03 November 2011

Menuju TPA

Tahun ini rupanya menjadi titik kritis yang harus dihadapi bersama oleh anggota keluarga. Ada banyak hal yang perlu dipersiapkan supaya semuanya tetap baik-baik saja terutama mengenai kesehatan. Pergantian cuaca menandai kondisi yang tak menentu antara panas, mendung atau tiba-tiba hujan. Disisi lain, kegiatan sekolah dan bekerja cukup menyita waktu kami berlima sehingga harus diatur supaya tidak terguncang.

Pertama, paska belum dapatnya pengganti mbak ida jelas menguras energi seluruh penghuni rumah. Pekerjaan mama juga masih padat bahkan pernah menginap diluar kota sekali. Mas Afin jelang Ujian Nasional harus mempersiapkan diri baik mental maupun penguasaan materi. Tambahan jam pelajaran menjadi tuntutan mas Afin agar tidak ketinggalan. Papa mama yang awalnya keberatan akhirnya menyetujui.

Papa perlu sesekali mengerjakan sesuatu yang diorder oleh om Pai, terutama 3 bulan ini sehingga butuh waktu tersendiri. Mbak Alma meski hasil test masih bagus, rupanya try out yang mendadak menjadikan hasilnya kurang bagus. Dia terlempar dari jajaran 30 besar di kelas V dan masuk kelas B untuk les. Hal ini membuat kekecewaan mendalam bagi kami semua namun mbak Alma harus bangkit.

Papa mama mendorong agar mbak Alma kembali belajar serius.
Beberapa kondisi itu mengakibatkan dik Adhan harus segera menyesuaikan. Sebelum ada pilihan ideal yaitu mendapatkan pengasuh baru, akhirnya dik Adhan dititipkan di penitipan anak. Kami semua tidak menghendaki namun keputusan ini harus diambil agar kondisi tetap terjaga dengan baik.

Sejak hari kemaren dik Adhan "bersekolah" di TPA Balita Harapan Pajang. Disana ada 15an anak mulai 8 bl hingga 3 atau 4 tahun.
Hari pertama, merupakan hari penyesuaian. Pertama ditinggal udah jelas menangis namun ketika dijenguk mama pukul 09.30 rupanya mau maen bersama teman-temannya sambil teriak. Siang pukul 13.00 papa sudah menjemputnya dan waktu itu dia sedang berdiri di samping tempat tidur sambil menangis.

Dilihat dari raut mukanya, dia menangis karena lelah.
Berdasar info pengasuh, rupanya waktu tidur bersama pukul 10.00 dik Adhan tidak bisa tidur pulas. Hanya liar lier dan mudah terbangun bila ada suara-suara. Maklumlah dirumah sepi jadi bisa lebih nyenyak. Makan juga masih sedikit meski akhirnya diimbangi sama roti. Kata para pengasuh, dia sudah mulai mau jalan sendiri antar tempat tidur.

Ah syukurlah dia mau bolak-balik sendiri.
Beberapa anak jam segitu sudah ada yang dimandikan namun dik Adhan belum dimandikan. Masih siang betul itu. Papa pun membawanya pulang ke rumah dan berniat menyuapi karena tadi makannya sedikit. Eh masih nangis saja sehingga digendongnya dik Adhan dan tak sampai 5 menit langsung pulas. Nampaknya lelah dan rasa kantuk menyerang hebat sehingga bangun pukul 13.15 saat mbak Alma dan mama sudah dirumah.

Kita semua tidak tega dik Adhan dititipkan namun belum ada solusi yang tepat mengatasi semua ini. Apalagi seminggu ini mas Afin hari Senin, Rabu dan Jum'at pulang hingga pukul 18.00. Papa harus bolak balik antar jemput mbak Alma dan mas Afin. Yang utama perlu dijaga papa mama yakni kondisi kesehatan anak-anak kemudian kondisi psikologis mereka supaya kesulitan ini tidak mengganggu perkembangan mereka kelak.


Maafkan papa mama bila belum menjadi orang tua yang super baik. Masih ada banyak kekurangan meski kami terus berusaha. Doa dan kemengertian kalian adalah hadiah bagi papa mama dan semangat dalam bekerja. Semoga kedepan kita semua dapat menghadapi dengan lebih baik.

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates