26 Juni 2013

Persami Kedua Mas Afin

Pada hari Sabtu - Senin/22 - 24 Juni mas Afin mengikuti kegiatan perkemahan Persami MTSN 1 Surakarta. Ini perkemahan kedua kalinya yang diikuti setelah pada saat SD sempat diikutinya. Kegiatan bersifat wajib sehingga setiap siswa harus mengikuti. Kebetulan kegiatan dilaksanakan di daerah pelosok di Kabupaten Boyolali tepatnya di desa Kenteng Ngemplak Boyolali. Pagi hari papa mengantarkan mas Afin ke lokasi yang cukup jauh.

Bagi mama papa, ini kesempatan mas Afin belajar pada lingkungan yang jauh dari kota. Meski diketahui bahwa tidak banyak pembelajaran secara mandiri yang selama ini dilakukan. Awalnya mas berpesan untuk tidak usah ditengok namun apa daya, rasa hati tak kuat sehingga pada Minggu malam mama dan papa menengok sembari membawa beberapa makanan kecil. Ditenda yang katanya diisi 14 anak, tentu terlihat sempit. Sisi positifnya, bila malam tiba kami tak merasa khawatir mas Afin kedinginan.

Dari cerita mas, ada 2 hal yang berkesan yakni uji nyali serta prosesi rencana pindah perkemahan. Saat Minggu malam semua siswa dikumpulkan di lapangan pukul 23.00. Ternyata mas Afin terpilih untuk mengikuti kegiatan uji nyali. Sempat masuk di 3 kuburan yang menjadi rute. Alhamdulillah meski ditakut-takuti berbagai bentuk makhluk halus mas Afin tenang saja. "Soalnya keliatan banget kalau barang itu jadi-jadian" cerita mas.

Pada makam yang bertama ditakut-takuti sejenis makhluk halus dan mas lolos. Kebetulan di makam kedua, ketahuan tak bawa kartu identitas sehingga diminta mencari nisan dengan nama serta "bin" siapanya. Meski ada cahaya rembulan cukup terang mas Afin kesulitan mencarinya. Sementara teman satunya sudah menemukan dan melanjutkan perjalanan. Pembina yang mengetahui mas kesulitan, meminta untuk melanjutkan perjalanan.

Di makam ketiga, mas diminta menanyakan nama 2 pembina di posko sebelumnya. Akhirnya mas Afin kembali lagi ke makam kedua. Ditengah jalan bertemu Fariz, temannya saat SD. Mereka berdua kemudian menuju ke posko sebelumnya. Setelah selesai tugas, mereka diminta duduk bersila dan mata ditutup dengan hasduk. Disitu dilakukan tausiah kakak pembina tentang pentingnya "mendengar" dan "patuh" pada orang tua.

Esoknya seluruh siswa diminta segera memberesi perkemahan dan pindah lokasi. Kelelahan yang mendera membuat mas terlambat beres-beres. Bersama salah satu temannya, mereka berjalan gontai menyusuri jalan dan bertemu salah satu guru. Saat itu belum jauh meninggalkan lapangan kenteng diberitahu bahwa ga jadi pindah lokasi. Bahagialah mas Afin sementara teman-teman lain bahkan ada yang sudah sampai lokasi baru. Pengalaman yang akan berkesan hingga besar nanti.

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates