28 Mei 2014

Kalau Rewel Pastinya Bukan Dik Adhan

Menjelang sore, om Febi mengajak jalan-jalan keluar. Di Mall, mereka berdua tak lama di mandi bola. Malah lalu lalang ke berbagai permainan serta mencoba-coba. Ah dik Adhan benar-benar menemani atau momong. Apa yang dimaui Naya diturutinya. Kakak yang baik.

Senin malam kami bersiap-siap packing karena Selasa kami harus kembali ke Solo.

Mbah Kakung sama mbah Uti terlihat masih kangen sama dik Adhan tetapi tak bisa apa-apa karena papa harus masuk kerja. Malam itu dik Adhan diminta tinggal di Jetak Lengkong, bersekolah disana. Ya karuan dik Adha  menolak.

Sama seperti saat berangkat, dik Adhan dibangunkan pagi langsung terbangun. Mandi, bersiap-siap lantas meluncur ke Stasiun diantar om Febi sama bulek Ucik. Dik Yoga dan dik Naya ga ikut karena dik Yoga mau bermain sepeda roda sementara dik Naya semalam tidur larut. Kasian kalo dibangunkan sejak pagi.

Sampai stasiun, papa langsung membeli tiket tidak hanya ke Semarang namun skalian tiket Kalijaga ke Solo untuk memudahkan tidak antri. Sepanjang perjalanan keceriaan dik Adhan dalam kereta terlihat. Bahkan makan pagi sebelum jam 7 didalam kereta.

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates