11 Juli 2016

Belajar Sepeda

Bertemu saudara sepupu cuma sebentar sebab Naya esok harinya sudah harus perjalanan ke Brebes. Jadi ga banyak yang diperbinjangkan oleh dik Adhan. Esoknya juga bingung mau bermain apa. Awalnya mainan sepeda roda 4 namun papa melihat bila nekad dinaiki akan berbahaya sebab 2 roda kecilnya tidak stabil sehingga mudah ambruk.


Papa coba membetulkan namun posisinya selalu tidak pas. Kalau tidak terlalu tinggi dan membahayakan, ya posisi standar yang membuat adik tidak belajar naik sepeda. Akhirnya papa memutuskan untuk dilepas. Melihat caranya berkendara, papa cukup optimis adik bisa diajari naik sepeda roda 2 secepatnya.

Dik Adhanpun dipanggil dan diminta naik. Awalnya mewanti-wanti untuk memegangi sepeda supaya dia tidak terjatuh. Setelah 2 kali PP, papa diam-diam melepasnya tanpa sepengetahuannya. Akhirnya adikpun bersepeda dengan nyaman. Kesulitan yang beberapa hari kemudian dihadapinya yakni awal menggenjot.

Berkali-kali dik Adhan tidak cukup yakin dengan awal kayuhannya. Bahkan sempat terjatuh ketika posisi sepeda miring hampir menyenggol mobil di garasi. Untungnya mental cukup bagus, dia bangun lagi dan belajar.

Begitu sampai rumah di Solo, papa langsung melepas dua roda kecil di sepeda dik Adhan. Meski masih sama seperti ketika memakai sepeda dik Naya, dik Adhan tidak putus asa. Mencoba, mencoba dan mencoba lagi tanpa pernah mudah menyerah. Semangat yang tidak terlihat seperti ketika kedua kakaknya belajar sepeda.

Proses belajarnya relative cepat bahkan cuma 2 hari saja sudah berani dilepas sendiri. Dulu seingat papa kedua kakaknya 4-5 hari baru dilepas bersepeda sendiri. Alhamdulillah, lancer bersepeda dengan baik dan tanpa hambatan. Kini setiap ada yang keluar rumah, dik Adhan ingin ikut dengan memakai sepeda sendiri. Asyik kayaknya kalau dik Adhan ikut bersepeda bersama di Car Free Day.

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates