15 Agustus 2011

Merelakan Kepergiannya (2)


Mas Afin dan mbak Alma tentu kaget mama berada di klinik tanpa pemberitahuan sebelumnya. Apalagi cerita soal si janin belum sampai mereka. Papa kemudian menjelaskan apa yang terjadi dan sontak mereka berseru "yaaaa.... jangan dong pa" protes mereka. Namun setelah dijelaskan beberapa kemungkinan negatif kemudian mereka mendoakan bundanya supaya baik-baik saja.

"Tuh kan aku bilang apa, mama hamil lagi" kata mbak Alma penuh antusias. Mereka kemudian bergiliran nengok mama di klinik. Sabtu siang sekitar jam 13.00 mama masuk kamar operasi. Dan 30 menit kemudian dokter memulai proses pengambilan janin itu, tak lama paling 10 menit dokter sudah keluar. Sebelumnya papa diminta menemani sesaat diberi obat bius. Dan mamapun terlelap.


Dokter sebenarnya mempersilahkan melihat proses itu tapi papa menolak. Tidak tega melihat mama diam saja sementara proses berlangsung. Saat keluar ruangan dokter berkata "tungguin saja mas, bentar lagi siuman" kata dokter itu. Butuh lebih 1 jam mama benar-benar sadar betul dari obat bius. Beberapa kali tersadar namun belum pulih benar. Sempat muntah 3 kali dan mbak Alma bisa bantuin papa diruangan operasi membersihkan muntahan itu.

Sorenya, papa ajak mas Afin dan dik Adhan menjenguk mama. Alhamdulillah mama cepat pulih sehingga sabtu malam bisa pulang ke purbayan. Tak lupa, kami bawa si calon janin itu untuk dikebumikan secara layak. Minggu siang, papa berangkat menuju Klaten untuk mengebumikan calon janin itu karena di rumah Purbayan sudah tak ada tanah. Papa sendirian dan mama sudah memberi tahu mbah kakung.

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates