12 Januari 2014

Kerak Telor Pun Ada Di Sekaten

Entah tahun berapa terakhir kami berkunjung ke sekaten, waktu itu mas Afin dan mbak Alma masih kecil dan tidak banyak permainan yang disukai anak. Maklum kebanyakan permainan itu berjenis ketangkasan, agak berbau judi atau untuk remaja. Kalau untuk anak-anak ya semacam komedi putar. Pilihan lain ya pertunjukan dangdut.

Sungguh gelaran yang sentuhan budayanya cukup jauh dari maksud penyelenggaraan sebagai peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW. Tapi tak ada salahnya kami mencoba berkunjung kembali, siapa tahu ada perubahan. Apalagi dik Adhan sudah mulai besar. Siapa tahu ada permainan yang bisa dinikmati. Waktu kesana ternyata cukup banyak permainan baru.


Baik bagi balita maupun bagi anak-anak serta para remaja. Karuan saja dik Adhan langsung mau bermain memancing dan mandi bola. Dengan ditemani mbak Alma, dik Adhan cukup betah memancing apalagi mudah sekali mendapat ikan. Nah giliran mbak Alma pengen naik kapal ayun, mama papa tidak ada yang mau menemani. "serem" ujar papa.

Lain hari mas Afin ikut dan mengayun dalam kapal. Keduanya tak seperti penumpang lain yang lantang berteriak. Mas Afin senyum-senyum sedangkan mbak Alma kadang memejam mata dan tertunduk. "Hatiku ser-seran pah. Tapi lama kelamaan ya biasa" tutur mbak Alma setelah turun. Masih ada permainan lain namun mereka tidak tertarik seperti kereta kelinci, tong setan, kapal air dan lain sebagainya.

Jelang pulang mama membeli kerak telor yang harganya Rp 10.000 dengan menunggu agak lama. Maklum antri padahal ditempat lain sepi. Saat dirumah dikonsumsi sepertinya tidak ada yang cukup suka. Rasanya biasa saja.

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates