03 September 2012

Tampilan Baru Gubuk Cinta

Akhirnya semua tuntas membenahi bagian depan tempat tinggal kami. Lebih dari sebulan atau 40 hari tepatnya kami harus bertoleransi dengan debu, suara dan barang teronggok disana sini. Cukup merepotkan dan melelahkan bagi kami semua. Banyak penyesuaian disana sini dan serba tak nyaman. Termasuk saat kusen jendela depan diganti.

Jelang malam papa harus merangkai kabel untuk lampu dan memasang backdrop guna menutupi jendela yang kosong melompong. Namanya juga rumah kecil jadi tiap petang setelah pak tukang selesai bekerja, kami berbagi tugas membenahi beberapa barang yang tersebar. Ada yang nyapu depan, dalam rumah, mengepel, menata barang bahkan menjaga adik.

Tempat Kami Istirahat
Bila pagi tiba, barang-barang pak tukang kami siapkan agar waktu kerjanya efektif, tidak habis mencari barang-barangnya. Beberapa tempat didesign ulang untuk meluaskan ruang tengah sebagai tempat berkumpul. Tempat penyimpanan barang ada yang diganti dan dibawa ke tempat simbah klaten. Ada juga yang kami pesankan barang baru yang tak memakan tempat.

Misalnya lemari buku bacaan diganti dengan lemari kaca yang masuk kedinding menggantikan jendela. Alhamdulillah fungsi pencahayaannya tetap dan berguna menyimpan ratusan buku milik mama, mas Afin ataupun mbak Alma. Rak sepatu juga dibuat menjulang tinggi dengan hanya 2 tempat tiap shaffnya. Meski letaknya masih ditempat semua namun penataan ini mampu membuat kesan ruangan jadi lebih lebar dan lega.

Ruang tamu yang awalnya tak ada meja kursi, didesign mama untuk ditempatkan kursi namun menyesuaikan ruangan yang sempit. Misalnya bawah meja tamu bisa untuk menyimpan 2 kursi tamu sehingga tidak memakan tempat. Di bawah kursi juga dibuat tempat longgar agar dapat dijadikan tempat menyimpan barang.

Meski kusen belum diplitur sebab papa mama lagi cupet duit, Alhamdulillah sudah cukup banyak berubah dan terkesan lebih luas. Fungsi pergantian udara juga tidak terganggu alias masih silir. Tampak depan bagi beberapa orang juga benar-benar beda. Pekerja asuransi, bulek dan simbah, teman papa sampai tidak menyangka itu rumah kami.

Sebenarnya bukan soal tampilan yang kami inginkan tetapi hati dan jiwa kami merasa betah disana. Kenyamanan dan kerukunan didalam rumah adalah faktor terpenting kami betah mendiami. Kondisi fisik rumah meski kecil tetap berpengaruh bagi kami yang mendiami.

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates