11 Maret 2011

Motor-Motor Kami


Memulai kehidupan berkeluarga langkah awal merencanakan keluarga yang bermanfaat bagi sesamanya. Memulai sesuatu dengan perjuangan dan susah payah itu hal lumrah apalagi dengan seadanya. Salah satunya motor sebagai alat transportasi. Pasca menikah tidak memiliki apa-apa. maka dari itu, direncanakanlah membeli motor.

Apa daya dana yang ada sangat pas-pasan sehingga meminta bantuan pakde untuk pengadaan. Meluncurlah ke Cilacap untuk mencari kuda besi dengan uang cuma Rp 800 ribu perak. Tentu harapannya dapat motor lumayan karena kami tak mengerti soal motor. Kenapa ke Cilacap? Karena ada pakde yang lebih tahu.

Dua hari disana dapatlah motor Suzuki Crystal warna hijau tua yang kliatannya seperti hitam. Itu motor pertama yang berhasil digaet tentu dengan bantuan tambahan pakde. Mana cukup tahun 1999 dapat motor dengan uang itu. Dari Cilacap motor ditunggangi menuju Solo. Selama perjalanan hujan deras menemani sehingga jas hujan yang dipakai robek-robek tertiup angin.

Setidaknya 2 tahun motor itu menemani hari-hari dan mas Afin sempat menikmatinya. Bahkan kami sempat membawa motor itu ke Pekalongan. Setelah 2 tahun motor itu kami ganti dengan Honda GL Pro yang keluaran tahun 1992 kalau tak salah. Sayangnya motor itu tak begitu bagus hingga sering mogok kalau hujan.

Tepat jelang mbak Alma lahir, papa terpaksa menuntun motor itu dari tugu lilin (rumah bersalin) hingga dekat perumahan. Karburator kotor dan tak ada bengkel buka karena masih jam 6 pagi. Mama pulang naik becak untuk ambil baju buat persalinan dan baju bagi bayi mbak Alma.

Pasca melahirkan, papa menuju Klaten membawa ari-ari mbak Alma memboncengkan mbah Uti Klaten. Ditengah jalan sempat ditabrak motor baru yang dikendarai anak smp. Tangan papa retak dan untungnya masih bisa mengendarai kembali hingga Solo. Setelah berpikir cukup matang, kami memutuskan ganti motor baru saja yang biayanya bisa lebih murah.

Beli bisa mahal namun perawatannya jauh lebih mudah dan murah. Tahun 2002, diambillah motor Suzuki Shogun yang saat itu sedang booming. Shogun itulah yang menemani selama lebih dari 9 tahun hingga sekarang. Dulu sempat mau diganti tetapi mama nggondeli soalnya sudah banyak sejarahnya.

Kini, motor itu masih setia bersama kami bahkan hingga dik Adhan hadir melengkapi kebahagiaan bersama. Meski cuma 1 motor, anak-anak tidak terlalu menuntut untuk ganti. mereka malah meminta ada motor baru karena sudah tidak muat untuk berlima. Berempat saja kalau pulang sekolah sudah tak muat.

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates