18 Juli 2015

Silaturrahim Ke Saudara



Salah satu tradisi lebaran yang patut dijaga yakni silaturrahmi ke rumah saudara. Berhubung saudara papah dim bah pekalongan cuma 1 yakni bulek Ucik, maka lebaran diisi silaturrahim ke rumah mbah adik atau kakaknya mbah Hirum. Wah keluarga mereka banyak dan untung lokasi ga begitu jauh. Jadi bisa berkunjung dalam sehari bisa kelar.

Susah sih menghafalnya, maklum wong ketemu cuma setahun sekali. Bisa jadi kelewat lupa. Nah kami berkunjung ke rumah saudara mbah setelah dhuhur. Sehabis makan siang. Sebelum siang, orang silih berganti datang ke rumah mbah, ya tetangga. Bersalaman, mengucap mohon maaf langsung pamit.

Lebaran 1436 H ini awalnya kami ke rumah mbah Fah. Ada bude Ida, pakde Bilal kemudian turut keluar Bude Rini. Setelah ngobrol, kami pamit dan menuju rumah Mbah Oh. Disana cucunya juga banyak, ada beberapa pakde sama bude juga.

Kemudian menuju rumah Mbah Makmuriah, ehmm simbahnya Amar. Tapi amarnya nggak ada, katanya berlebaran di Kendal. Setelah itu kami yang naik kendaraan ada 3 menuju ke kedungwuni. Sebuah pengalaman menyenangkan karena kami melewati jembatan darurat, harus antri. Sebutan disana jembatan sesek. Dik Adhan suka sekali melewati jembatan ini sebab suaranya seperti lewat di rel kereta.

Di tempat mbah Sri cuma ada om Arief, soalnya om Didiek tidur baru datang katanya. Sedang bulek Ika masih berlebaran di Salatiga. Kami melanjutkan perjalanan ke mbah Did. Beliau masih sendirian dirumahnya karena 2 anaknya yaitu Pakde Iwan dan Pakde Luluk baru besok datang.

Kami kemudian pulang dan kembali melewati jembatan sesek setelah antri. Agak ngeri-ngeri gimana gitu yah lewat jembatan itu.

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates