09 Mei 2010

Cerita Itu Terus Saja Mengalir


Seluruh perhatian, kasih sayang dan cinta kami takkan pernah sedikit pun berkuang. Tiap hari, tiap jam hingga tambahan detik juga menambah rasa itu pada kalian. Afin, Alma dan Adhan merupakan titisan yang luar biasa yang takkan pernah kekurangan cinta atas orang tuanya. Pahamilah anak-anakku, jejak-jejak ini terus aku buat sebagai ingatan, sebagai panduan dan kekuatan antar kalian bertiga pda kami. Pada orang tua yang terus dan tak henti mencurahkan apa yang kalian butuhkan. Meski kadang ada luka, duka dan tetes air mata, itu karena sungguh luar biasanya yang kami rasakan pada kalian.

Kadang saat chating, kalian sudahan tapi ga bilang langsung melainkan melalui sms “Pa, off dulu ya chatingnya” (13 Feb 10 ’18.32)


Saat kakak sakit gigi, mama terus menerus khawatir. Hemmmh…. Cintanya pada kalian memang luar biasa dan sedikitpun tak pernah teralihkan. Camkan itu anak-anakku “Habis 185. Masih dibersihkan. Mungkin 2x lagi baru ditambal. Dirawat agak lama karena infeksi” (19 Feb 10 ’10.26)

Baca sms mama kalian ketika gigi mas Afin sakit “Dah bangun pa? hari ini baik2 kan? Tadi pagi gigi afin yang cuil itu sakit. Kemaren waktu main di Adrian beli coklat. Pulang sekolah gusi bengkak. Mau bawa ke ortopedi, ternyata 5 hari kerja. Snin dibawa ke RS. Jadi kuatir pa” (13 Feb 10 ’11.29)

Meski kesannya sudah tidak kuatir atas gigi mas, tapi masih juga disebut dalam sms mama. Ah, ibu kalian yang memang luar biasa. “Anak-anak barusan tidur pa. Papa masih kerja ya? Tadi hujan deras pake geluduk. Gigi afin katanya ga sakit koq” (16 Feb 10 ’21.08)

Masih saja sms seputar gigi dan bibir yang terimbas sakit gigi. Ya Allah, sembuhkan anakku “Kasian anak lanang. Bibire kliatan bengkak tapi katanya Cuma senut2 dikit. Habis main game barusan pergi renang. Ada Adrian, hafid nur. Afin traktir renang” (13 Feb 10 ‘14.36)

Anak-anakku, tentramkanlah hidup kalian agar papa mama menjadi tenang dan tidak gelisah menjalani ini semua. Tak ada yang tidak kami persembahkan keculi untuk kalian “Pah udah di kost ya. Anak2 sudah tidur, af sudah biasa koq. Crita2, tertawa, tdr ma alma skrg” (10 Maret 10 ’21.22)

Ni sms mas pada papa “Pah kalau mau nonton ni tak kasih tau kalau sekarang masih ada itu persib vs persija di Antv kalau liga preimier nanti jam 22.00/22.30 aku nggak tau apa vs apa tapi di tv one, aku taunya Cuma MU vs apa tapi jam 01.00. kalau papa mau nonton sih di kos” (9 Jan 10 ’20.47)

Kadang ucapan anak-anak membuat papa trenyuh. Masih saja kalian celetuk ke inget papa yang jauh. Ma kasih ya sayang “Tadi sama anak2 bikin pisang owol, tempe penyet. Pada uenak, nikmat makannya. Mb Alma bilang gini, sayang sekali nikmat gini papa ga ada. Duh jadi sedih banget” (19 Feb 10 ’18.42)

Ketika mas Afin marah-marah, mama masih sempat memperhatikan bahwa anak-anak punya hak yang sama dirumah “Dah minta maaf. Mama bilangin lain kali pamit ya. Baru minum susu segar ma pisang owol. Dia tadi kayaknya khawatir ga dikasih mama padahal dibawain” (10 Feb 10 ’18.09)

Anak-anakku, jangan buat mama kamu khawatir yah…. Coba kalau begini jadi papa yang bingung “Trus ini mama mandiin adik, ngeloni. Dia ga pamit mama langsung pergi ke Adrian. Disuruh pamit mama dia ga mau. Langsung nggeblas. Sudah 2 kali gitu. Gimana coba? Ben tak jarke wae mbuh tekan po ora” (10 Feb 10 ‘15.48)

Pahamilah bahwa nasehat orang tua tidak diabaikan “Pa, tadi pulang sekolah afin mau langsung ke rumah Adrian, mama ga boleh. Kan harus pulang dulu, maem, ganti. Habis itu Adrian yang tak suruh ke sini. Mama bilang ibu Adrian ga punya bayi bisa antar ke sini. Dia ngomel” (10 Feb 10 ’15.46)


Semakin hari, Adhan udah semakin besar hanya papa tidak terlibat hari-demi hari. Padahal ingin sekali seperti dulu “Masih di bis ya pa… anak2 baik. Btw adik tu dah bs godain. Di kasih mainan mase di jatuhi. Dikasih lagi dijatuhke trus ketawa gitu berulang2… bikin gemes” (8 april 10 ’18.37)

Meski ada tetangga yang membenci papa mama (tanpa alasan jelas) kami tak pernah cerita pada kalian supaya kebencian itu tak menular “Beberapa hari ini putri mulai ngajak bicara2 alma. Tadi ngajak main keluar. Nah barusan putri dan vidi ngajak mainan. Mereka sendiri ga tahan. Kalo sampe ibunya melarang main bareng2, terlalu” (12 Maret 10 ’19.24)

Sms yang sangat menyentuh dan membikin papa sangat terpukul. Sungguh, papa tidak mengharapkan ini semua sayang…. “Pa….kenapa nggak pulang skrg? Pdhl keluarga sdh menanti-nantimu. Mudah2an Allah swt memberi petunjuk. Pa cepet pulang. Alma” (24 febr 10 ’18,54)

Kala uterus bertengkar, akan membuat mama dan papa sedih. Tolong hentikan nak…. “Dah di kos?? Bte, akir2 ini afin penakut. Kadang di goda adik, ida diem2 ditinggal. Tadi dia marah trus nendang. Alma nangis. Akhir2 ini mrk suka nendang, mukul dah dihukum sekali tending uang saku di potong 500. Alma dah mama bilang ga diem2 ninggal afin” (19 Jan 10 ’19.30)

Meski kita berada dalam lingkup yang sederhana, tidak membatasi adanya kebahagiaan. Perkembangan kalian selalu dikabarkan mama pada papa “Iya mama juga kaget. Skrg juga bolak balik tengkurap terlentang tapi belum angkat bokong. Btw tadi af selesai tes paling akhir karena tinggal dia sendiri trus dibantu gurunya” (8 april 10 ’18.45)

Terus saja menemani Adhan selama terjaga. Alhamdulillah setelah usia 6 bulan adhan baru begini tak seperti kakaknya. Meski mama lelah tak pernah biarkan kalian tersiksa dan akan terus dibikin nyaman “Adik belum tidur malah bengak bengok terus. Capee deee” (18 Jan 10 ’22.56)

Lha masih anak-anak koq dianggep serius, ya mama santai aja namun tetep bilang papa supaya cerita kalian masih bisa diikuti papa “Ngomong ke Afin jare aldisa cakep. Di Tanya mama Cuma senyum2. Padahal mama dulu naksir cowok mulai smp lho. Mesti nirun papae ki” (18 Jan 10 ’20.16)

Termasuk sms ini yang lebih banyak untuk papa ketahui saja bukan untuk serius. Hemmmh…. Cepat dewasa dan jadi diri kalian sendiri yah “Oh ya dari kemaren bercanda gojeki a2. Afin seneng ma temen sekelas, imel. Adik ma aldisha. Yang lain afin udh minta hp” (18 Jan 10 ’19.43)

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates