31 Desember 2012

Liburan Akhir 2012

Sebuah liburan penutup tahun yang mengasyikkan rupanya bagi Mas Afin, Mbak Alma dan dik Adhan. Berlibur di Tawangmangu saat ultah mama tercinta kemudian dilanjut ngepoll ngendon tempat mbah di Pekalongan sembari nungguin dik Yoga sunat. Ada beragam aktivitas yang dilakukan dan semoga berkesan dalam liburan penutup semester ganjil.

Meski mas Afin dan mbak Alma meluncur duluan ke Pekalongan, dik Adhan 2 hari kemudian menyusulnya. Maklum dik Yoga ga mau sunat kalau mas dan mbak belum ada disampingnya. Koq bisa begitu yah? Itulah masa kanak-kanak yang mungkin suatu ketika akan membuat kelak mereka tersenyum bila membaca tulisan ini. Faktanya memang begitu.

Pasca jalan-jalan keluarga memperingati hari Ibu di tanggal 23 Desember, mas dan mbak menuju Kota Batik bersama mbah Kakung. Banyak bantu dan ikut nyuci bajunya sendiri karena sudah besar. Waktu papa mama disana, sebuah pagi kami semua bersepeda sampai desa Wonopringgo menyusuri jalan kabupaten. Biasa, ditengah jalan pada eyel-eyelan mau dibelakang kendaraan. Diselingi acara ngambeknya mbak Alma yang kelelahan.

Dihari yang lain, kami menuju Jetak Kidul untuk bermain air disungai. Ini sih lebih ke menyenangkan dik Adhan yang baru hobi main air. Pengalaman di kolam renang membuatnya suka main air. Meski ditepian sungai selalu berpegangan tangan. Takut jatuh apalagi beberapa batu berlumut sehingga licin bila diinjak.Tidak cukup jernih namun lumayan sebagai pengalaman bermain di sungai.

Acara lain yang menggembirakan panen rambutan. Papa naik tangga dan mbak Alma memasukkan rambutan ke keranjang. Mas Afin ya bagian makan. Sesekali dik Adhan bantuin membawakan rambutan ke keranjang. Setidaknya sampai 2 hari acara panen rambutan ini. Maklum buahnya tidak bergerombol sehingga harus banyak menggerakkan bambu untuk mendapatkan rambutan itu.

Bermain dan ambil gambar dengan 2 ekor tupai yang lucu. Untungnya tupainya masih kanak-kanak sehingga bikin gemes. Sayangnya setelah ditinggal ke Solo, malah keduanya mati. Ikut sedih kali ya ditinggal mas, mbak dan dik Adhan. Padahal harapannya tidak dibawa supaya pas kesana lagi sudah gede. Takut di Solo malah mati.

Acara lainnya, buat dik Adhan naik odong-odong. Maklum di Solo odong-odong yang lewat suangat jarang. Makanya senang sekali dan makan dengan lahap. Belum tarifnya hanya Rp 1.000 untuk 5 lagu. Mama membayar Rp 5.000 untuk 10 lagu, ga tega harus kembali Rp 3.000 kata mama. Dipeseni esok mampir lagi tetapi sampai pulang Solo tuh odong-odong ga nongol.

Sehari sebelum pulang, om Febi ngajak makan di Ayam Gepuk Tirto serta main game di carrefour. Ayam gepuk tapi penyajiannya utuh sehingga kami mengernyitkan dahi, apanya yang digepuk ya? Selama berlibur itu dik Adhan sempat panas dan ketiganya BAB lembek. Alhamdulillah tidak menjalar dan bertambah parah. Hanya dik Adhan yang masih begitu meski sudah sampai Solo.

Lain kali berlibur begini lagi ga ya?

23 Desember 2012

Yang Kami Inginkan Akhirnya Didapat

Dengan niatan yang kuat akhirnya kami mendapatkan barang yang sungguh sudah kami inginkan cukup lama. Meski harganya lumayan untuk keluarga namun benda itu sangat dibutuhkan. Bagi mama papa, merekam segala polah dan perilaku mas, mbak dan adik penting. Bukan sekedar gambar namun cerita yang tertuang dalam gambar-gambar itulah yang perlu diabadikan. Bukan pula untuk gagagh-gagahan sebab ada berjuta makna dalam gambar itu.

Ya, benda itu adalah camera digital sebagai pengganti kamera kami yang telah rusak sekitar 6 - 7 bulan yang lalu. Meski menghabiskan Rp 400an ribu kamera itu ya sedikitpun tetap dalam kondisi rusak. Otomatis cukup banyak moment yang kami lewatkan begitu saja tanpa ada rekaman. Sangat disayangkan memang namun tak bisa apa-apa.

Mama papa berjuang ekstra keras menabung sedikit demi sedikit agar kamera itu bisa terbeli. Awalnya ketika mencari info harganya mencapai Rp 5,5 juta lebih. Agak merinding juga dan ga tahu akan sampai kapan barang itu terbeli. Alhamdulillah, Allah mendengar apa yang dicita-citakan kami sehingga banyak aktivitas yang dilakukan mama papa. Hal itu berdampak pada apa yang diharapkan otomatis memberi dampak bagus.

Banyak dokumen yang kami miliki dan rutin ditulis oleh papa di blog ini sebagai bagian hidup keluarga kami. Bagian dari yellow house kalau kata mbak Alma meski sekarang sudah bukan kuning lagi. Saat dana terkumpul sedikit demi sedikit, papa cek di toko. Ternyata stoknya memang pas kosong sehingga harus menunggu. Kami pun meninggalkan no telp supaya jika barang datang bisa dikontak. Maklum banyak yang mencari produk itu.

Sebelumnya juga sudah dibaca beberapa literatur kamera apa yang cocok. Pasti ada kelebihan dan kekurangan sehingga kami mencari barang yang menurut teman-teman lumayan bagus serta harganya tidak kelewat mahal. Begitu kami ditelp, segera meluncur ke toko itu untuk memastikan barangnya. Lumayan, saat akan dibayar harga kamera itu tak semahal harga awalnya.

21 Desember 2012

Ulang Tahun Tanpa Tiup Lilin

Tanggal 16 Desember merupakan hari bersejarah bagi keluarga kami. Meski tanggal tersebut merupakan hari kelahiran mama namun itulah tanggal dimana kami semua pantas merayakannya bersama. Mama sangat berjasa dalam hidup kami, dalam hidup papa dan dalam hidup anak-anak. Jasanya tidak hanya bersifat tahunan tetapi masuk ke jasa mingguan, harian, tiap jam dan tiap desah nafasnya. Inilah yang membuat kami semua patut mensyukurinya.

Pada tanggal itulah kami sering mengadakan acara makan bersama entah dimanapun. Memang tidak selalu tiup lilin sebab kadang kue ultah membuat batuk mas, mbak atau dik Adhan. Sebenarnya sering kami mengagendakan kejutan-kejutan kecil tapi malah sulit mengaturnya. Bingung juga mau memberi kejutan seperti apa. Lihat saja 16 Desember kemarin yang kami semua sudah menata kado diruang tengah, eh mama minta kami pulang duluan.

Tentu tak ada kejutan dan membuat mama mengharu biru melihat kado kami. Akhirnya ya kami berikan begitu saja. Disertai pelukan dan ciuman hangat di pipi mulai papa, mas Afin, mbak Alma hingga dekapan mungil dik Adhan. Mama tak pernah mengecewakan kami, selalu saja pengorbanannya mengalir tak henti sejak kami terbangun sampai mata kami semua terpejam. Sungguh istri dan bunda yang memang kami idam-idamkan.

Segala rintangan dan sulitnya hidup kami mampu diringankan oleh beliau, segala kesedihan dan duka kami mampu diceriakan kembali, segala luka lara mampu diobatinya. Hadirnya mama dirumah atau lebih tepatnya dikehidupan kami membuat segalanya makin terang dan menyenangkan. Diusianya yang ke 38, dirinya masih tetap bugar, sehat dan membuat kami semua bahagia. Semoga akan begitu selamanya dan bisa mendampingi mas Afin, mbak Alma dan dik Adhan hingga kelak.

Mama, terima kasih atas desah nafasmu bagi kami, atas gerak kakimu menyusuri ruang untuk kami, gerakan tangan cekatan menyibak kemudahan bagi kami, menuturkan kata-kata indah ditelinga kami, menyentuh batin dan kalbu kami. Semoga segalanya akan baik-baik saja dan kami bisa membalas semua kebaikan mama, kebaikan bunda, kebaikan jiwa yang tulus dalam kehidupan kami.

Terima kasih, mama


16 Desember 2012

Liburan Ke Tawangmangu (2)

Setelah mandi pagi dan dik Adhan makan kami berangkat menuju grojogan sewu. Menuruni jalan setapak dengan berbagai monyet disamping kiri kanan. Rupanya pengunjung cukup ramai meski belum masuk liburan. Maklum saja akhir minggu jadi banyak yang berlibur. Berdasar pengalaman, kami tak membawa tentengan tas kresek agar menghindari mata lapar monyet. Beberapa pengunjung yang tak tahu sering diikuti monyet-monyet itu.

Supaya aman, papa kasih tahu tas kresek itulah yang menarik sekawanan monyet mencegat wisatawan. Ada yang melempar plus plastiknya tetapi ada juga yang mendekapnya. Yang agak bahaya memang anak kecil yang menenteng tas kresek. Makin siang makin banyak monyet turun dari pepohonan mencari makanan. Kebanyakan dari mereka menunggu orang lewat dijalan menuruni tangga menuju grojogan sewu. Kalau tidak hati-hati memang berbahaya karena rasa takut dikejar monyet dapat mengakibatkan kita jatuh.

Segenap Cinta
Sesampainya dibawah, kami mengambil gambar dengan sudut yang cukup menawan. Secara bergantian mas Afin dan mbak Alma mencari spot-spot terbaik untuk berpose. Tak lupa papa mama juga foto berdua. Dik Adhan yang melihat air mengalir tak sabar minta mainan air. Apalagi sebelumnya sudah pernah ke kolam renang, makin bersemangatlah dia. Ditambah badannya yang paling fit tidak lelah karena selama menuruni jalan dia digendong papa.

Akhirnya nyemplunglah kaki adik ke sungai kecil itu. Meski awalnya kedinginan namun kemudian merasa senang bermain air. Setelah puas, pukul 10.10 kami kembali ke atas. Melihat ada permainan flying fox, mas dan mbak ingin mencobanya. Lumayan seru katanya sebab perjalanan flying fox melintasi sungai aliran grojogan sewu. Proses mendaki ke jalan keluar cukup berat sebab selain tinggi juga terjal. Mama dan mas terengah-engah dan berniat istirahat.

Sedangkan mbak Alma dan papa yang menggendong dik Adhan terus saja berjalan. Waktu mama dan mas Afin akan berhenti ambil nafas, eh banyak monyet yang lewat karuan keduanya terburu-buru melanjutkan perjalanan. Rupanya efek skipping mbak Alma tiap pagi memiliki dampak signifikan. Tenaganya cukup kuat walaupun tadi pagi bermain bola, bolak balik menuju pintu grojogan sewu dan kini menyusuri 1250 tangga di grojogan sewu.

Selepas pintu keluar, mas Afin dan dik Adhan naik kuda ke hotel diiringi papa dan mbak Alma dengan lari-lari kecil. Mama? ya di belakang menyusul. Setelah istirahat sebentar di kamar, kamipun beres-beres untuk kembali ke Solo. Mbak Alma tetap membonceng papa daripada naik bus dan mabuk malah merepotkan mama. Mas Afin juga bisa tidur di bus dibanding membonceng papa mengantuk. Sebuah liburan yang luar biasa dihari ulang tahun mama.

Liburan Ke Tawangmangu (1)

Memanfaatkan hari sebelum liburan resmi adalah cara kami supaya saat berlibur entah ke Klaten, Pekalongan atau tempat lain masih bisa didapat. Apalagi ini musim hujan dan mbak Alma kelas 6 sehingga waktu berliburnya bakal pendek seperti tahun lalu saat mas Afin juga kelas 6. Hemmmh... makanya begitu hari Kamis, papa mama berburu penginapan. Tujuan kami jelas, Tawangmangu!

Pertandingan seru
Disana memang objek terbatas namun ada aktivitas lain yang bisa dilakukan. Kan mas Afin serta mbak Alma sudah gede-gede sepertinya akan asyik berlibur kesana. Jum'at pagi hingga sore hunting hotel belum juga didapat. Rupanya banyak pula yang berlibur kesana sehingga sejumlah kamar sudah terisi. Sampai pukul 19.45 kami belum dapat hotel. Entah sudah berapa hotel yang kami telpon dan jawabannya hampir seragam, kamar sudah full booked. Mas Afin dan mbak Alma merengek untuk tetap mencari. Ada beberapa yang masih kosong namun kami ragu mengiyakan sebab tak faham apa fasilitas yang ada.

Akhirnya mama kembali mendapat hotel yang lumayan representatif dan dengan negosiasi kami mendapat harga relatif murah cuma Rp 227 ribu. Esok siang kami menuju ke sana setelah ambil raport di sekolah mas Afin. Ditengah jalan, ketika menunggu bus hujan deras melanda. Daripada repot, akhirnya diputuskan untuk naik taksi sedangkan mbak Alma membonceng papa. Hujan deras menemani perjalanan panjang mbak Alma dan papa hingga jelang hotel.

Sebentar kemudian taksi yang membawa dik Adhan, mas Afin dan mama pun masuk halaman hotel. Setelah urusan administrasi selesai kami masuk kamar yang sudah tersedia. Ruangan cukup luas dengan 2 bed besar ditambah 1 ruang tamu dan teras yang lapang. Sampai malam kami tak bisa kemana-mana sebab hujan masih mengguyur. Makan malampun di kamar dengan dibungkus yang dicari papa dan mas Afin. Kalau saja tak hujan kami akan jalan-jalan.

Pukul 5 pagi mbak Alma dan mas Afin terbangun, ditemani papa jalan-jalan ke depan pintu masuk grojogan. Saat kembali menuju hotel eh mbak Alma digangguin sama monyet. Untung tidak nyakar. Sembari menunggu dik Adhan bangun, kami bermain sepakbola di depan penginapan yang sejuk. Permainan yang seru dan membuat badan tidak terasa dingin. Pertandingan 2 lawan 1 berjalan tidak imbang dengan skor 14 - 7 untuk papa yang berjuang keras hingga terpeleset jatuh.

12 Desember 2012

Adhan, Si Kecil Nan Ceria

Dik Adhan ternyata sudah besar dan tahu akan banyak hal. Meski ditinggal mama berhari-hari tidak rewel dan mau mengerti keadaan. Tiap siang hanya bersama mbah ti dan bude enjoy saja. Aktivitas hariannya tetap menyenangkan dan diisi dengan tawa serta keriangan. Alhamdulillah, kepergian mama ke Kupang NTT maupun Dompu NTB 2 minggu ini tak mengurangi kebahagiaannya.

Mas Afin dan mbak Alma mampu mengkondisikan situasi rumah sehingga dik Adhan tidak cukup merasa kehilangan. Pagi hari kebetulan sering bangun siang sehingga ketika papa antar mas dan mbak, dik Adhan tidak merasa sendirian. Ada mbah ti yang menemani dan hari ini Rabu, ketika terbangun hanya ada mbah ti dan kemudian hanya duduk menunggu papa pulang.

Biasanya papa berangkat agak siang ketika bude selesai mencuci atau menyetrika. Kadang juga ikut antar les mbak Alma atau jemput mas. Yang jelas ceria dan penuh senyuman. Hal inilah yang membuat mama tenang. Sebab kalau ada mama, sedikit-sedikit mama dan lengket betul. Eh kalau di telp mama malah menghindar dan menjawab sekenanya.

Dik Adhan, lucu dan penuh riang. Alhamdulillah pertumbuhannya makin membahagiakan. Banyak hal yang mampu diserap dan diingat secara tajam. Huruf, nyanyian, Al Fatikhah maupun iqamah. Sudah sering ketika sholat berjamaah dik Adhan iqamah.

Ya Allah, Alhamdulillah atas Barakah dan Rahmat pada kami yang membuat kehidupan kami makin lengkap dan sempurna. Terima kasih atas semua yang telah diberikan. Kami akan terus bersyukur atas karunia yang hadir ini. Ketika 3 Anugrah hadir, benar-benar memberi suasana yang luar biasa. Semoga hal ini akan terus bertahan hingga kapanpun.

11 Desember 2012

Usia 11 Tahun Mbak Alma

Mbak Alma merayakan ultahnya ke 11 dengan penuh kebahagiaan. Bukan sekedar ulang tahun tetapi kasih sayang dan cinta dari orang tua, kakak serta adiknya hadir di hari ulang tahunnya. Meski begitu, syukuran atas umur yang 11 tidak dirayakan secara berlebihan. Kenapa? karena mama harus berangkat kerja keluar kota.

Awalnya bagi kami memang sungguh berat namun mbak bisa dijelaskan bahwa kepergian mama ke Kupang NTT justru dilandasi kasih sayang pada anak-anaknya. Alhamdulillah mbak alma bisa memahami maksud kepergian mama ke Kupang.

Toh juga papa ada dirumah, mbah ti juga ada sehingga tidak mengurangi kebahagiaan yang hadir dirumah. Beberapa waktu sebelumnya bahkan hadiah terindahnya hadir, yakni terbitnya buku Kumcer keduanya yang berjudul CAR FREE DAY dan diterbitkan oleh penerbit Mizan yang berpusat di Bandung. Masih ada 3 novel sebenarnya yang sudah lolos evaluasi.

Sayangnya yang satu belum jelas kapan akan diterbitkan. Kebahagiaan hari lahir mbak Alma tidak dirayakan berlama-lama sebab dalam waktu berdekatan memasuki ujian semester. Disatu sisi, pekerjaan papa juga sedang menumpuk sehingga hampir kesibukan papa habis diluar rumah. Hari-hari di akhir November tersebut ketemu papa ya sore sampai pukul 19.30 serta pagi hari saat berangkat ke sekolah.

Selang seminggu kemudian, syukuran hari lahir mbak Alma dirayakan di sebuah rumah makan steak yang ada di kawasan pajang. Tidak semua temannya diundang hanya beberapa teman akrabnya termasuk teman satu kampung. Yang jelas, usia bertambah 1 hendaknya tetap membuat mbak alma sabar, makin tabah dan rajin beribadah.

Masa depan masih panjang yang harus dipupuk dengan beragam bakat atau hobi yang memang bermanfaat. Sudah banyak yang mengapresiasi karya mbak Alma. Bahkan buku Kumcer pertama yang berjudul Hadiah Dari Papa yang diterbitkan Tiga Serangkai stoknya ludes di jaringan toko buku Gramedia. Hanya tersisa 1 buku di Gramedia Semarang.

Template by:

Free Blog Templates