12 Juli 2012

MTsN Jadi Sekolah Lanjutan Mas Afin

Banyak hal yang dipertimbangkan, mau masuk ke sekolah mana saat mas Afin selesai pengumuman UN nya. Sejak papa melakukan pendalaman atas beberapa sekolah menengah pertama, ada beberapa yang menarik untuk keberlanjutan sekolah. Namun sayangnya soal biaya yang sungguh tidak manusiawi. Tidak hanya biaya masuk namun juga SPP bulanan yang cukup besar. Bila diterima, uang gedung mencapai Rp 7,9 juta dan SPP bulanan Rp 500 ribu.

Meskipun mendapat makan siang, kelas AC, 3 guru tiap kelas, model moving class, 20 anak tiap kelas namun tetap menjadi pikiran. Sebab tahun depan mbak Alma juga akan masuk SMP. Pilihan kedua, mas Afin di pondok pesantren. Kualitas sekolah SMPnya memang tidak cukup mentereng tetapi papa tergiur model dwi bahasa dalam kesehariannya. Kelebihan lain jarak dekat, jum'at bisa pulang, bulanan Rp 400ribu komplit,

Yang jelas dari beberapa pilihan, dasarnya pendidikan agama yang didapatkan selama di SD DJI tidak hilang begitu saja. Pupuk yang sudah terserap tanaman ya harus tetap diberikan supaya tanaman tetap subur. Kalau harus ke sekolah negeri umum, papa mama takutnya akan banyak pembelajaran yang hilang. Apalagi mas afin benar-benar suka pelajaran agama. Banyak keunggulannya dibidang Al Quran, Bahasa Arab maupun hafalan. Sayangkan kalau dibuang percuma.

Setelah berembug dengan mas Afin, rupanya untuk melanjutkan ke pondok pesantren dia tidak mau dengan alasan terkekang. Pengalaman pesantren kilat di sekolah dulu dianggap itulah kejadian sebenarnya di pondok pesantren. Meski sudah dijelaskan dan bersama-sama menuju ponpes yang dituju, mas Afin tetap tidak mau. Akhirnya pilihan jatuh ke MTsN 1 yang memenuhi syarat atau kriteria sekolah lanjutan bagi mas Afin. Awalnya mama ragu, apakah pasca MTsN bisa lanjut ke SMA atau SMK?

Ya tentu bisa saja lha wong sebenarnya itu SMP juga cuma dikelola oleh Kemenag dan pelajaran agama tidak hanya agama Islam namun diurai secara spesifik. Kebetulan SMP Negeri yang terdekat dari rumah persaingan pendaftar luar kota cukup ketat. Dengan hasil UN 26,15 harusnya sudah bisa merasa aman untuk sekolah dimanapun, rupanya banyak juga yang meraih nilai sama. Bahkan di Jurnal hari terakhir nilai UN mas Afin tidak masuk di SMP 2, SMP 3 dan SMP 9.

Tidak apalah, yang penting kesempatan sekolah di MTsN harus dimanfaatkan sebaik-baiknya meraih prestasi. Berdasarkan ranking UN yang mendaftar, mas Afin berada di posisi 25 dari sekitar 300an pendaftar. Dan yang dinyatakan diterima 150 anak berdasarkan hasil UN dan test masuk, posisi mas Afin ada di peringkat 20. Prestasi ini setidaknya dipertahankan bahkan bila perlu ditingkatkan karena potensi yang dimiliki masih besar.

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates