13 November 2012

Saat Sore Bagi Dik Adhan

Suasana sekitar rumah makin familiar dengan si kecil, Adhan. Beberapa tetangga pun sangat dihapalnya dan tidak takut mendekat. Ungkapan pakde bude pun lancar dilafalkan. Mengerti juga kalau cowok ya dipanggil pakde dan yang cewek dipanggil bude. Kalau keluar rumah pun sekarang tidak harus bersepatu alias nyeker juga terbiasa.

Awalnya terlihat risih namun kini sudah menjadi kebiasaan. Untungnya anak-anak tidak ada yang suka nggeblas sendirian tanpa pamit. Makanya meski pagar dibuka ya paling diseputar pagar saja. Pagi atau sore hari menanti orang-orang lewat. Memanggil pakde, buda atau dada (melambai tangan), atau teriak-teriak. Emang pernah melempar kerikil pada anak yang lewat naik sepeda dan terpaksa papa peringatkan.

Masih sulit membedakan melempar untuk bermain dan melempar yang bisa membahayakan orang lain. Jadi harus didampingi supaya faham atas apa yang dilakukannya. Kadang bila jalan-jalan, dia berlari kecil mendahului yang ajak jalan. Ceria sekali bila bermain diluar atau kadang nemeni mas Afin dan mbak Alma bermain badminton dengan papa.

Biasanya mama menemaninya dengan duduk terutama sore hari. Yang paling disukai kalau ada mbak Siva, pasti manggil-manggil "mbak pipaaaaa" dengan suara menggemaskan. Maka papa sering meminta memanggil namanya lagi. Bude Wandi kalau lewat atau keluar rumah dan pas lihat ada dik Adhan pasti dipanggilnya juga. Ya syukurlah keberanian mulai terlihat dan bertambah saja.

Kebetulan teman yang hampir sebaya cuma satu, dik Azam. Sesekali bertemu dan mengajak bermain bersama. Tidak faham juga apa yang mereka perbincangkan tetapi sepertinya klop. Kalau ke rumah dik Azam, ya dicarinya dia sampai masuk ke rumahnya. Tumbuhlah besar anakku, dan ramahlah pada orang-orang akan menularkan kebahagiaan.

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates