31 Juli 2014

Naik Kereta Api Lebaran Kali Ini

Moment lebaran atau Idul Fitri memang merupakan peristiwa yang penting bagi kami. Itulah dimana masa-masa kami harus bersilaturahmi tidak hanya sama mbah namun juga pada saudara yang lain. Hanya tantangannya kalau silaturahmi ke mbah Pekalongan. Maklum saat lebaran berkendara umum tidak mudah apalagi naik mobil.

Mobilnya sih bisa dapat mudah karena pinjam punya om Febi, namun perjalanannya yang kadang dilalui tidak mudah. Bukan hanya macet, perjalanan harus malam agar cuaca tidak panas dan mbak Alma tidak teler karena muntah beberapa kali.


Lebaran ini, mobil sih ada hanya mama mempertimbangkan macet, mbak Alma dan kasihan mbah yang harus menempuh perjalanan jauh. Akhirnya kami mencoba naik kereta api yang agak gambling untuk jurusan pekalongan. Sebab bisa jadi tiket keburu habis dan kami harus menunggu pemberangkatan berikutnya. Belum lagi berangkat dari Solo habis subuh tepat, otomatis persiapan harus dari jam 04.00.

Untuk jurusan Semarang, kami tidak kesulitan mendapat tiket dan perjalanan lancar saja. Begitu sampai Semarang, mama turun duluan dan antri di loket. Papa bareng anak-anak keluar stasiun. Lantas antrian mama diganti papa. Dari data sementara kursi tinggal 20an padahal antrian masih banyak. Kereta berikutnya setelah Kaligung yaitu Pekalongan Express berangkat pukul 10.00.

Tak apalah yang penting tidak terlalu lama toh saat itu sudah pukul 08.20 menit. Rupanya ada yang memberi tahu bahwa ada tambahan gerbong sehingga kami masih dapat tiket Kaligung pukul 09.05. Setelah duduk, ada insiden kecil. Salah satu dari kami mendapat kursi terpisah, maksud papa ya berdesakan sedikit ga apa-apa. Tapi mas Afin dan mbak Alma tidak mau.

Papa terpaksa meminta jatah kursi ke orang lain namun orang itu (A) tidak mau karena jatah dia dipakai orang lain lagi (B) kebetulan bersebelahan. Si B beralasan tempat duduknya yang agak jauh dari situ dipake orang lain lagi dan sudah tanya pada petugas apakah sesuai nomor, dijawab seadanya. Otomatis terjadi keributan kecil.

Anak si B merasa malu dan mengajak ibunya pindah. Eh begitu sudah pindah, rupanya disebelah mama ada kursi yang kosong yang batal ditempati. Papa ga mau pindah kesana karena sudah kelewat mengusir orang. Mbak Alma ditegur papa agar lain waktu mau bersabar sehingga tidak terjadi yang kelewat mengusir orang apalagi jaraknya cuma dekat.

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates