07 Februari 2014

Kami Was-Was Mbak Alma

Siang tadi tiba-tiba sms masuk dari nomor tak dikenal. Rupanya mbak Alma pamit pulang telat nengok temannya yang sakit. Hingga pukul 16.30 belum sampai rumah. Papa mencoba sms dan nelp nomor yang dipakai mbak Alma tidak dibalas dan direspon. Tentu saja hal ini membuat gelisah. Bagaimana mau mencari kalau rumah anak yang sakit tidak tahu?

Jelang pukul 17.00 mbak pulang sembari terisak. Tentu papa kaget apalagi tangannya belepotan oli dan wajahnya kusut masai. Khawatirnya papa ada kejadian apa namun dilihat sepedanya koq ga ada yang aneh atau rusak. Saat ditanya, justru nadanya makin tinggi dan bicaranya serba emosi. Rupanya rantai sempat lepas saat gronjalan.


Sebelum mbak sampe rumah, papa telpon temannya mbak dan diberi tahu sudah pulang dari nengok teman. Sayangnya dia tidak tahu nengok di daerah mana sehingga tidak mungkin mencarinya. Menurut mbak Alma, tadi nengok di Nusukan dan pulang melalui Banyuanyar diantar temannya. Ada 17 anak dan mereka semua bersepeda.

Papa berpesan agar lain kali tidak usah ikut atau pilihannya tinggalin sepeda di sekolah. Biar pulangnya dijemput papa. Bisa juga sepeda dititipin dirumah temannya untuk diambil pada hari sabtu. Nah berhubung semua sampai sore, teman-teman mbak Alma juga pada dinasehati orang tuanya. Malah ada yang jatuh namun masih dinasehati juga.

Nak, kami sungguh agak was-was bila kalian pulang terlalu sore. Kan bisa nengok hari minggu janjian dimana. Kalau naik sepeda apalagi kearah timur ya makin jauh. Bukannya sudah sekolah itu sangat lelah dan perlu istirahat. Papa sampai ga berani cerita pada mama kalau mbak Alma belum pulang tadi. Takut mama lebih khawatir. Untung semua baik-baik saja.

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates