak akan terasa apa-apa. Menunggu anak di R Operasi sungguh sangat sedih,was-was,gelisah dan pikiran tak menentu.Meskipun ini operasi kecil dan bukan operasi yg sesungguhnya,tetapi tetap saja mamaku tidak tenang. 2 jam kemudian aku keluar dari R operasi dan diantar perawat ke R pemulihan menunggu sadar kembali. SEtelah sadar aku di bawa ke kamar . Mama papa terlihat Lega melihat anaknya sudah sadar dan kelihatan biasa saja,tidak kesakitan. Ketika mama papa Tanya,ku jawab memang tidak terasa apa-apa waktu di R operasi ,sekarang tangan tidak sakit lagi.

Alhamdullilah setelah di tangani dr Tunjung, aku bisa tidur dengan nyenyak,tidak mengeluh nyeri,tidak merasakan sakit lagi dan dia bermain lagi dengan dek alma dan teman-teman

Setelah hampir sebulan kemudian kondisi tanganku sudah baik jika di lihat dari ronstegnt. Kondisi tulang sudah menyambung kembali . Perban di tangan di buka dan aku di terapi untuk membiasakan mengunakan tangannya lagi. Papa menjanjikan ku diberi kado computer agar dapat memotivasiku sembuh. Senangnya mendapat hadiah itu karena aku bisa main game. Sampai sekarang tanganku sudah baik dan tak sakit sama sekali.Mudah-mudahan kejadian 4 tahun lalu tidak terulang lagi,amin.

28 Oktober 2009

Cerita Papa


28 Oktober 2009 ku berangkat untuk memulai hal baru, untuk membuka sesuatu yg lama tak kukerjakan dan ku harus jauhan dengan kalian. Sebenarnya sangat berat berjauhan dan tidak berinteraksi dengan kalian semua. Ah tapi lantunan merdu suaramu atas menipisnya "sumur" membuat ku tetap harus berangkat. Apapun itu juga demi kalian yang sangat aku banggakan. Hati ini sangat ragu dan sanksi apakah kan kuat menahan kerinduan yang pasti akan sangat luar biasa. Namun cobaan ini harus aku hadapi dan kupercaya berat bagi kalian semua. Apakah ada yang yakin bila kulit, darah dan nadi dipisah tak berasa apapun? Tentu luar biasa sakitnya.

Memang sehari dua hari terasa masih enjoy tetapi hati ini butuh makan, butuh asupan bergizi senyum, canda, tawa serta tangis kalian. Anak-anak dan istriku, tak sedikitpun aku bs mengalihkan pandngan apalagi hati, jiwa dan rasa. Ku dengar hari pertama a2 pulang sekolah sdh menangis tak mau makan. "Tak ada papah sepi dan kangen" crita istriku. teriris sudah dan tercabik-cabik segala jiwa. Pun berikutnya ketika a2 cerita tentang mimpi-mimpi akan ayahnya. Ya Allah, kuatkan hati ini untuk terus berjuang demi kebahagiaan mereka, demi masa depan mereka dan demi cita-cita mereka. Suara, senyum dan gumaman menyelingi hari indahku. Tak terasa hampir 2 tahun kubersama hari-hari mereka dan itu mengikat kuat.

A1 belum apa-apa saat bertelpon tanya "dimana pah?" kujawab sedang perjalanan ke kos....eh disahutnya "mbok pulang ke rumah aja pah dari pada ke kos" pintanya. Kaki ini serasa tak kuat lagi melangkah, mengayun dan mengangkatpun seperti mati rasa. Kutahu senyum wajahku dijalan terlihat sangat pahit. Rengekan dan pinta kalian mohon hentikan karena tanpa itupun jiwa, raga papa menderu dan memberontak pulang. Tapi akal sehat papa harus realistis.....bukan memburu kekayaan tapi menstandartkan hidup. Itu saja. Suatu saat a1 menelpon dari rumah dan tak kuangkat. Kemudian kutelp dia namun a2 yang angkat dan a1 ga mau trima. Ku sms dan kutanya kenapa...."Lha soalnya aku dimarahi mamah, mamah galak ngomongnya keras jadi aku diam, takut dimarahi, papah aku nangis" balasnya.

Ya Allah kuatkan hati mereka ya Allah. Kutahu bahwa bertengkar dan tidak cocok itu biasa. Demikian ketika ku dirumah itu hal lumrah. Ketika ku disini beraaaaat banget. Percaya atau tidak....rasa berat dihadapi oleh semua karena kami memang satu. Dipisahkan serasa ada yang hilang, ada yang kurang dan terlihat ada yang mengganggu. Benar, kami merasa hidup tak normal. Hal yang sebenarnya biasa menjadi sangat tidak biasa termasuk meningkatnya rasa cemburu. Sayangku dan anak2ku semua, mari kita jaga semua yang sudah kita miliki. Tidak hanya cinta tapi segala sesuatu yang mungkin bagi orang lain itu sepele tapi ketika berada dilingkungan atau hal yang kita miliki menjadi sangat berharga. Si kecil Adhan, papa juga sayang kamu.....

27 Oktober 2009

Kangen papa

Pa.....belum apa-apa ku sudah kangen kamu. Pulang sekolah kau tak ada dan rumah terasa sepiiii...... Hatiku sakit maka kubilang sama mama bahwa aku mau papa. Aku mogok makan dan menangis. Sulit sekali ga ada papa dirumah. Aku tahu papa juga sulit tapi tetap saja berat bagi aku untuk liat rumah tanpanya. Senyum dan candanya membuat aku dan kakaku sering tertawa, tersenyum dan segala hidupku terasa indah. Sore hari kau telp dan membuatku tambah kangen. Sehari saja bagiku sulit tidak melihatmu meski terima sms bahkan telponmu. Lebih baik kau dirumah.

Mama dan papa bagi kami segalanya dan kenapa harus ada salah satu yang tidak bersama kami. Itu membuat jiwaku sedikit terguncang dan memikirkan banyak hal. Akibatnya ketika mau tidur bayanganmu melintas dan membuatku memejamkan mata saja susah. Kubermimpi pokoknya tiba-tiba kuhadir di depan kamar hotel tempatmu menginap. Aku tidak tahu gimana pokoknya sudah didepan pintu. Begitu terbuka kulangsung teriak dan memelukmu erat. Tak pernah kulepaskan pelukan itu sebab segalanya supaya tak segera berubah. Aku menangis bahagia dan papaku telah bersama lagi. Tapi itu hanya mimpi dan pada pagi tak kulihat sosokmu.

Aku harus sekolah dan mimpi itu yang menyertai ke sekolah. Aku mencoba serius menyimak apa yang diajarkan meski sesekali wajahmu terlintas. mama juga tahu dan kami sama saja..... papa mama yang luar biasa yang memang diciptakan untuk bersama. Jika jauh maka akan menderaku. Benar saja malam selang sehari kubermimpi kembali. Waktu itu aku, mama, mas afin dan dik adhan pergi ke luar kota. Pas mama sedang dirumah siapa (aku tak ingat) aku langsung pergi begitu saja. "Ah untung aku bawa uang". Karena ku tak pamit, mama kelabakan mencariku. Di mana-mana tak menemukanku, juga mas afin yang ikut kebingungan.

Sementara diperjalanan aku naik taksi dan langsung menuju hotel. Ketika kuketuk pintu kutanya apakah ada pak iral atau pak nino, eh dijawab ga ada. Aku bingung, ternyata salah kamar. Kemudian kuketuk pintu sebelah dan papaku ada disitu. Aku rindu padanya dan tak pernah rindu itu mudah pergi dari diriku. Mama yang kebingungan cari aku kemudian menelpon papa dan bilang aku ga ada. Mama mau nelp aku ga bisa karena kebetulan ga bawa hp. Akhirnya ditelp papa untuk menanyakan apakah aku disitu. Papa menjawab iya dan legalah mama.

Itu mimpi kedua kalinya. Aku tak ingin mimpi lagi dan hanya ingin mama papa bersama kami sampai tua. Sungguh berat hidup berjauhan apalagi papa sendirian. Ini kedua kalinya papa harus hidup diluar kota sendiri, beli makan sendiri, tidur sendiri dan tak bisa bermain sama anak2nya. Semoga ga pulang 2 bulan sekali tapi tiap minggu. Kerinduan padamu tak bisa kutahan. Dalam setiap sholatku, kupanjatkan doa bagimu agar senantiasa sehat dan bisa segera berkumpul. Tak ada yang bisa menggantikan kehadiran papa mama kami. Aku bangga menjadi anakmu meski kau begitu sederhana. Papa mama selalu mengerti kami apapun adanya kami. Pa, segeralah pulang untuk bersama. Kami membutuhkanmu

Papa

Papa........... sejak hari rabu lalu (21/10) kau berangkat meninggalkan kami utk bekerja....untuk mencari nafkah tuk kami. Kami akan selalu merindukanmu dan tanpamu kami kesepian. Tidak hanya aku tapi mama, dik alma apalagi dik adhan. Tidak seperti biasanya plg sekolah selalu melihatmu tersenyum disebrang jalan. Menggandeng kami menuju motor yg setia antar jemput kami. Ah papa, tetap tabah jalan hidupmu demi kami dan aku melihat mama begitu berat ga ada papa dirumah. Dia harus melakukan semuanya sendiri. Ingin rasanya membantu tapi aku bisa apa? Aku hanya berusaha menjalani apa yang kamu pesankan...sholat, ngaji, belajar dan doa untukmu.

Papa, smg engkau baik-baik saja disana dan kami dirumah akan selalu mendoakanmu. Kulihat mama yg sangat luar biasa tetap seperti biasanya meski kutahu dirimu berat tugasnya. Kalau dulu bs bergantian dengan papa, kini kamu lakukan semuanya sendiri. Apalagi ada dik adhan yang masih bayi sehingga bertambah berat. Ku hanya bisa membantu sebisa aku dan dik alma ku. Baru 2 hari aku sdh dimarahi dan aku sedih melihat mama marah. Bukan takut tetapi aku sedih karena sudah mengecewakan mama. Kenapa aku masih bisa membuat mama sedih padahal harusnya kubuat beliau tersenyum. mama, kaulah jiwa kami, jiwaku, jiwa dek alma, jiwa dik adhan dan jiwa papa seutuhnya.

Aku tau papa dan mama sangat menyayangi kami. Mereka tidak banyak menuntut tetapi justru kami terlalu banyak meminta. Ya Allah semoga senantiasa diberi kesehatan dan kebahagiaan bagi kami. bagi mama yang luar biasa menjaga kami dan bagi papa yang sedang nun jauh disana. Kata dia, harus brgkt dan pulang kerja naik bus, berdesak-desakan. Tapi alhamdulillah, belum seminggu papa kerja jauh, aku juga sudah membuat mama tersenyum karena nilai 100 yang aku dan dek alma dapatkan. Semoga nilai-nilaiku menjadi naik dan doaku dikabulkan. Papa dan mama.....sungguh kami berterima kasih pada kalian....

20 Oktober 2009

Nangkring di No 10

Hemmmh......testing mid kemarin memang ayah bunda ku banyak membiarkan tidak belajar...akhirnya pas terima hasil dari ulangan-ulangan itu sedikit kecewa. Maafkan aku ya ayah bunda karena hasilnya tidak maksimal. Mestinya jika aku rajin belajar maka akan banyak hasil positif yang bisa aku dapat. Kulihat raut agak kecewa pada ayah bundaku dan ku bertekad akan memperbaikinya di semester mendatang. Berkali-kali ayah pesan bukan soal ranking berapanya tapi naik nilainya. Makanya mid semester ini bikin beliau agak sedih sebab sudah ranking turun, nilai juga berkurang.

Tiga mata pelajaran yang biasanya dapat bagus (kata ayah) saat ini dapat biasa saja meski masih bisa dibanggakan. Ketiga pelajaran itu yakni bahasa inggris, matematika dan bhs arab. Ketiganya cuma dapat nilai berkisar 82 - 86 padahal jika aku belajar serius bisa diatas 90 semua. Pas di lihat hasil testnya oleh ayah, nampaknya banyak kesalahan yang tidak perlu. kata ayah, aku kurang teliti dan memang benar ada soal-soal yang semestinya mudah ku kerjakan malah salah dan mengurangi nilaiku. Teman-temanku yang biasanya dapat nilai dibawahku juga ada beberapa yang bisa menyalipku.

Semestinya aku bisa ranking 5-2 lah kalo lihat siapa yang dapat ranking 1-9 (karena aku di ranking 10). Sebab ada beberapa temen yang sebelum ini agak susah juga nilainya melampaui nilaiku. Eh tiba-tiba bisa menyalip begitu saja. Sekali lagi kuakui karena aku pas belajar tidak serius, cuma buka buku, minum, ke toilet, nengok tv, godain adik dan lainnya. Jadi ya belajarnya ga bener-bener masuk. Pas test juga tak rasakan mudah aja namun ternyata ada banyak yang salah. Nilai terburukku pada pelajaran IPS yang dapat 64 sedangkan nilai terbaikku sekarang Qur'an Hadist dengan nilai 88.

Masak ga ada yang 90 seperti tahun lalu. Yang jelas hasil ini memacuku untuk lebih rajin belajar, rajin mengerjakan PR, teliti membaca dan selalu memperhatikan pelajaran yang diberikan pak guru dan bu guru. Aku ga ingin membuat ayah bundaku kecewa sebab mereka sudah memberikan yang terbaik bagiku dan sekarang aku ingin memberi yang terbaik bagi mereka. Semoga pas semesteran nanti aku bisa menggapainya, menggapai hasil terbaik yang bakal kupersembahkan buat ayah bundaku tercinta.............

11 Oktober 2009

1 bulan Adhan


Tak terasa sebulan sudah berlalu dan perkembangan si kecil cukup pesat. Pada saat selapan (35 hari) dipotonglah rambut lebat yang menutupi kepala. Meski dengan susah payah, selesai juga akhirnya proses potong rambut. Puas dan akhirnya si kecil jadi keliatan gede. Alhamdulillah, berat badan juga naik 1kg lebih. Ternyata kalo semua yang dimasukin ke badan kita dari jerih payah halal....hasilnya keliatan. Udah sehat, manutan, ga rewel, ga gendongan dan semua yang menyenangkan. secara lebih jelas bisa terlihat pada foto perbandingan perkembangan usianya yang sudah 1 bulan. Yang terpenting kesehatannya itu lho.....

Bahkan salah satu saudara sempat berkata dikira 3 bulan padahal baru aja 1 bl. Belum lagi kedua kakaknya semakin sayang dan selalu ingin mengajaknya main. Sering kakak-kakaknya bercerita atau setidaknya membacakan cerita buat adiknya. Alhamdulillah, semua sayang pada adhan dan semoga selamanya kan begitu. Dia butuh ditemani, dibimbing, diajak bercanda agar dunianya semakin terbuka bagi perkembangan dirinya. Jika dimandikan kepalanya juga sudah mulai diangkat-angkat. Kadang ditengah tangisannya dia ingin berbicara. Mungkin sugesti yang kami berikan mampu mendorongnya aktif ikut menyesuaikan dengan lingkungan.

Template by:

Free Blog Templates