21 Maret 2013

Penulis Cilik Enjoy Menceritakan Suka Dukanya Menulis

Mama pun berusaha menghubungi pihak Bentang Belia (Mbak Susan) yang rupanya belum sampai ditempat. Kamipun kemudian melepas dahaga dengan memesan minuman di foodcourt yang tersedia disebelah gedung pameran. Setelah selesai, beramai-ramai melihat-lihat buku. Hmmm.. rupanya banyak dijual buku murah. Dik Adhan turut menikmati buku-buku yang tertata rapi tersebut.

Rupanya ada juga potongan harga buku produksi Mizan yang dijual Rp 7.000 saja. Langsung mama memborong banyak buku. Selang kemudian, mama pamit untuk bertemu mbak Susan yang sudah sampai dilokasi. Bersama mbak Alma mereka beranjak keluar. Tak berapa lama kami menyusul mereka dan bertemu bersama. Alma diagendakan berbicara setelah lomba mewarnai selesai.

Mbak Alma Pertama Kali Manggung
Dia sudah dibriefing untuk menyampaikan beberapa hal. Keramahan mbak Susan maupun mbak Sofi sebagai MC membuat ketegangan mbak Alma mencair. Setelah dipanggil keatas panggung, mbak Alma menuju keatas. Duduklah mereka bertiga dan mulai mengupas pengalaman mbak Alma membuat karya. Diuraikan juga bahwa karya mbak Alma sudah mencapai 5 buah buku yang terdiri dari 3 Kumcer serta 2 Novel.

Selain mendengarkan cerita-cerita dari Alma, diselingi juga kuis yang berhadiah buku. Kuis itu disediakan bagi anak-anak yang mengajukan pertanyaan ke mbak Alma. Tak terasa dialog yang berjalan sekitar 1 jam telah selesai. Saat kembali ke tempat duduk, kami ditawari makan siang namun ditolak mama karena bude Susi sudah memasak buat kami. Oh ya, ada Pakde Amin dan mbak Angel yang ikut ngliat mbak Alma saat di panggung juga.

Begitu mau berpisah dengan mbak Susan, mbak Alma menerima honor dan bingkisan buku baru. Waaah seneng banget mbak Alma. Mama juga menandatangani pengganti transport dari Bentang Belia. Yang jelas bukan materi yang utama bagi kami namun semoga acara ini akan menjadi langkah awal bagi mbak Alma menggapai cita-citanya kelak. Pengalaman menjadi narasumber diharapkan mampu menambah motivasi dalam berkarya.

Ternyata saat papa coba browsing, Bentang Belia juga mencantumkan pengumuman talk show dengan nara sumber mbak Alma di blog milik mereka. Ini yang tidak kami sadari sehingga sempat kebingungan tentang kepastian jadual mbak Alma mengisi acara. Apapun terima kasih Bentang yang sudah memberi kesempatan.

19 Maret 2013

Nama Mbak Alma Pun Tertulis Di Baliho

Undangan pada mbak Alma menjadi nara sumber di pameran buku di Jogja sudah disampaikan jauh-jauh hari. Namun H-4, upaya konfirmasi mama pada Penerbit Bentang yang mengundang mbak Alma tidak berhasil. Padahal mbah Kung dan mbah Ti berniat turut serta melihat cucunya ada di panggung berbagi ilmu. Belum lagi sejak tanggal 16 Maret mama menginap di Jogja.

Baliho yang ada nama mbak Alma
Otomatis koordinasi papa mama agak repot. H-2 ada berita bahwa mbak Alma tetap diagendakan menjadi narasumber untuk berbagi pengalaman menulis dengan anak-anak yang datang di Jogja itu. Kemudian kami pun menyiapkan berbagai hal. Termasuk apa saja yang harus mbak Alma paparkan di panggung. Maklum, inilah pertama kalinya dia menjadi pemateri meski cuma berbagi pengalaman.

Mama yang harusnya sampai minggu di Jogja, Sabtu malam memilih pulang. Mbah Kung dan mbah Ti sudah tiba hari Jum'at sore apalagi sudah pasti ke Jogja, tentu menambah semangat. Papa pun sudah mengorder sebuah mobil untuk mengantar ke Jogja. Setelah semua siap, kamipun Minggu pagi berangkat ke Jogja. Rupanya dari Bentang menghendaki kami sampai sana jam 10.00. Wah padahal kami baru berangkat pukul 09.00 jadi kami jelaskan tidak bisa sampai Jogja jam 10.00.

Berdasar informasi, mereka berniat menjemput atau bertemu di tempat makan. Dengan berat hati mama menolak dan meminta bertemu di tempat pameran saja. Maklum kami berombongan, ga enak juga bertemu di tempat makan dengan 7 orang. Alhamdulillah, perjalanan lancar tidak macet. Dik Adhan juga senang bisa berjalan-jalan bersama.

Mbak Alma yang biasanya mabuk di perjalanan, kali ini sampai jogja tak mabuk sama sekali. Kami dikejutkan dengan baliho besar di tepi jalan Solo - Jogja (depan Gedung Mandala tempat pameran) yang tertulis penulis cilik Alma. Yang pertama melihat justru mbah uti. Papa penasaran dan berkali-kali ditunjukkan malah kebingungan. Begitu melihat nama Alma, langsung saja mengeluarkan kameranya dan mengabadikan baliho tersebut.

18 Maret 2013

Mbak Alma Memenangkan Juara II Lomba Cerpen

Mbak Alma bukan tipe penulis yang luwes dalam hal tema sebenarnya. Terbukti 5 karyanya yang dihasilkan memang dari pikirannya yang mengalir begitu saja. Ketika dirangsang menulis tema yang disodorkan mama atau papa sering tak direspon. Yah mungkin memang bukan tipe penulis semacam itu. Jadi karya baik berupa Kumcer maupun Novel ya hasil imajinasi dan pengembangan pola pikirnya.

Berdasarkan penilaian mbah Uti, meski demikian namun imajinasinya cukup runtut dan detil. Tidak hanya dipermukaan tetapi juga rinci. Misalnya dalam novel The Little Queen, mbak Alma mampu menggambarkan secara rinci ruang-ruang di sebuah pagelaran. Termasuk mengenai ruang rahasia atau pintu keluar dibelakang panggung. "Atau menggambarkan peta yang dipakai anak perempuan dalam Novel itu" jelas mbah Uti.

Berfoto dengan Juara I dan III
Nah saat diminta pihak sekolah mewakili lomba di SD Al Firdaus, mau tidak mau ya membuat karya dengan tema yang ditentukan. Benar saja, beberapa usulan bahkan sesudah memulai menulis ada macet dan kendala. Walau ada usul, rupanya kalau bukan keluar dari hatinya ya tetap tidak bisa melanjutkan. Akhirnya mama papa membiarkan mbak Alma berkutat didepan laptop.

Satu jam kemudian, karya itu pun jadi. "Cepat sekali" kata papa. Karya itupun dibawa ke sekolah dan dikirim ke SD Al Firdaus. Saat interview tentang cerpen tak banyak yang ditanyakan kecuali diminta menyebutkan karya yang sudah dihasilkan. Juga ditanya apakah papa mama nya juga penulis. Ehmmm dijawab mbak Alma iya tapi bukan soal fiksi melainkan kerjaan kantor. Itu saja.

Dua hari kemudian dia diberitahu pak Chomzy bahwa berhasil memenangkan juara kedua dari lomba penulis cerpen. Alhamdulillah, kami bersyukur atas karunia itu. Dan tanggal 10 Maret, penganugerahan piala, sertifikat serta uang pembinaan diberikan. Selamat mbak Alma, semoga karya-karya berikutnya senantiasa muncul dan memberi pengaruh positif bagi anak-anak.

06 Maret 2013

Buku Ke 5 Mbak Alma Kembali Hadir

Bulan Maret baru saja di angka 6, belum beranjak dari angka itu tetapi kemurahan Allah senantiasa hadir. Ya pada hari itu kami semua menyambut karya ke 5 Anugrah Rawiyah Salma kembali terbit. Kali ini karya-karya mbak Alma diproduksi oleh Lintang Indiva Solo. Artinya sudah 5 buku yang bisa dihasilkan dengan penerbit semuanya berbeda.

Buku ke 5 ini terbit ditulis oleh 6 anak-anak putri dari berbagai Kota. Ada 10 karya yang ditulis oleh mbak Alma, Ayasyi, Anis, Shofi, Putri dan Nisa. Awalnya mbak Alma mengirimkan Kumpulan Cerita namun yang diterima hanya 4 karya untuk diterbitkan bersama penulis lainnya. Sungguh sebuah prestasi yang tidak pernah diperkirakan sebelumnya.

Keempat cerita mbak Alma dalam buku berjudul Semua Sayang Daisi yaitu "Hari-hari Shara, Selamat Jalan, Nek, Asyiknya Bersahabat dan Kisah Empat Bersaudara". Cerita yang disajikan oleh mbak Alma memang seputar kehidupan anak-anak yang menyenangkan dan menceritakan pengalaman mengharukan. Rupanya imajinasi mbak Alma terus berkembang.

Beberapa teman papa dan mama sudah memesan karya mbak Alma sebelumnya. Karya ini dihargai dengan perhitungan tiap tulisan. Mama berpesan supaya mbak Alma tidak melupakan belajarnya apalagi sekarang kelas 6. Pengalaman menuliskan cerita dan bisa diterbitkan tentu menjadi cerita tersendiri yang oleh Papa dituliskan dalam blog ini.

Semoga makin hari mbak Alma tetap berkarya dengan segala potensi yang dimiliki. Hasil dari menulispun semuanya diberikan pada mbak Alma dan ditabung. Tabungan ini akan dimanfaatkan kelak bila memang mbak Alma membutuhkan. Seperti saat ini mbak Alma ingin memiliki tablet supaya bisa berkarya lebih lagi, Semoga.

Dik Adhan Menyertai Mama dan Papa

Tiba-tiba kemanjaan itu muncul kembali dalam diri dik Adhan bila mama atau papa akan berangkat kerja. Entah apa penyebabnya, semingguan ini kalau mau ditinggal rengek'an itu muncul. Disertai langkah kecil mengikuti langkah mama. Atau kalau mama sudah berangkat, giliran mbuntut papa kemanapun papa berjalan. Memakai baju dikamar, ambil tas, minum hingga mulai berjalan keluar.

Saat mama akan beranjak, dik adhan berseru "mama diumah ajaaa..." dua hingga tiga kali. Awalnya malah nangis dan kemudian digendong papa. Giliran papa mau berangkat, ya "papa diumah ajaaa..." sembari melangkah dibelakang papa. Suara merdu itu membuat papa mama sebenarnya berat hati namun ya tetap harus ditinggal.

Biasanya sih tidak begitu atau papa bilang "mbak Alma nanti yang jemput siapa?" atau "nanti sore jalan-jalan yah" begitu. Sudah dua hari ini ketika mama atau papa akan berangkat disertai dengan "dik Adhan au dada uyu bude" sambil memakai sandal birunya. Dilanjutkan dengan lari-lari kecil kedepan. Atau bila tidak dan sedang asyik bermain ya hanya melongokkan kepala mungilnya dijendela.

Sembari bilang dadaaaa kemudian dilanjut "ati-ati ma" katanya. Ah teriakan mini yang membikin kami bersemangat untuk mencari nafkah bagi anak-anak. Bagi kami itu semacam energi tambahan yang memacu jiwa tak pantang menyerah menyiasati pekerjaan untuk dituntaskan. Dan ketika sampai dirumah mengucap salam, dik Adhan menjawabnya "awaitum". Terima kasih sayang.

Template by:

Free Blog Templates