27 Oktober 2009

Kangen papa

Pa.....belum apa-apa ku sudah kangen kamu. Pulang sekolah kau tak ada dan rumah terasa sepiiii...... Hatiku sakit maka kubilang sama mama bahwa aku mau papa. Aku mogok makan dan menangis. Sulit sekali ga ada papa dirumah. Aku tahu papa juga sulit tapi tetap saja berat bagi aku untuk liat rumah tanpanya. Senyum dan candanya membuat aku dan kakaku sering tertawa, tersenyum dan segala hidupku terasa indah. Sore hari kau telp dan membuatku tambah kangen. Sehari saja bagiku sulit tidak melihatmu meski terima sms bahkan telponmu. Lebih baik kau dirumah.

Mama dan papa bagi kami segalanya dan kenapa harus ada salah satu yang tidak bersama kami. Itu membuat jiwaku sedikit terguncang dan memikirkan banyak hal. Akibatnya ketika mau tidur bayanganmu melintas dan membuatku memejamkan mata saja susah. Kubermimpi pokoknya tiba-tiba kuhadir di depan kamar hotel tempatmu menginap. Aku tidak tahu gimana pokoknya sudah didepan pintu. Begitu terbuka kulangsung teriak dan memelukmu erat. Tak pernah kulepaskan pelukan itu sebab segalanya supaya tak segera berubah. Aku menangis bahagia dan papaku telah bersama lagi. Tapi itu hanya mimpi dan pada pagi tak kulihat sosokmu.

Aku harus sekolah dan mimpi itu yang menyertai ke sekolah. Aku mencoba serius menyimak apa yang diajarkan meski sesekali wajahmu terlintas. mama juga tahu dan kami sama saja..... papa mama yang luar biasa yang memang diciptakan untuk bersama. Jika jauh maka akan menderaku. Benar saja malam selang sehari kubermimpi kembali. Waktu itu aku, mama, mas afin dan dik adhan pergi ke luar kota. Pas mama sedang dirumah siapa (aku tak ingat) aku langsung pergi begitu saja. "Ah untung aku bawa uang". Karena ku tak pamit, mama kelabakan mencariku. Di mana-mana tak menemukanku, juga mas afin yang ikut kebingungan.

Sementara diperjalanan aku naik taksi dan langsung menuju hotel. Ketika kuketuk pintu kutanya apakah ada pak iral atau pak nino, eh dijawab ga ada. Aku bingung, ternyata salah kamar. Kemudian kuketuk pintu sebelah dan papaku ada disitu. Aku rindu padanya dan tak pernah rindu itu mudah pergi dari diriku. Mama yang kebingungan cari aku kemudian menelpon papa dan bilang aku ga ada. Mama mau nelp aku ga bisa karena kebetulan ga bawa hp. Akhirnya ditelp papa untuk menanyakan apakah aku disitu. Papa menjawab iya dan legalah mama.

Itu mimpi kedua kalinya. Aku tak ingin mimpi lagi dan hanya ingin mama papa bersama kami sampai tua. Sungguh berat hidup berjauhan apalagi papa sendirian. Ini kedua kalinya papa harus hidup diluar kota sendiri, beli makan sendiri, tidur sendiri dan tak bisa bermain sama anak2nya. Semoga ga pulang 2 bulan sekali tapi tiap minggu. Kerinduan padamu tak bisa kutahan. Dalam setiap sholatku, kupanjatkan doa bagimu agar senantiasa sehat dan bisa segera berkumpul. Tak ada yang bisa menggantikan kehadiran papa mama kami. Aku bangga menjadi anakmu meski kau begitu sederhana. Papa mama selalu mengerti kami apapun adanya kami. Pa, segeralah pulang untuk bersama. Kami membutuhkanmu

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates